Grazella menatap lekat maid di depannya ini. "Saya akan bantu, Nona untuk kabur dari sini. Tapi, Nona jangan beritahu siapa pun soal ini. Saya tidak mau, Nona dapat hukuman. Saya kasian kalau nasib, Nona sama dengan gadis itu," ucap sang maid dengan lembut.Grazella menatap lekat manik sang maid. "Kenapa kamu mau, membantuku?" tanya Grazella."Karena saya merasa bersalah, dengan gadis yang dulu seperti, Nona. Saya tidak mau hal itu terjadi lagi, Nona hiks ...." Gadis itu terdiam, Grazella bingung apakah dia akan menerima tawaran itu, atau menurut saja dengan iblisnya. • • •Mobil Roll Royce Boat Tail mendarat sempurna, di halaman mansion. Pria dengan kaki jenjang dan wajah dingin mempesona, dengan sedikit brewok di dagunya itu, berjalan dengan langkah tegas.Hentakan di setiap langkahnya sangatlah indah, dia duduk di bar mini untuk menunggu gadisnya turun."Tolong, ambilkan aku susu." Suaranya sedingin es cendol."Baik, Tuan." Sang maid dengan cekatan mengambil dan memberikannya pada
Gadis dengan pakaian dress cantik, sudah tersungkur di jalanan depan hotel. "Aakhh si4l! Ini apaan, sih? Kenapa bisa ada tanjakan di sini!" Gadis itu melepas hells-nya, dan berlarian tanpa alas kaki.Wajahnya meringis kesakitan, saat kaki mulusnya bersentuhan dengan aspal itu. Akhirnya satu taxi berhenti di depan Grazella, dia segera pergi dari sana. Di lain tempat wajah pria dengan rahang mengeras, sudah merah merekah. Giginya sudah saling bergelatuk, dengan urat-urat tangan sudah memutih."Apa yang kalian kerjakan, hah! Mengurus gadis kecil saja, tidak becus!""Maafkan kami, Tuan,"Satu tembakan lolos dengan cantiknya, di kepala kedua bodyguard, tersebut.Tubuh Sheryl bergetar hebat, bahkan darah dari bodyguard itu menciprat ke wajahnya."Cepat tutup seluruh akses darat, laut maupun udara, Wil! Pastikan WNI tidak di perbolehkan keluar dari Italia, malam ini!" Wiliam terlihat kurang setuju."Ta-pi, Tuan. Itu akan mengakibatkan kerugian ...,""Aku tidak perduli, Wil! Cepat cari, gadi
Tubuh Grazella terdiam, saat badannya di peluk dari belakang oleh seseorang. Dengan cepat gadis itu membalikan badannya."Le–on? Kenapa kamu, di sini?" tanya Grazella kebingungan."ini mansionku, sayang. kalo kamu lupa?" jawab Gabriel, dengan entengnya."Si4l!" Grazella yang sadar, langsung berlari menuju halaman. Seribu sayang, badannya sudah terbang mendarat di bahu kekar itu."Akkkhhh lepas, Leon! Aku tidak mau di sini lagi, lepas brengs3k, Akkh!" Dengan lihai pria itu menggendong Grazella ala karung beras, menuju kamar.Pria itu memukul p4ntat Grazella, dengan keras."Jauhkan tangan kotormu itu, si4lan! Jangan menyentuhku, Leon!" teriak Grazella memenuhi area ruangan itu.Setelah sampai, pria itu melemparkan Grazella ke ranjang dengan kasar."Dasar, bajin9an! Bisa tidak jangan kasar!" Pria itu tersenyum miring, dengan menatap lekat sang gadis. Gabriel menelisik penampilan Grazella, dari atas sampai bawah. Pria itu mengeram kesal, melihat kaki mungil Grazella lecet dan berdarah. Di
Grazella terlihat mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menatap lekat paruh baya di hadapannya."Apa karna kejadian itu?" Kepala maid mengangguk yakin."Mulai sekarang saya, dan, Emma yang akan melayani anda, Nona." Gadis itu mencengkram erat seprei tersebut. Beberapa detik kemudian dia mengeluarkan suaranya."Aku ingin ke kamar mandi." Bibi Margaret dengan sigap membantu Nonanya. Setelah masuk, Grazella menyuruh wanita paruh baya itu untuk meninggalkannya sendiri. Gadis itu menyalakan kran dan juga shower, dia duduk di closet dengan menutup wajahnya."Hiks ... Kevin tolong aku, hiks ... kamu di mana kevin!" Grazella tidak menyangka bisa mengalami ini semua, mati matian dia menutup lekuk tubuhnya, agar tidak bertemu dengan pria brengsek. Gadis itu juga sengaja tidak merawat wajahnya agar tidak di lirik pria, tetapi nasibnya justru sangat sial. Gadis itu benar benar muak dengan Gabriel. Grazella merebahkan tubuhnya di ranjang big size tersebut, dia menarik selimut, dan ingin tertidu
Saat ini Gabriel, dan Wiliam berada di ruang kerja perusahaan."Tuan, saya mendapat laporan dari Dion. Nona Selena telah melakukan penarikan, dalam jumlah besar dari rekening Anda," lapor Wiliam.Gabriel hanya mendengar, tanpa menjawab. Kepalanya sudah sangat pening."Nona melakukaan penarikan sebesar 30 miliar, untuk membeli 2 mobil sport keluaran terbaru,""Nona juga melakukan transaksi, lewat kartu debit Anda, sebesar 50 miliar, untuk membeli sebuah hotel di Swedia, Tuan." Gabriel memijit pelipisnya dengan kasar."Untuk apa dia membeli hotel, wil? Kenapa tidak menginap saja!" ucapnya sarkas."Nona, menggunakan hotel itu, sebagai tempat party s3ks, Tuan." Gabriel tersenyum getir."Apa, Dion sudah mengumpulkan semua buktinya! Aku sudah muak bermain drama ini!""Sudah, Tuan. Apakah saya perlu membekukan kartu tersebut?" Wiliam mencoba menenangkan bos sekaligus sahabatnya ini."Ada apa denganmu, Wil? Itu haknya. Biarkan saja dia menghabiskan, seluruh uang yang ada di kartuku. Jika habis
Gadis bermanik amber menggeram kesal, mendapati Gabriel justru mel4hap bibirnya, dan memasukan kapsul itu menggunakan lidah, agar masuk ke mulutnya.Merasakan Grazella hanya diam, Gabriel segera menginterupsi sang gadis."Telan," perintah Gabriel dengan nada dingin yang langsung di balas gelengan oleh sang gadis."Telan, atau aku akan menghukum–mu." Grazella langsung menelan obat itu tanpa minum."Uhuk! uhuk!" "Ternyata kamu sangat menikmati caraku, h'm? Apa setiap kali minum obat aku bantu saja, baby girl?" Gabriel menarik turunkan alisnya."Dasar sinting!" teriak Grazella memenuhi ruangan kamar.Gabriel membereskan mangkok, dan menyuruh Bibi Margaret membawanya keluar. Pria itu menaiki ranjang, dan membawa Grazella untuk duduk di depannya, dia menyandarkan kepala sang gadis di dada kekarnya.Gabriel memeluk Grazella dengan erat."Kamu tau, baby. Saat seperti ini aku merasa sedang mengisi tenagaku, jadi kumohon jangan pernah mencoba lari dariku lagi, El,""Karna sampai mati, kamu aka
Grazella menatap tak suka pada tingkah maid itu. Bagaimana tidak? Dengan lancangnya, Emma memeluk baju kemeja bekas Gabriel semalam. Grazella hanya diam, dan bersidekap dada."Pertunjukan yang menarik. Ternyata kau menyukai, Tuanmu. Kisah yang mengejutkan," batinnya tersenyum getir."Apakah, kita bisa turun sekarang. Em ... ma?" Dengan melihat name tag, di seragam maid itu, Grazella berucap.Emma terlihat terkejut, dia langsung berpura pura mengambil kemeja itu untuk di cuci."I-iya, ayo, Nona. Kita turun." Mereka segera turun, menuju meja makan. • • • "Apa ada yang ingin kamu makan, sayang?" Gadis itu menggeleng."Tidak, Leon. Aku mau ini saja. Lagian juga, tidak mungkin di sini ada makanan itu." Pria itu mengernyitkan dahinya."Memang apa yang ingin kamu makan? Bibi Margaret bisa membuat semua makanan, atau aku panggilkan koki mansion agar ...,""Tidak, Leon. Aku mau ini saja," jawab Grazella lembut.Grazella memilih bubur, dengan sup daging.Wiliam sangat muak, melihat tingkah buc
Tubuh Grazella mendadak menjadi patung, dengan entengnya Gabriel tertidur dengan posisi mulutnya lancang melakukan itu pada semangkanya. Bahkan Grazella melihat ada sesuatu mengalir di sana.Mungkin karna Gabriel tertidur, dia tidak sadar kalau sudah melakukan tindakan absurd pada semangka Grazella. Gadis itu takut kalau Gabriel terbangun, maka iblis itu akan tahu jika dirinya bisa mengeluarkan asi.Tapi jika melepasnya, Grazella juga harus memompanya, dan itu semakin membuang waktu. Karena dia juga harus mengendap-endap mengambil kemasan 5u 5u di kulkas.Grazella memilih diam, dan menikmati moment absurd itu. "Kalo diam begini, ganteng juga," ucapnya sambil terkekeh.Grazella merasakan sedikit gatal, karna alerginya. Dia berusaha untuk tidak bergerak, karna takut membangunkan sang iblis.Sementara di alam bawah sadar sang pria, Gabriel sedang bermimpi meminum americano, dia pun menghisap dengan kuat semangka Grazella, yang membuat gadis