Beranda / Romansa / Istri Yang Terbuang / Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

Share

Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

Penulis: Babychiee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot.

Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya.

"Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya.

"Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas.

"Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya.

"Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung.

Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu terduduk lemas di lantai. Bulir bening mulai jatuh dan menetes ke lantai rumahnya. Vhena berusaha mencerna apa maksud dari perkataan wanita barusan.

Rasanya seperti tertusuk lima puluh pedang di hatinya. Mengapa Yuda mampu menghianatinya. "Mas Yuda, kenapa kamu tega, Mas?!"

"Kenapa kamu jahat, Mas?!"

"Baru semalam kita bicara soal kehamilan. Tapi kenapa sekarang datang seorang wanita hamil yang mengaku hamil anakmu, Mas?"

"Apa yang sudah kamu lakukan, Mas?"

***

Hari sudah malam. Yuda sudah pulang dari kantor. Sementara Jheny berjalan menuju rooftop seorang diri melewati tangga darurat.

"Gimana?" bisik Jheny pada seorang wanita asing yang tengah hamil besar.

"Beres. Mungkin setelah ini Vhena akan meminta cerai dari Mas Yuda," jawab wanita hamil yang ternyata bernama Milla.

"Pintar sekali. Ini sisa bayaran mu. Pulanglah, kasihan bayi mu," ucap Jheny dengan memberikan sebuah amplop coklat pada Milla.

***

"Sayang, aku pulang!" teriak Yuda dengan berjalan masuk ke rumah sambil memanggil-manggil sang istri. Tetapi tidak ada jawaban.

"Sayang!" panggil Yuda lagi. Lelaki itu mencari Vhena ke dapur, ke ruang keluarga, ke halaman belakang tapi Vhena tidak ada.

"Kamu di mana, Vhena? Tidak biasanya kamu tidak menyambut kepulangan ku," gumam Yuda. Lelaki itu memutuskan untuk mengeceknya ke kamar.

"Sayang," panggilnya lagi dengan suara lembut.

Namun kosong.

Ranjangnya berantakan. Yuda mengerutkan alisnya tatkala melihat isi kamar dan istrinya yang benar-benar tidak seperti biasanya.

"Sayang kamu di mana, sih?" Yuda pun memutuskan untuk membuka toilet.

"VHENA!" pekiknya kaget ketika melihat Vhena terbujur lemas di bawah guyuran shower kamar mandi.

Gegas Yuda melepaskan jas dan sepatunya lalu mematikan shower dan menggendong Vhena ke ranjang.

"What happen, Baby?" tanya Yuda.

Lelaki itu terlihat khawatir sambil memeluk tubuh Vhena yang basah kuyup. Yuda terus mengusap rambut Vhena yang sangat basah itu.

"Say to me, Baby. Apa yang terjadi?" lanjut Yuda.

"Harusnya aku yang bertanya, Mas!" ketus Vhena.

"Ada apa, Sayang?" tanya Yuda.

"Siapa wanita yang sudah kau hamili itu?" tanya Vhena dengan tatapan tajam penuh selidik.

"Wa-wanita hamil?"

"Who is she?"

"Aku tidak pernah menghamili wanita lain, sayang." Yuda terperangah kaget mendengar pertanyaan Vhena.

"Jawab saja, jawab sejujur-jujurnya, Mas!" tegas Vhena.

"Demi Tuhan, aku tidak pernah menghamili siapa pun, Vhena. Aku ini suami mu!" ujar Yuda yang tak kalah tegasnya untuk meyakinkan Vhena.

"Tadi sore, ada wanita hamil datang ke sini dan mencari mu, Mas. Dia meminta pertanggungjawaban mu," jelas Vhena yang mulai mengecilkan suara.

"What! Wanita Hamil?" reaksi Yuda pun kaget setelah mendengar penjelasan dari Vhena dan dibalas anggukan olehnya.

"Aku akan pasang CCTV untuk berjaga-jaga jika wanita itu datang lagi, agar aku tahu siapa pelakunya," imbuh Yuda dengan memeluk erat Vhena.

***

"Morning, Mas," sapa Jheny dengan manja.

"Hari ini ada meeting untuk acara anniversary perusahaan kita, Mas," imbuh Jheny.

"Oh, oke," balas Yuda singkat.

"Kamu kenapa, Mas?" Jheny bertanya sembari menaiki meja kerja Yuda.

"Aku pusing. Banyak sekali berkas yang harus ku urus. Jam berapa meetingnya?" jelas Yuda sambil bertanya.

"Dua jam lagi. Kita masih punya waktu untuk bersenang-senang," goda Jheny. Ia lantas mengangkat salah satu kakinya ke atas kursi yang diduduki Yuda sehingga memperlihatkan bagian dalamnya.

"Oh, Baby. Ayolah, aku sedang pusing. Jangan sekarang," keluh Yuda geram.

"Dua puluh menit saja. Kau bersantailah, biar aku yang memuaskanmu," ujar Jheny sambil meraba dada bidang Yuda.

Yuda tetap fokus pada berkas yang ia kerjakan. Akan tetapi, belaian Jheny semakin membuat l*b*donya naik. Benda yang ada di bawah pun seketika mengeras dan membuyarkan fokusnya. Dan terjadilah hubungan terlarang.

***

Tok..tok..tok!

"Mas!"

Terdengar suara Vhena di iringi dengan ketukan pintu. Dua insan yang masih sibuk berc*nt* itu pun kalang kabut memakai pakaiannya.

"Jangan di toilet!" ujar Yuda mencegah Jheny untuk bersembunyi di toilet.

"Loh, kenapa, Mas?" tanya Jheny panik.

"Sudah lah, di sini saja." Yuda menyuruh Jheny untuk bersembunyi di bawah meja kantor dengan berjongkok.

"Yang benar saja kamu, Mas!"

Tok..tok..tok!

"Mas, buka dong!" teriak Vhena lagi sambil terus menggedor pintu.

"Iya-iya, Sayang. I'm coming," balas Yuda sambil menekan kepala Jheny agar menunduk.

Yuda membuka pintu. Ia melihat wajah jutek sang istri dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Sepertinya Vhena sudah kesal. Dua kali ia menemui suaminya dalam kondisi pintu ruangan yang terkunci, padahal sebelumnya tidak pernah.

"Kenapa kamu gak ngabarin aku dulu? Sini masuk," tanya Yuda sambil merangkul bahu Vhena dan mengajaknya masuk.

"Kamu tuh jangan kebiasaan deh, Mas. Ngunci pintu tujuannya biar apa coba?" tanya Vhena kesal.

"Ya..kata kamu kan ini ruangan pribadi kita. Wajar dong kalau aku kunci rapat-rapat," jawab Yuda beralasan. Vhena lantas berjalan menuju kursi kebanggaan Yuda.

"Em..kita duduk di sini saja," cegah Yuda dengan menyuruh Vhena untuk duduk di sofa saja.

"Memangnya kenapa, Mas? Kamu gak suka istrimu ini duduk di kursi besarmu itu?"

"Bukan begitu, Sayang,"

"Bukankah aku juga berhak untuk duduk di sana, Mas?"

"Iya boleh dong, Sayang. Tapi kita ngobrolnya di sini saja. Lebih leluasa bukan?" bujuk Yuda. Vhena hanya menurut. Tapi ia tetap tidak bisa menyembunyikan kecurigaannya.

Vhena mencurigai jika suaminya ada main dengan sekretaris barunya yaitu Jheny. Sebelum adanya Jheny di perusahaan mereka, Yuda tidak pernah mengunci pintu ruang pribadi mereka dengan alasan apapun.

Ditambah lagi dengan kedekatan dan tatapan Jheny jika menatap Yuda. Mereka sama-sama seorang wanita. Jadi, sangat paham dari bagaimana seorang wanita menatap seorang pria.

"Kamu di rumah gimana, Sayang? Bosan ya?" tanya Yuda.

"Ya bosan lah, Mas. Kan kamu sudah larang aku untuk bekerja,"

"Ini demi kebaikan kita. Kamu sendiri minum obat dan susu promilnya, kan?"

"Aku minum terus kok,"

"Pintar sekali istri aku." Yuda langsung mencium kening Vhena. Wanita itu pun lantas terpaku dengan benda berwarna merah yang terdapat di atas meja kerja Yuda.

"Eh, Mas. Bentar deh, itu apa ya?" Vhena langsung bangkit dan beranjak mendekat ke arah meja kantor. Yuda yang melihat pun sedikit panik.

"Ada apa sih, Sayang? Sudah di sini saja, itu bukan apa-apa kok," cegah Yuda.

Yuda juga melihat apa yang Vhena lihat. Benda panjang berukuran kecil dan berwarna merah milik semua wanita.

"Mas, ini lipstiknya siapa?" tanya Vhena sambil memegang lipstik merah tersebut.

Bab terkait

  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

  • Istri Yang Terbuang   Bab 7 - APA? HAMIL?!

    Satu bulan berlalu. Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah. Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu. "Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah. "Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat. "Kamu baru saja pulang loh, Mas," "Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas. "Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?" "Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah. Peker

  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 3 Penghianatan

    Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya. "Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena. "Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda. "Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan. "Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda. "Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya. Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka. Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa bara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

Bab terbaru

  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

  • Istri Yang Terbuang   Bab 7 - APA? HAMIL?!

    Satu bulan berlalu. Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah. Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu. "Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah. "Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat. "Kamu baru saja pulang loh, Mas," "Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas. "Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?" "Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah. Peker

  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

  • Istri Yang Terbuang   Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

    "Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot. Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya. "Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya. "Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas. "Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya. "Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung. Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu ter

  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

  • Istri Yang Terbuang   Bab 3 Penghianatan

    Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya. "Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena. "Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda. "Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan. "Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda. "Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya. Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka. Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa bara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

DMCA.com Protection Status