Beranda / Romansa / Istri Yang Terbuang / Bab 3 Penghianatan

Share

Bab 3 Penghianatan

Penulis: Babychiee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-05 20:04:58

Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya.

"Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena.

"Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda.

"Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan.

"Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda.

"Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya.

Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka.

Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa barang untuk di kirim ke luar kota.

Tok tok tok!

"Permisi, Mbak Vhena," seseorang datang dan mengetuk pintu.

"Mbak yang barusan ngechat, ya?" tanya Vhena memastikan.

"Betul, Mbak. Saya mau lihat-lihat aksesoris, nih," jawab wanita yang ingin membeli sesuatu di toko Vhena.

Semakin siang, toko yang berada di samping rumah semakin ramai pula orang yang datang untuk sekedar membeli baju maupun make up dan aksesoris lainnya yang Vhena jual.

Hari sudah semakin sore, toko sudah mulai tutup. Setelah mandi Vhena menghubungi Yuda karena berniat untuk pergi ke kantor sore itu juga.

"Huft, capek juga mengurus toko. Meskipun hanya di rumah, tapi jika terus ramai rasanya tulang-tulangku ingin rontok," ucap Vhena sambil meregangkan otot-otot di tubuhnya.

Sementara di kantor. Jheny sedang duduk di pangkuan Yuda. Mereka bercumbu dan saling berciuman dengan rakusnya.

Tiba-tiba ponsel Yuda berdering.

"Hallo, Sayang," sapa Yuda melalui panggilan telepon.

"Mas, aku mau ke kantor nih," ucap Vhena.

"Oh, mau ke sini? Oke-oke, tidak apa, kemarilah," balas Yuda dengan nada kikuk.

"Istri kamu ya, Mas?" tanya Jheny.

Vhena mendengarnya dari sebrang ponsel lalu mengerutkan keningnya.

"Ssttt...kamu diam dulu, Sayang," bisik Yuda yang juga bisa di dengar oleh Vhena.

"Mas, kamu ngomong sama siapa?" tanya Vhena.

"Ini sekretaris aku barusan masuk, dia mengirimkan berkas baru," jawab Yuda.

"I see. Aku sudah ada di loby, Mas," ujar Vhena kemudian mematikan panggilan. Tentu saja membuat Yuda dan Jheny kalang kabut.

"Kamu keluar dulu, deh," ujar Yuda pada Jheny.

"Gak bisa dong, Mas. Nanggung loh ini," protes Jheny yang sudah merasakan gairah akibat permainan kecil yang mereka lakukan barusan.

"Vhena sudah ada di bawah. Sebentar lagi pasti dia sampai," tegas Yuda.

"Ya sudah, Mas. Kita main sebentar saja, yuk," goda Jheny lagi.

"Jangan gila kamu!" hardik Yuda.

"Mas..."

Terdengar suara Vhena dari luar sambil memutar handle pintu yang terkunci.

"Tuh kan. Sembunyi, sembunyi!" ujar Yuda panik.

Jheny pun ikut panik saat mendengar suara Vhena. Yuda menyuruhnya bersembunyi di dalam toilet.

"Mas Yuda!" panggil Vhena lagi.

"Iya-iya Sayang, wait," teriak Yuda. Sesegera mungkin ia menghampiri pintu.

"Huft..kok tumben pintunya di kunci sih, Mas?" tanya Vhena merasa agak kesal.

"Kadang memang aku kunci kalau lagi merasa gak ingin di ganggu oleh karyawan lain, Sayang," balas Yuda berbohong. Vhena kemudian berjalan masuk lebih dulu dan duduk di kursi yang ada di hadapan kursi Yuda.

"Katanya tadi sekretaris kamu habis mengantarkan berkas, Mas?" tanya Vhena sambil melihat ke atas meja yang tersusun rapi tanpa ada berkas apapun.

"Iya tadi. Tapi kan langsung aku tanda tangani dan dia bawa lagi, Sayang," jawab Yuda sembari berjalan mendekati Vhena dan merangkulnya dari belakang kemudian mencium tengkuk lehernya.

"Mas, ini di kantor jangan macam-macam," protes Vhena.

"Aku kunci pintu dulu, ya," ucap Yuda.

Yuda kembali mencium tengkuk leher Vhena. Napsunya sudah memuncak dan tertunda akibat telepon dari Vhena. Yuda berniat untuk menuntaskan hasratnya saat itu juga dengan istrinya tanpa memikirkan perasaan Jheny.

Sementara di toilet. Pintu terlihat sedikit terbuka. Rupanya Jheny tengah mengintip dari dalam toilet. Tangannya mengepal dan emosinya meninggi.

"Kurangajar sekali Mas Yuda. Bisa-bisanya melakukan hal itu di depan ku! " gumam Jheny geram.

Permainan pun semakin memanas hingga dua insan tersebut mencapai puncaknya masing-masing.

Tok Tok Tok!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar saat Vhena dan Yuda sedang merapikan pakaian.

"Aku cek dulu, ya," ucap Yuda pada Vhena. Lelaki itu pun bergegas untuk membuka pintu.

"Permisi, Pak. Maaf saya menganggu. Yang lain sudah berkumpul, apakah meeting akan ditunda, Pak?" tanya seorang pegawai kantor.

"Ah, tidak-tidak. Maaf saya ketiduran. Saya akan segera menyusul," ujar Yuda berbohong. Setelah pegawainya itu pergi Yuda melihat istrinya yang hendak membuka pintu toilet.

Terkunci!

"Sayang, kamu ngapain?" tanya Yuda.

"Ya mau bersih-bersih lah, Mas. Kita kan habis-"

"Di toilet luar saja, toilet ini sedang rusak. Klosetnya penuh," potong Yuda sembari merangkul pinggang Vhena yang masih ramping.

"Oh, apakah sudah menghubungi tukang servis, Mas?" tanya Vhena.

"Sudah, Sayang. Kamu bersih-bersih dulu ya di toilet luar. Aku ada meeting dan sudah ditunggu," ujar Yuda.

"Kamu gak ikut bersih-bersih juga, Mas?" tanya Vhena.

"Aku akan menggunakan toilet di ruang meeting saja," jawab Yuda tersenyum kaku.

"Baiklah, aku akan menunggu sampai meeting selesai," ucap Vhena kemudian beranjak keluar dari ruang pribadi sang suami.

Vhena berjalan menuju toilet lain. Setelah membersihkan diri, ia bercermin di wastafel toilet sambil membasuh wajah dan merias ulang.

"Kenapa semenjak ada sekretaris baru itu, perasaanku selalu tidak tenang?" pikirnya.

***

Huft!

Sementara Yuda bernafas lega setelah istrinya keluar. Pria itu mengunci pintu lalu menghampiri gundiknya yang masih bersembunyi di sana.

Wanita itu memasang wajah masam dan menatap tajam wajah lelaki di hadapannya setelah membuka pintu.

"Kamu apa-apaan sih, Mas!" makinya.

"Ya maaf, Sayang. Habisnya nanggung banget, mumpung ada istri aku. Kalau dia tidak datang aku akan melakukannya bersamamu," ucap Yuda dengan menggoda Jheny.

"Ya sudah, kita meeting sekarang," imbuhnya.

***

"Mas, sudah mau meeting?" tanya Vhena yang tidak sengaja bertemu Yuda di koridor kantor. Suaminya itu berjalan bersandingan dengan Jheny. Mereka terlihat begitu dekat.

"Iya, Sayang. Sudah ditunggu," jawab Yuda.

Vhena menatap curiga senyuman Jheny. Suami dan sekretarisnya itu berlalu begitu saja, sementara Vhena terus menatap punggung mereka dari belakang.

***

Pukul 23:15 WIB.

Vhena tampak gelisah berjalan mondar-mandir sambil memegang ponselnya. Sesekali ia menelpon suaminya, sebab hingga kini Yuda tak kunjung pulang.

"Hallo, Pak Hasan," sapa Vhena melalui panggilan telepon.

"Iya Hallo, Bu Vhena," balas Hasan-security kantor.

"Apa kantor belum tutup ya, Pak?" tanya Vhena.

"Kantor sudah tutup sejak jam delapan malam tadi, Bu Vhena," jawab Hasan.

"Apa Mas Yuda masih di dalam ya, Pak?" tanya Vhena lagi.

"Saya sudah mengecek ke seluruh kantor, Bu. Sudah tidak ada orang di dalam, bahkan gerbang sudah saya kunci," jelas Hasan.

"Ya sudah, terimakasih, Pak," ujar Vhena.

Panggilan pun berakhir.

"Kamu kemana sih, Mas? Kenapa jam segini belum pulang?" batinnya dengan gelisah.

Tak jarang pula Vhena mengintip jendela rumahnya untuk melihat mobil suaminya. Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk dari Yuda.

"Mas Yuda, kamu kemana saja sih sudah jam segini belum pulang?" Vhena langsung bertanya karena panik.

Sementara di sisi lain. Jheny sedang bersandar di dada bidang milik Yuda. Di sebuah kamar hotel mewah, dua insan yang bukan mahrom itu sudah terbalut selimut tebal tanpa mengenakan pakaian.

"Sayang, aku ada urusan di rumah Bimo, mungkin aku akan pulang besok," ujar Yuda.

"Jadi malam ini aku tidur sendirian, Mas?" tanya Vhena dengan nada kecewa.

"Just one night, Baby," bujuk Yuda.

"Baiklah, kamu hati-hati di sana. Ingat ya, Mas, jaga hati dan lisanmu untukku. Tidak ada yang menyayangi mu selain aku," ucap Vhena. Yuda lantas melirik ke arah Jheny ketika mendengar perkataan sang istri.

"I-iya, Sayang. Pasti kok. Sudah ya aku lanjut dulu. I love you," balas Yuda.

"I love you too."

Panggilan pun berakhir.

"Pake I love you, I love you-an segala, apaan sih, Mas!" sungut Jheny.

"Agar dia tidak curiga, Sayang," ucap Yuda sembari memeluk tubuh Jheny dari samping.

"Gak boleh. Istri kamu gak boleh tahu, Mas," cecar Jheny dengan nada manja.

Bab terkait

  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Istri Yang Terbuang   Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

    "Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot. Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya. "Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya. "Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas. "Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya. "Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung. Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Istri Yang Terbuang   Bab 7 - APA? HAMIL?!

    Satu bulan berlalu. Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah. Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu. "Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah. "Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat. "Kamu baru saja pulang loh, Mas," "Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas. "Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?" "Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah. Peker

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19

Bab terbaru

  • Istri Yang Terbuang   Bab 8 - Kehamilan Ku Tak Diakui Mas Yuda.

    "APA? HAMIL?!" pekik Yuda. Ia sedikit tak menyangka jika istrinya hamil. Berarti progam hamilnya berhasil. "Betul, Pak. Dari hasil USG usianya kini sudah memasuki 7 minggu," jelas dokter kandunga yang memeriksa kondisi Vhena. Yuda kemudian masuk ke ruang IGD tempat Vhena di rawat. "Ini tidak mungkin terjadi, Vhena," ujar Yuda langsung saat tahu Vhena sudah sadar. "Maksud Mas Yuda apa?" tanya Vhena bingung. Rupanya dokter itu belum memberitahu Vhena. "Kau hamil, dan usianya sudah 7 minggu. 2 bulan kurang 1 minggu." Yuda menjelaskan sambil memberikan foto hasil USG Vhena. Wanita itu pun menerima foto tersebut dan tersenyum memandangnya. Ada sebuah lingkaran kecil di dalam foto tersebut, dan di dalam lingkaran itu terdapat sebuah gambar yang lebih kecil lagi. Vhena rasa itu adalah calon janinnya. "Jelaskan padaku?!" ujar Yuda dengan nada marah. "Jelaskan apa, Mas? Ini kan yang kamu mau?" tanya Vhena dengan mata yang berkaca-kaca karena terharu. "Aku tidak lagi menyentuhmu. Bagaiman

  • Istri Yang Terbuang   Bab 7 - APA? HAMIL?!

    Satu bulan berlalu. Vhena sudah sangat bosan dengan kegiatannya di rumah yang hanya menonton televisi dan short videos di ponsel pintarnya. Rasanya ingin sekali ia mencari hal baru agar tidak bosan di rumah. Semenjak kejadian lipstik dengan pemilik gaib itu, ia tak lagi menemui Yuda ke kantor. Ia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya dan sekretarisnya yang bernama Jheni itu. "Mas, kamu mau kemana lagi? Ini kan sudah malam," tanya Vhena, melihat suaminya yang berpakaian rapi hendak keluar rumah. "Aku ada perlu dengan Bimo," jawab Yuda singkat. "Kamu baru saja pulang loh, Mas," "Ya memangnya kenapa? Ini urusan penting, Vhena," ujar Yuda dengan nada tegas. "Bukan begitu. Jika penting kenapa tadi tidak diselesaikan sekalian sebelum pulang?" "Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan pulang besok." Vhena menganga mendengar perkataan suaminya. Satu bulan terkahir Yuda sangat sering meninggalkannya sendirian hingga larut, bahkan tidak pulang. Yuda sudah jarang kembali ke rumah. Peker

  • Istri Yang Terbuang   Bab 6 - Deep Talk Hangat

    "Mas, ini lipstik siapa?" tanya Vhena. "Punya kamu kan?" tanya Yuda kikuk. Sebenarnya ia tahu jika lipstik itu milik Jheny. Jheny yang bersembunyi di bawah meja lantas memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas rok mininya dengan kencang. Ia takut jika Vhena melihatnya. "Enggak, bukan. Aku gak pernah punya lipstik dengan warna seperti ini, Mas. Bahkan ini bukan merk lipstik aku, dan aku juga gak pernah meninggalkan lipstik di kantor," jelas Vhena. "Mungkin kamu lupa.""Nih, aku kasih tahu punya ku." Vhena mengeluarkan lipstik miliknya dari dalam tas. "Tuh, beda, Mas. Merknya aja beda," lanjut Vhena sambil membandingkan warna lipstik yang ia temukan dengan lipstik miliknya. "Ya paling punya kamu, Sayang. Kalau bukan punya kamu terus punya siapa coba? Gak mungkin kan punya orang lain?" "Nah, itu. Harusnya aku yang nanya ke kamu, Mas. Gak mungkin banget kan kalau ada perempuan lain yang ke ruangan ini? Apalagi sampai ngeluarin benda pribadinya di sini," kata Vhena membalik ucapan

  • Istri Yang Terbuang   Bab 5 - Lipstik Siapa Ini, Mas?

    "Mas Yuda harus bertanggung jawab!" ujar tegas wanita itu dengan mata yang terus melotot. Dengan mengenakan pakaian seksi dan minim membuat bentuk tubuhnya sangat kentara dengan perut besarnya. "Tanggung jawab apa, Mbak?" Vhena memiringkan kepalanya. "Ini anak Mas Yuda. Dia sudah menghamili ku beberapa bulan yang lalu, sekarang aku sudah mendekati HPL. Mana mungkin bayi ini lahir tanpa seorang ayah!" jelas wanita itu dengan nada tegas. "Enggak mungkin, Mbak. Saya istrinya Mas Yuda," ujar Vhena tak percaya. "Bilang pada suami mu itu, nama ku Netha. Satu tahun kami berhubungan dia selalu meminta tubuh ku. Tapi saat tahu aku hamil dia meninggalkan ku begitu saja. Ingat Vhena, jika Mas Yuda tidak mau bertanggung jawab, rumah tangga mu juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Ingat itu!" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Vhena yang mematung. Jantungnya berdegup kencang. Matanya tiba-tiba buram akibat genangan air mata yang hampir tumpah. Wanita itu ter

  • Istri Yang Terbuang   Bab 4 - Mas Yuda Harus Tanggung Jawab!

    Matahari bersinar, menembus gorden kamar Vhena. Ia terbangun karena silaunya cahaya itu. Tangannya meraba sesuatu yang biasanya selalu ada di sampingnya, di atas satu ranjang yang sama. Akan tetapi, matanya terbuka secara tiba-tiba tatkala ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari. "Mas Yuda!" pekiknya dengan spontan bangkit dari perbaringannya. Vhena tidak melihat suaminya di sampingnya. Ia lupa jika semalam Yuda berpamitan melalui telepon jika dirinya sedang ada urusan dengan Bimo-teman sekantornya. "Astaga, aku lupa. Mas Yuda kan sedang ada urusan dengan Bimo. Lebih baik aku mandi dan memasak untuk Mas Yuda, agar pulang nanti suamiku bisa langsung makan," pikirnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Namun sebelum mandi, ia memilih untuk memasak terlebih dahulu agar tubuhnya terlihat segar dan wangi setelah memasak nanti. Sementara di sisi lain. Yuda juga baru selesai membersihkan diri dan bersiap untuk pulang. Tetapi, Jheny berusaha menahannya. "Mas, kita sarapan dulu

  • Istri Yang Terbuang   Bab 3 Penghianatan

    Pagi hari kembali tiba. Matahari pun kembali menyinari cahayanya. Yuda kini sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sayang, nanti kalau mau ke kantor kamu kabari aku dulu,ya?" pinta Yuda sebelum masuk ke mobilnya. "Memangnya kenapa, Mas? Bukan kah biasanya aku juga bebas untuk datang ke kantor kapanpun aku mau? Kamu kemarin juga bilang seperti itu, kan?" tanya Vhena. "Sayang, perusahaan kan sedang melejit pesat, takutnya kamu datang saat aku sedang mengerjakan tugas yang tidak bisa aku tinggal. Takut menganggu, Sayang," jelas Yuda. "Jadi aku ganggu ya, Mas?" tanya Vhena dengan nada pelan. "Bukan begitu, Sayang," ujar Yuda. "Ya sudah, Mas. Nanti kalau mau ke kantor aku telpon kamu dulu. Berangkat gih sudah siang," ucap Vhena berusaha memberikan pengertian kepada suaminya. Vhena pun mencium punggung tangan Yuda sebelum mobil itu menjauh dari pekarangan rumah besar tempat tinggal mereka. Seperti biasa, keseharian Vhena mengurus orderan barang jualannya dan packing beberapa bara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 2 - Makanan Yang Tidak Ada Harganya

    "Jheny, kamu ngapain di sini?"Wanita yang berada di ruang pribadi suaminya adalah Jheni, sang sekretarisa yang tadi ia temui. Vhena menatap wanita itu dengan tatapan curiga."Saya sedang ada urusan dengan Pak Yuda.” Wanita itu bahkan menyahut dengan berani. Pandangan matanya menatap sengit pada netra Vhena. “Anda sendiri untuk apa ada di sini? Ini kan ruang pribadi Pak Yuda?”"Saya istrinya Mas Yuda. Saya juga sering pergi ke kantor ini. Semua staf di sini mengenal saya. Apa kamu sekretaris baru di sini?" tanya Vhena sambil menjelaskan. Sedikit banyak, ia mulai kesal dengan kesemena-menaan wanita itu"Ada apa ini?" Terdengar suara bariton dari arah toilet, membuat dua wanita itu menoleh ke arah sumber suara.Melihat sang suami, segera Vhena menghampiri. "Mas, ini aku bawakan cemilan kesukaan kamu," ujar Vhena dengan mesra, tak lupa menggandeng lengannya."Kamu baik sekali, Sayang. Tapi tidak usah repot-repot. Bekal tadi juga belum sempat aku makan," balas Yuda seraya berjalan ke ara

  • Istri Yang Terbuang   Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

    "Mas Yuda, mau ke mana?"Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."'Cup!'Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena."Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena."Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda. Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.Hari sudah menjelang s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status