Home / Romansa / Istri Yang Terbuang / Bab 7 - APA? HAMIL?!

Share

Bab 7 - APA? HAMIL?!

Author: Babychiee
last update Last Updated: 2023-11-10 19:30:41

Satu bulan berlalu.

Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah.

Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu.

"Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah.

"Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat.

"Kamu baru saja pulang loh, Mas,"

"Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas.

"Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?"

"Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah.

Pekerjaanlah yang menjaditamengnya. Ia menganggap Vhena tidak paham mengenai bisnis. Vhena mencegahnya, akan tetapi lelaki itu berjalan cepat dan langsung masuk ke dalam mobil. Mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga membuat Vhena tidak bisa berbuat apapun.

"Kenapa sekarang kamu berubah, Mas?" gumam Vhena. Ia menitikan air mata lantaran sedih melihat suaminya yang tak sehangat dulu.

Vhena kembali ke kamar. Ia menatap bingkai foto yang ada di nakas. Fotonya bersama sang suami sedang bertatapan dan tersenyum lebar memakai gaun pengantin. Saat itu mereka sangat bahagia. Vhena teringat masa-masa diawal pernikahan mereka. Yuda sangat menyayangi dan mengasihinya. Tanpa sadar, bulir bening menetes mengenai kaca pada bingkai foto tersebut.

Vhena mengusapnya dengan lembut. "Mas Yuda, ada masalah apa dengan hubungan ini? Ada masalah apa denganku hingga sekarang kau bersikap seolah tak membutuhkanku lagi."

***

Vhena terbangun dari tidurnya. Kini ia sudah terbiasa bangun tidur tanpa ada suaminya. Ia langsung beranjak bangkit untuk membersihkan diri. Setelah menyiapkan makanan, Vhena berniat untuk mengirimkan bekal pada Yuda.

Vhena tidak akan tega jika ia bisa makan enak, tapi suaminya di luar sana bekerja keras hingga jarang pulang, entah makan atau belum. Vhena hanya ingin tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri meskipun dari kejauhan.

"Mas, tolong antarkan ke kantor ya. Seperti biasanya, untuk Mas Yuda." Vhena menitipkan bekal makanan untuk Yuda kepada driver langganan.

"Baik, Mbak Vhena. Pesanan akan mendarat dengan aman," balas driver.

Kurir itu mengendarai motornya sambil bersolek, serasa hari itu ia mendapatkan banyak orderan. Beberapa saat kemudian ia akhirnya sampai dan langsung mendapati Hasan di sana, tidak memakai seragam.

"Haih .. Bekal untuk pak Yuda lagi?" tanya Hasan yang sudah hapal dengan kurir driver tersebut.

"Betul, apa pak Yudanya ada?" jawab kurir kemudian bertanya.

"Kau tidak lihat kantor sedang tutup?" tanya Hasan.

"Kau ini kenapa sih, datang disaat kantor tutup dengan berdalih bekal untuk pak Yuda?" imbuhnya kesal, lantaran kurir driver tersebut mengantarkan bekal makanan lebih sering pada saat kantor tutup.

"Loh, maaf saya hanya mengirim pesanan dari Mbak Vhena, Pak," jawab kurir heran.

"Sudah, bawa saja kembali bekal itu pada Bu Vhena. Saya juga ingin pulang, ke sini hanya untuk mengecek saja," ujar Hasan kemudian pergi mengendarai motornya.

Seperti biasa driver tersebut menelpon Vhena. Akan tetapi kali ini tidak diangkat. Langsung saja ia berniat untuk mengantarkan kembali ke rumah Vhena.

*

Sementara dilain sisi. Vhena kini sedang mengendarai motornya seorang diri. Bosan karena terlalu sering berada di rumah, ia berniat untuk mengunjungi rumah orang tuanya. Tapi di perjalanan tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Hampir saja dirinya terhutung jatuh dari motor, dengan cepat Vhena menepikan motornya dan beristirahat duduk di trotoar jalan. Vhena memijat kedua dahinya dengan perlahan, berharap rasa pusingnya mereda.

"Mbak, ada apa?" tiba-tiba Vhena mendengar suara seorang laki-laki yang memanggilnya. Dengan spontan ia pun mendongakkan kepalanya. Ada rasa sedikit kaget kala ia melihat laki-laki yang tidak asing, yaitu kurir driver langganannya.

"Loh, Mbak Vhena. Mbak kenapa?" tanya kurir.

"Enggak, saya cuma sedikit pusing saja." Vhena menjawab sambil berusaha berdiri. Tetapi rasa pusingnya membuat kepalanya sedikit berputar dan keseimbangan tubuhnya berkurang.

Kurir tersebut dengan sigap menangkap tubuh Vhena yang hampir saja terjatuh. "Maaf," ujar kurir itu karena merasa tidak enak. Vhena hanya tersenyum simpul.

"Apa perlu saya antar ke rumah sakit?" tanya kurir.

"Tidak usah. Oh iya, bagaimana bekal suami saya tadi? Apakah sudah sampai kantor?" jawab Vhena kemudian bertanya.

"Oh, ini bekalnya, Mbak. Mohon maaf, pak Hasan bilang kantor tutup. Beliau bahkan tidak memakai seragamnya, tadi juga hendak pulang," kurir menjelaskan sembari mengembalikan bekal tersebut pada Vhena.

Vhena tampak sedih. Ia menerima pengembalian bekal tersebut dengan berat hati. Ini kali pertamanya kurir itu mengembalikan bekal suaminya. Akan tetapi, ini bukan pertama kalinya kurir tersebut terkecoh dengan tutupnya kantor, padahal Yuda sudah berpamitan untuk bekerja.

Entah pekerjaan apa yang sebenarnya Yuda kerjakan, dan dimana ia bekerja. Kenapa kantornya kini menjadi sering tutup. "Ya sudah, kalau begitu terimakasih banyak," ujar Vhena.

"Namaku Fikri," kurir tersebut memperkenalkan namanya dengan mengulurkan tangan. Vhena hanya tersenyum.

Vhena kembali menaiki motornya dan hendak melanjutkan perjalanan ke rumah orang tuanya. Tetapi, kepalanya kembali terasa pusing dan berputar. Kurir itu lantas kembali membantunya. "Mbak maaf, apa perlu saya antarkan pulang saja?" tawar kurir.

"VHENA!" suara bariton tiba-tiba terdengar kencang dibarengi dengan suara pintu mobil yang ditutup kencang. Vhena dan kurir itu pun spontan menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan.

"Mas Yuda," gumam Vhena lirih, tapi masih bisa terdengar oleh kurir disampingnya. Kurir itu langsung melepaskan tangannya yang menopang tubuh Vhena saat mendengar gumaman lirih itu. "Maaf," ujarnya.

"KURANGAJAR!" Yuda langsung mengamuk, memberikan bogem mentah kepada kurir yang tidak bersalah itu.

"Mas, hentikan!" teriak Vhena.

Vhena berusaha memisahkan dua lelaki yang sedang bergelut, tapi Yuda tidak lekas menghentikan tangannya yang semakin melukai wajah Fikri. Lelaki yang berstatus sebagai kurir driver tersebut tidak melakukan perlawanan. Tanpa mereka sadari, Vhena tiba-tiba saja jatuh pingsan akibat rasa pusingnya yang semakin menjadi.

"VHENA!" pekik Yuda yang menyadari Vhena sudah pingsan di belakangnya. Gegas Yuda membawa sang istri ke dalam mobil dan meninggalkan Fikri beserta motor Vhena di sana.

*

Di IGD, Vhena sedang ditangani oleh dokter. Yuda menunggu sambil duduk di kursi besi yang ada di depan ruang IGD tersebut. Ponselnya berulang kali berdering. Gundiknya senang sekali menganggunya, meminta seluruh waktu Yuda untuknya. Karena kesal Yuda lantas menjawab panggilan yang terus terulang itu.

"Ada apa, Jheni?" tanya Yuda dengan nada gusar, melewati panggilan telepon.

"Mas, bisa tidak kau tidak marah-marah? Nanti malam kita lanjutkan lagi," ujar Jheni.

"Istriku sedang di rumah sakit. Kau jangan mengganggu ku dulu. Masalah tadi kita bahas nanti setelah aku tahu keadaan Vhena," ucap Yuda. Panggilan pun dimatikan secara sepihak.

Sementara dilain sisi, Jheni bergumam "Menyusahkan saja wanita itu. Pakai acara sakit segala." Di IGD dokter memanggil Yuda dan memberitahu kondisi Vhena.

"Anda suaminya?" tanya dokter.

"Betul. Bagaimana kondisi istri saya? Dia sakit apa?" tanya Yuda yang sedikit terlihat panik.

"Istri anda tidak sakit. Dia sedang hamil,"

"APA? HAMIL?!"

Related chapters

  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

    Last Updated : 2023-11-17
  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

    Last Updated : 2023-09-19
  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

    Last Updated : 2023-09-19
  • Istri Yang Terbuang   Bab 3 Penghianatan

    Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya. "Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena. "Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda. "Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan. "Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda. "Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya. Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka. Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa bara

    Last Updated : 2023-10-05
  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

    Last Updated : 2023-10-08
  • Istri Yang Terbuang   Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

    "Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot. Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya. "Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya. "Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas. "Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya. "Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung. Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu ter

    Last Updated : 2023-10-08
  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

    Last Updated : 2023-10-21

Latest chapter

  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

  • Istri Yang Terbuang   Bab 7 - APA? HAMIL?!

    Satu bulan berlalu. Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah. Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu. "Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah. "Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat. "Kamu baru saja pulang loh, Mas," "Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas. "Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?" "Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah. Peker

  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

  • Istri Yang Terbuang   Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

    "Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot. Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya. "Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya. "Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas. "Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya. "Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung. Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu ter

  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

  • Istri Yang Terbuang   Bab 3 Penghianatan

    Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya. "Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena. "Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda. "Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan. "Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda. "Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya. Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka. Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa bara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

DMCA.com Protection Status