Share

Bab 9

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2024-08-23 19:54:06

"Kau dengar? CEO Morreti Club yang baru akan datang hari ini."

"Ya, aku dengar itu. Aku juga dengar, anak dari keluarga Morreti yang akan menjadi CEO."

"Bagaimana bisa? Bukankah keluarga Morreti sudah bangkrut selama beberapa tahun terakhir? Mereka sudah menjual saham mereka ke orang lain."

"Aku dengar kabar, kalau mereka cuma pura-pura bangkrut. Jika tidak, perusahaan Morreti ini bukankah sudah lama berganti nama? Nyatanya tidak."

Tak lama sebuah suara langkah kaki masuk ke dalam ruang rapat tersebut yang membuat mereka semua terdiam. Seorang wanita cantik, tinggi langsing dan tentunya sangat menawan membuat mereka terpana.

"Selamat siang semuanya," kata Valeria yang kini berdiri di depan mereka semua.

Sebelas bulan lamanya sejak kematian sang buah hati, Valeria kini terlihat benar-benar sangat berbeda dari sebelumnya. Mereka mempertanyakan siapa wanita cantik itu sebenarnya.

Karena selama ini berita tentang keluarga Morreti benar-benar bagai tenggelam didasar bumi. Tidak ada satupun
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 10

    "Sayang, nanti jadi kan makan malam?"Margareta mengusap dada Julian yang sedang duduk di kursi kerjanya dengan menggoda."Boleh, kamu mau makan di restoran mana? Aku akan pesankan satu restoran untukmu malam ini," kata Julian mengambil tangan Margareta lalu mengecupnya.Tanpa perlu menunggu lama, Julian sudah membawa Margareta ke dalam pangkuannya. Tangannya menelusup ke balik rok pendek milik Margareta."Tapi, sebelum makan malam, bukankah kamu harus memberikan sesuatu kepadaku terlebih dahulu?" bisik Julian di telinga Margareta sambil menyeringai."Mau di sini?" tantangnya."Boleh saja, aku sudah tidak tahan melihatmu beberapa hari terakhir ini."Julian langsung menarik tengkuk Margareta dan mencium bibirnya. Lidah Julian langsung menerobos masuk ke dalam mulut Margareta dan disambut oleh perempuan itu.Keduanya saling bertukar saliva di atas kursi kerja Julian. Cumbuan mereka semakin panas, sampai Julian dengan sengaja mena

    Last Updated : 2024-08-24
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 11

    Gemerlap cahaya lampu malam ini terlihat sangat indah. Pesta penyambutan Valeria sebagai CEO digelar megah di hotel bintang lima milik Morreti Club.Tidak hanya itu, hampir semua pengusaha di seluruh Italia juga hadir malam ini. Berbagai orang-orang penting di kota juga datang untuk memberikan Valeria selamat."Sepertinya dia tidak datang?" bisik Anna di samping Valeria."Kita lihat saja, lagipula dia harus lihat diriku yang sekarang," balas Valeria.Wanita cantik itu kini tengah menikmati Wine di tangannya. Gaun panjang berwarna ungu tua dengan belahan dada rendah dan punggung terbuka membuatnya sangat menawan. Belum lagi rambut yang disanggul ke atas memperlihatkan leher jenjangnya yang mulus.Valeria ingin membuktikan kepada Julian jika dia telah membuat keputusan yang salah karena membuangnya. Mulai hari ini, Valeria pastikan akan membuat semua keluarga Ricci hancur di tangannya.Karena RC Group juga sangat berpengaruh, Valeria bersiasat untuk mengambil hati pebisnis lain agar bisa

    Last Updated : 2024-08-25
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 12

    Valeria menggerutu kesal sambil berjalan ke sisi lain dari pesta. Dia kesal melihat Julian yang memperlakukannya dengan seenaknya sendiri.Dia sendiri tak menyangka jika Julian akan lebih agresif dari biasanya."Siapa pria tadi? Jika aku membuat masalah dengannya, itu juga tidak akan baik," gumam Valeria.Dia mengingat pria yang baru saja diguyur minuman olehnya. Pria itu langsung pergi begitu saja sebelum Valeria meminta maaf. Hal itu membuat Valeria sendiri tak enak jadinya."Kak Val!"Teriakan itu membuat Valeria menoleh ke arah sumber suara. Hatinya menjadi bergemuruh dan darahnya mendidih saat melihat perempuan cantik yang ada di sana.Sofia, dia tengah tersenyum ke arah Valeria dan berjalan menghampirinya. Tangan Valeria menggenggam kuat. Rasa sakit di hatinya menjalar ke seluruh tubuh.Valeria masih ingat jelas senyuman manis itu selalu menyambutnya dimanapun dia berada. Hanya Sofia yang selalu tersenyum untuk Valeria di keluarga Ricci. Hanya Sofia-lah juga yang bisa Valeria per

    Last Updated : 2024-08-25
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 13

    Pintu rumah keluarga Morreti terbuka lebar. Valeria dan kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah tersebut. Jam menunjukan hari sudah sangat larut, mereka baru saja pulang dari pesta."Ahaha, aku puas sekali melihat wajah malu mereka," kelakar Elena menggema di seluruh ruangan."Mom, jangan tertawa keras-keras." Lorenzo memegangi bahu istrinya."Kenapa? Lagipula ini rumah kita sendiri. Terserah aku mau teriak atau menangis sepuasnya. Ya kan, Honey?"Valeria menggelengkan kepala melihat tingkah ibunya. Namun, tak dipungkiri, jika mereka memang senang melihat rasa malu yang didapatkan keluarga Ricci."Apa rencanamu selanjutnya? Mereka tidak akan diam saja dengan apa yang terjadi hari ini," kata Lorenzo kepada sang putri semata wayangnya.Valeria menyeringai. "Aku tau, setelah ini aku akan gagalkan proyek mereka. Biar mereka secara terang-terangan merasakan seranganku. Aku juga tidak peduli jika mereka bergerak menyerang balik."Lorenzo mengangguk-angguk mengerti. "Apapun yang kau lakukan,

    Last Updated : 2024-08-25
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 14

    "Jangan cerewet, Morgan. Pergi ke supermarket tidak akan membuatku terbunuh," kata Valeria.Mobil hitam miliknya kini terparkir sempurna di halaman supermarket."Harusnya kamu bilang kepadaku jika memerlukan sesuatu." Morgan terlihat mengomel dibalik telepon."Aku perlu pembalut, kamu mau beli?" Valeria tertawa membayangkan hal itu. Mana mungkin Morgan mau."Tentu saja, apapun itu aku bisa belikan untukmu."Valeria tersedak ludahnya sendiri saat mendengar jawaban Morgan. "Ah, sudahlah. Aku tidak mau bicara lagi sama kamu."Terdengar nada telepon terputus, tentunya Valeria yang melakukakan itu. Dia langsung turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam supermarket.Celana training hitam dengan kaos oversize warna putih membuat Valeria tak terlihat seperti orang kaya. Justru dia terlihat seperti remaja sekolah menengah yang baru saja selesai melakukan peregangan.Beberapa anak kecil memandangi Valeria dari kejauhan. Wanita itu tak peduli dengan sekitarnya dan fokus memilih barang-bara

    Last Updated : 2024-08-25
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 15

    Langkah kaki Valeria menghentak keras saat turun dari mobil. Dia membawa kantung belanjaannya dengan asal. Rasa kesal yang dia dapatkan karena ciuman tiba-tiba di supermarket tadi masih menguasainya. "Dasar orang gila! Berani sekali dia!"Valeria melemparkan kantung belanjaannya di atas sofa. Dia sendiri langsung merebahkan tubuhnya di sana."Harusnya aku benar-benar menendang bijinya! Menjengkelkan!"Kaki Valeria menendang-nendang di udara. Namun, tak bisa dipungkiri jika Valeria sedikit tersihir oleh wajah pria itu.Tatapan mata tajam yang menatap Valeria, dia masih mengingatnya dengan jelas. Bibir hangat yang mengecupnya, juga masih bisa Valeria rasakan saat ini.Jari lentik Valeria mengusap bibirnya sendiri. Betapa tubuhnya masih bisa merasakan deru napas pria tadi."Sialan! Aku tidak akan terpengaruh.""Terpengaruh apa?"Valeria terjingkit karena Morgan sudah berdiri tepat dihadapannya. Pria yang selalu berwajah serius itu sedang mengotak-atik kantung belanjaan Valeria."Hei! Ja

    Last Updated : 2024-08-26
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 16

    Sinar matahari pagi menyapu wajah Sofia yang duduk di tepi kolam. Napasnya terhembus kasar merasakan rasa frustasi yang ada di dadanya.Sejak berita tentangnya muncul di media, Sofia menjadi sangat malu. Seorang Sofia Ricci yang terkenal lemah lembut, ramah, sopan dan berwibawa, bisa-bisanya jatuh di sebuah pesta.Sofia melempar ponselnya ke samping saat baru saja membaca artikel dengan foto dirinya yang berantakan setelah jatuh waktu itu. Dalam foto itu, Sofia terlihat lusuh dan acak-acakan."Sial!" geramnya sambil mengusap wajah dengan kasar."Sofi, kamu tidak berangkat ke kantor?"Seketika wajah kesal Sofia berubah saat Isabella berjalan menghampirinya."Oh, Mom?""Kamu juga tidak datang ke meja makan untuk sarapan. Kamu baik-baik saja?" Tangan Isabella menyentuh kening anak gadisnya itu.Sofia mengambil tangan sang ibu lalu tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja, Mom.""Suhu tubuhmu sedikit meningkat, Mommy akan panggilkan dokter, ya?"Sofia menggeleng pelan. "Sungguh, Mom. Aku bena

    Last Updated : 2024-08-27
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 17

    Morgan mengulurkan tangannya membantu valeria turun dari mobil. Pria itu bisa melihat Valeria tidak nyaman dengan gaun yang kini dia gunakan.Malam ini adalah pertemuan bisnis yang sangat penting. Meskipun Valeria baru saja terjun ke dunia bisnis, tapi berkat nama Morreti dia bisa langsung diundang ke acara tersebut.Valeria juga harus siap jika nantinya dia mungkin akan bertemu dengan Julian. Pria itu tentunya pasti juga menghadiri acara seperti ini."Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum acara dimulai. Jika mau, kau bisa mengganti pakaianmu," ucap Morgan tepat di samping Valeria sambil menggandeng tangannya."Aku rasa, aku masih tahan.Yang penting gak melorot saja." Valeria justru terkekeh pelan.Gaun yang dia kenakan memang tidaklah nyaman, tapi dia pasti akan lebih sering memakai baju seperti ini kedepannya. Jadi Valeria akan menyesuaikan diri.Acara diselenggarakan dengan sangat mewah. Morgan dan Valeria memasuki tempat itu dengan penuh percaya diri.Morgan mendekatkan wajahn

    Last Updated : 2024-08-28

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 205

    Kamar tidur itu terasa hangat dengan cahaya lembut yang memancar dari lampu meja. Udara malam yang sejuk menyusup melalui jendela yang sedikit terbuka, menggoyangkan tirai tipis yang mengalir seperti ombak tenang. Di depan cermin besar yang terpasang di dinding, Valeria berdiri dengan ekspresi frustrasi.Tangannya sibuk menarik-narik gaun berwarna pastel yang kini tampak terlalu ketat di bagian perutnya yang membuncit. Pakaian lain berserakan di sekitar kakinya, menandakan betapa keras usahanya untuk menemukan sesuatu yang nyaman dikenakan."Kenapa sih nggak ada satu pun yang muat? Apa aku harus pakai bajunya Aunty Giulia aja mulai sekarang?" Valeria mengomel sendiri, wajahnya berkerut lucu.Pintu kamar berderit pelan, dan Salvatore muncul di ambang pintu. Langkahnya tenang, namun sorot matanya dipenuhi rasa cinta yang mendalam.Setelah percakapannya dengan Lorenzo di tepi kolam, perasaannya seolah memuncak—seakan ada benang merah yang mengikat hatinya lebih erat kepada Valeria. Rasa

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 204

    Malam merambat pelan, membawa kesunyian yang menenangkan di sekitar rumah keluarga Morreti. Angin sepoi-sepoi membelai permukaan kolam renang, menciptakan riak-riak kecil yang memantulkan cahaya bulan. Di tepi kolam itu, Salvatore duduk di bangku kayu, membiarkan pikirannya melayang.Bersama semua kegugupan dan ketakutannya, akhirnya dia merasa lega. Keluarga Valeria menerima dirinya apa adanya, tanpa perlu embel-embel masa lalu yang tidak bisa diingatnya. Namun, di tengah kelegaan itu, terselip perasaan kosong—seperti ada bagian dirinya yang masih hilang di dalam kabut ingatan yang gelap."Kau sendirian di sini?"Suara berat namun lembut itu membuat Salvatore menoleh. Lorenzo berdiri di belakangnya, membawa dua gelas wine di tangannya. Wajahnya tampak tenang, namun di balik mata yang bijak itu, ada rasa lelah yang terpendam."Ya, aku hanya ..., mencoba menenangkan diri dan mencari udara segar." Salvatore tersenyum tipis.Lorenzo menyerahkan salah satu gelas wine kepada Salvatore dan

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 203

    Sebuah mobil hitam mengawal perjalanan Salvatore menuju ke kediaman Morreti dan rombongan lainnya kembali ke markas. Morgan yang duduk di belakang kemudi sesekali melirik Salvatore lewat kaca spion, melihat pria itu menggigit bibir bawahnya, tanda jelas kegugupan."Hei, tenang saja." Morgan membuka percakapan, mencoba mencairkan suasana. "Keluarga Valeria tidak menggigit, kok."Salvatore menghela napas panjang. "Itu bukan masalahnya. Aku tidak ingat apa-apa. Bagaimana kalau aku salah bicara? Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?"Valeria, yang duduk di samping Salvatore, menggenggam tangannya erat. "Kau tidak perlu khawatir. Mereka akan mencintaimu, Salvatore. Lagipula, aku di sini bersamamu."Salvatore menoleh, matanya bertemu dengan tatapan penuh keyakinan Valeria. Perlahan, kegugupannya sedikit mereda."Kalau begitu, jangan tinggalkan aku, ya?" bisik Salvatore, suaranya penuh harap."Tidak akan." Valeria tersenyum lembut.Morgan sedikit merinding dan tertawa geli diam-diam. Salv

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 202

    Pagi itu, sinar matahari lembut menembus tirai kamar vila Jepang. Salvatore terbangun dengan kepala yang jauh lebih ringan, dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Valeria yang masih terlelap di sampingnya, kepalanya bersandar di tepi ranjang."Dia tidur di sini semalaman?" gumam Salvatore pelan, takut membangunkannya.Dengan hati-hati, dia bangkit dari tempat tidur. Namun, gerakannya malah membuat Valeria terjaga. Dia mengucek matanya, menatap Salvatore yang sudah berdiri dengan rambut berantakan."Salvatore ..., kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Merasa tidak nyaman?"Salvatore mengangguk sambil tersenyum. "Aku merasa lebih baik. Kau ..., kau tidak tidur di kasur?"Valeria tersipu. "Aku takut kau terbangun tengah malam dan membutuhkan sesuatu."Salvatore duduk di tepi ranjang, menatapnya dalam-dalam. "Terima kasih, Valeria. Untuk semuanya."Valeria hanya mengangguk kecil, lalu tiba-tiba perutnya berbunyi pelan. Salvatore terkekeh mendengar itu."Sepertinya ada yang lebih

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 201

    "Semua ini, aku..., menyukainya. Mungkin..., karena aku menyukaimu."Keheningan menyelimuti mereka. Valeria terdiam, bibirnya sedikit terbuka namun tak ada kata-kata yang keluar. Cahaya lampu temaram menerpa wajahnya, memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca."Kau ..., benar-benar menyukaiku?" Suaranya terdengar bergetar, antara haru dan kebahagiaan.Salvatore mengangguk pelan, matanya tertunduk sejenak sebelum kembali menatap Valeria. "Aku tidak tahu apa ini cinta atau bukan. Tapi jantungku selalu berdegup kencang saat kau di dekatku. Aku merasa ingin selalu melindungimu, membuatmu tersenyum. Dan ..., aku takut kehilanganmu."Valeria menutup mulutnya dengan tangan, menahan isakan kecil. Dia merasakan hatinya menghangat, seolah perasaan lama yang terkubur dalam-dalam kembali menyala."Salvatore, kau ..., kau membuatku terharu. Bahkan saat kau kehilangan ingatanmu, kau tetap jatuh cinta padaku."Salvatore tersenyum tipis, tetapi senyumnya perlahan memudar. Tangannya tiba-tiba mencengke

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 200

    Langit malam di Jepang memancarkan kilauan lampu-lampu jalan dan lentera berwarna-warni. Pasar tradisional ramai dengan suara tawa, obrolan hangat, dan aroma makanan yang menggoda. Valeria berjalan di samping Salvatore, matanya bersinar penuh antusias."Lihat! Ada takoyaki!" serunya, menarik tangan Salvatore menuju kios kecil yang mengepul aroma gurih.Salvatore yang awalnya tampak kaku, mengikuti dengan langkah pelan. Matanya terus mengawasi sekitar, naluri protektifnya tak pernah padam. Namun, saat Valeria menggenggam tangannya lebih erat, sebagian dari kecemasannya perlahan mencair."Dua porsi, ya," kata Valeria pada penjual, kemudian beralih pada Salvatore. "Kau pernah coba ini sebelumnya?"Salvatore menggeleng, tatapannya waspada pada bulatan kecil gurih di tusuk sate itu. "Apa ini aman?"Valeria tertawa kecil, menepuk lengannya. "Tentu saja, ini hanya gurita dan adonan tepung. Kau akan suka."Saat Valeria menyuapkan takoyaki padanya, Salvatore ragu sejenak sebelum membuka mulut.

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 199

    Matahari sore di vila Jepang memberikan cahaya keemasan yang lembut. Valeria duduk di bangku kayu di halaman, ponsel menempel di telinga. Telinganya mendengar suara Morgan yang terus mengomel dari seberang sana, membuatnya hanya bisa tersenyum dan sesekali menghela napas."Aku baik-baik saja, Morgan. Benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap Valeria dengan nada tenang.Namun, suara Morgan tetap saja melengking. "Kau selalu bilang begitu! Tapi kau di mana sekarang? Kenapa aku harus mendapat kabar dari orang lain dan bukan dari mulutmu sendiri?!"Valeria memutar matanya, meski tahu Morgan tak bisa melihatnya. "Aku bersama Salvatore. Kami akan kembali ke Milan segera setelah Antonio menyelesaikan urusannya."Dari jauh, Salvatore melangkah mendekat dengan segelas susu hangat di tangannya. Matanya menatap Valeria yang berbicara dengan lembut di telepon, tetapi alisnya mulai bertaut saat mendengar suara pria dari ponsel Valeria."Morgan, tolong, aku benar-benar baik-baik saja. Jangan

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 198

    Vila Jepang tempat mereka menginap begitu tenang. Angin berhembus lembut melalui jendela geser, membawa aroma segar dari taman bambu di luar. Suara gemericik air dari kolam kecil menambah suasana damai.Di ruang makan yang menghadap taman, Valeria duduk di depan meja kayu rendah dengan tatami di bawahnya. Hidangan Jepang yang disajikan di atas nampan kayu terlihat menggugah selera—miso soup, nasi, ikan panggang, dan beberapa lauk sehat lainnya.Salvatore duduk di sampingnya, matanya tak pernah jauh dari Valeria. Sejak kejadian di kamar mandi pagi ini, dia seperti menjadi pribadi baru. Setiap gerakannya penuh perhatian, bahkan terlihat jelas dari cara dia meletakkan sumpitnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras."Coba ini." Salvatore menyuapkan sepotong ikan panggang ke arah Valeria. "Ikan ini lembut dan tidak terlalu berbumbu. Baik untukmu dan bayi kita."Valeria tertawa kecil. "Aku masih bisa makan sendiri, Salvatore."Salvatore menghela napas pendek, tapi tetap menyodorkan p

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 197

    Pagi itu, sinar matahari masuk lembut melalui celah-celah jendela kamar. Valeria terbangun perlahan, matanya masih sayu. Saat memalingkan kepala, dia melihat Salvatore sudah berdiri di sudut kamar, sibuk mengaduk air hangat di ember kecil. Wajahnya serius, namun ada kerutan kecil di dahinya yang menunjukkan kecanggungan."Kau sudah bangun?" Salvatore bertanya, suaranya pelan seolah takut mengganggu.Valeria menguap kecil, tersenyum manis. "Iya. Kau sudah bangun sejak kapan?""Tidak lama," jawab Salvatore sambil meletakkan handuk bersih di meja kecil dekat kamar mandi. "Aku hanya ..., ingin memastikan air mandimu cukup hangat. Dokter bilang kau tidak boleh terlalu lama kedinginan.""Terima kasih." Valeria bangkit perlahan, menahan rasa sakit ringan di perutnya.Salvatore langsung bergerak maju, tangannya terulur seolah ingin membantu tapi tertahan di udara. "Perlu bantuan?" tanyanya ragu-ragu."Aku bisa sendiri," jawab Valeria sambil tersenyum, tapi kemudian menambahkan, "tapi nanti ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status