Tubuh Grazella mendadak menjadi patung, dengan entengnya Gabriel tertidur dengan posisi mulutnya lancang melakukan itu pada semangkanya. Bahkan Grazella melihat ada sesuatu mengalir di sana.
Mungkin karna Gabriel tertidur, dia tidak sadar kalau sudah melakukan tindakan absurd pada semangka Grazella. Gadis itu takut kalau Gabriel terbangun, maka iblis itu akan tahu jika dirinya bisa mengeluarkan asi.Tapi jika melepasnya, Grazella juga harus memompanya, dan itu semakin membuang waktu. Karena dia juga harus mengendap-endap mengambil kemasan 5u 5u di kulkas.Grazella memilih diam, dan menikmati moment absurd itu. "Kalo diam begini, ganteng juga," ucapnya sambil terkekeh.Grazella merasakan sedikit gatal, karna alerginya. Dia berusaha untuk tidak bergerak, karna takut membangunkan sang iblis.Sementara di alam bawah sadar sang pria, Gabriel sedang bermimpi meminum americano, dia pun menghisap dengan kuat semangka Grazella, yang membuat gadisDi sebuah rumah mewah terbengkalai, terlihat seorang pria sedang sibuk mengikatkan tali pada kaki ranjang di sana."5hit! Ternyata kau cekatan juga, Gabriel," umpat pemilik wajah tampan bernama Alex tersebut.Dia langsung melemparkan tali ke arah jendela kamar, yang baru beberapa hari dia tempati. Setelahnya dia turun menggunakan tali itu, dengan sebuah tas yang berisi barang-barang penting untuknya.Setibanya di bawah Alex langsung bersembunyi, kala melihat rombongan mobil sedang menuju gedung tersebut."Geledah semua tempat ini! Jangan sampai melewatkan sedikit pun!"Seketika mereka semua berpencar untuk menangkap sang pria.Setelah orang orang itu masuk ke gedung, dengan lihai pria itu mengendap-endap menuju tempat parkir mobilnya. Alex segera menaiki mobil sport ferrari, menuju keluar. Sayangnya aksi itu terlihat oleh Wiliam, dia segera memutar balik, dan mengejar mobil tersebut.Di jalan yang sepi itu, terjadilah ak
Grazella terlihat berhenti melangkah, karena pengendara mobil itu berhenti tak jauh darinya. Gadis menelan ludahnya kasar, melihat Wiliam yang keluar dari dalam mobil tersebut.Grazella berusaha bersembunyi di balik pohon-pohon besar di sana."Untung mansion iblis ini kayak hutan, banyak pohonnya."Dengan perlahan Grazella mengendap berjalan ke arah gerbang. Saat melihat Wiliam sudah pergi, dan para penjaga sedang lengah, dengan langkah cepat Grazella berlari kencang ke arah gerbang."Baby, mau kemana, h'm?"Perut ratanya sudah diraih oleh tangan kekar seseorang. Grazella melepaskan tangan kekar itu dan berbalik."Hay Le–on ...." Gabriel menatap bengis ke arah Grazella. Sementara gadis itu tersenyum lebar."A-aku mau beli ice cream, tadi aku lihat ada penjualnya di luar hehehe ...." Pria itu tidak mendengarkan, dia fokus menatap tajam ke arah Grazella."Masuk!" Grazella menutup matanya karena mendengar suara menggelegar itu."Tapi aku mau ice cream,""Masuk, Elnara!" Grazella menatap t
Wiliam mengusap keringat yang ada di pelipisnya. Dia menyipitkan mata kala melihat Tuannya memeluk seseorang."5hit!" Wiliam mengedarkan pandangan, dirasa tidak menemukan apa yang dia cari, Wiliam segera menuju ruang ganti."Sial4n!" Wiliam melihat cadar, dan pakaian yang Grazella kenakan sudah berserakan di lantai. Pria itu segera mengambil sebuah walkie talkie."Nona muda Kabur! Cepat kalian cari di seluruh area butik!" Wiliam segera menuju ke arah Tuannya."Tuan!" Sang empu terlihat mendengkus kesal."Apa kamu mau mati, wil! Jangan menggangguku pergi sana!" Usir Gabriel dengan nada dingin."Kau yang akan mati, jika gadis itu sampai berhasil kabur," batinnya penuh ejek.Tidak memperdulikan ada sosok Wiliam, Gabriel justru dengan lancangnya merem4s semangka sang gadis.Badan Gabriel seketika terdiam, saat mendapati perbedaan di sana. Detik selanjutnya, wajahnya berubah merah padam dengan urat leher yang sudah terlihat. Pria itu langsung membalikan tubuh sang gadis.Tangannya mengepal
Senja sudah menampakan wujudnya, dengan cantik. Grazella terlihat menuju dapur, untuk mengambil kemasan 5u5u. Gadis akan memompa asinya, mumpung si iblis tidak berada di mansion.Sedari pulang dari cafe, Grazella tidak melihat Gabriel. Sedangkan pria itu masih berdebat bak capres dengan sang ayah."Sudah berapa kali kubilang, kau harus menikahi Selena, Gabriel! Tua Bangka itu sudah menguasai seluruh saham perusahaanku!" Paruh baya tersebut menatap tajam sang putra. Tetapi Gabriel hanya diam, dengan wajah datar."Aku sudah menuruti permintaanmu, dengan bertunangan dengannya, Dad. Dan aku tidak akan pernah menikahinya! Aku punya cara sendiri, untuk mengambil alih saham itu!" jelas pria berwajah datar tersebut."Bagaimana, Gabriel? Jangan banyak tingkah kau! Daddy tau kau sudah mempunyai perusahaan sendiri! Tapi perusahaan itu juga milik Keluarga kita, Gabril!" paruh baya itu sangat emosi, membayangkan perusahaan miliknya akan di ambil alih oleh orang lain."Hanya kamu, yang bisa menyelam
Dengan rahang mengeras, dan tangan mengepal pria itu menatap bengis, ke arah gadis di depannya.Gabriel meremas kartu nama yang berada di tangannya. Grazella hanya diam dengan tangan terlihat bergetar."Le–on,""Kabur? Dengan pria lain! Lancang sekali pemikiranmu itu, El!" Suara dingin yang sudah jarang Grazella dengarkan, sekarang menusuk telinganya."A-aku ... aarrghh! Sakit, Leon lepas!" Pria itu mencengkram dagu Grazella dengan keras. Bahkan pipi gadis itu terlihat memerah."Apa aku terlalu lembut padamu, atau memang pada dasarnya kau sungguh keras kepala, hah!""Sakit, Le–on. Lepas, kamu menyakitiku!" "Kau milikku, aku berhak melakukan apapun pada tubuhmu, El!" teriak Gabriel."Aku sangat membencimu, Leon! Kenapa kau sangat egois!""Bencilah aku, sebesar yang kau bisa, El. Sampai kau tidak akan sanggup melupakanku,""Dasar sinting! lepas, Leon!"Wajah gadis itu menoleh ke samping
Waktu sudah menunjukan, pukul 11 malam. Terlihat dua pria, dengan tinggi menjulang, keluar dari mobil sport Lamborghini tersebut."Huft, Akhirnya sampai juga! Aku sangat merindukan tempat ini!" Dengan semangat pria itu berceloteh."Tutup mulutmu, Wil! Kau mau aku jual mulut rombengmu itu, hah!"Dengan cepat Gabriel membungkam mulut sahabatnya."Astaga Riel, lihatlah dirimu! Sekarang kau sangat mirip ibu-ibu kurang tranferan! Apa gadis, ah maksudku wanitamu itu nakal lagi, h'm?" Dengan tengilnya Wiliam menaik turunkan alisnya."Bulan depan gajimu aku potong 50% dan akan kukirim kau, ke kutub selatan Wil!""Ayolah Riel ... Aku hanya bercanda, Tuan."Mereka segera masuk ke tempat yang biasa di sebut surga dunia itu.Terlihat dua wanita s3ksi dengan pakaian kurang bahan, duduk berdampingan dengan Gabriel. Kedua wanita itu menatap Gabriel, bak makanan yang siap disantap."Tuan, malam ini sama Jessie saja, ya? Jessie akan kasih s3rvis yang memu4skan." Dengan sedikit mendesah, wanita itu ber
Sinar matahari sudah bersiap untuk bertugas hari ini, gadis dengan manik amber baru akan terbangun. Dia menyitipkan mata kala melihat seseorang yang sedang berada di kamarnya."Bibi Margaret?" Wanita yang sedang merapikan meja rias tersebut menoleh. Paruh baya itu tersenyum, dan segera menghampiri sang Nona."Pagi, Nona. Maaf sudah mengganggu tidur, Nona,""Apakah sudah siang, Bi?" "Masih jam 6 pagi, Nona." Grazella terkejut, biasanya para maid akan membersihkan kamar jam 8, aneh tidak biasanya.Gadis itu mengedarkan pandangan, dan sedikit kecewa, kala tidak menemukan sosok yang dia cari. Hal itu terlihat oleh sang kepala maid, dia pun tersenyum dan memberikan sedikit informasi."Tuan, tidur di kamar lain, Nona,""Aku tidak perduli, Bi." Penuh baya itu hanya tersenyum."Apa yang kamu pikirkan, El. Baguskan tidak ada iblis itu, sekalian saja jangan pernah kesini lagi!" batinnya dengan meremas sprei."No
Gabriel yang tidak sabar, meremas kuat tangan Grazella dengan kasar. Gadis itu terpaksa mengeluarkan suaranya."Si–ap." Suara gadis itu bergetar dengan tangan mengepal. "Baiklah. Maka tibalah saatnya untuk meresmikan pernikahan, Saudara. Saya persilahkan Saudara masing-masing menjawab pertanyaan, saya," ucap Pendeta."Gabriel Leonard Mattew, maukah Saudara menikah dengan Grazella Elnara Wesley, yang hadir di sini, dan setia mencintainya seumur hidup, baik suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, serta keadaan kurang maupun berlimpah?""Ya, saya bersedia!""Kepada mempelai wanita, Grazella Elnara Wesley, maukah Anda menikah dengan, Saudara Gabriel Leonard Mattew, dan mencintainya seumur hidup Anda, baik suka maupun duka?"Gadis itu tidak kunjung menjawab pertanyaan dari Pendeta tersebut, hatinya terasa sangat ragu, dia merasa takut hidupnya akan semakin menderita."Saudara, Grazella?" Pendeta itu sudah sedikit bingung