Gadis bermanik amber menggeram kesal, mendapati Gabriel justru mel4hap bibirnya, dan memasukan kapsul itu menggunakan lidah, agar masuk ke mulutnya.Merasakan Grazella hanya diam, Gabriel segera menginterupsi sang gadis."Telan," perintah Gabriel dengan nada dingin yang langsung di balas gelengan oleh sang gadis."Telan, atau aku akan menghukum–mu." Grazella langsung menelan obat itu tanpa minum."Uhuk! uhuk!" "Ternyata kamu sangat menikmati caraku, h'm? Apa setiap kali minum obat aku bantu saja, baby girl?" Gabriel menarik turunkan alisnya."Dasar sinting!" teriak Grazella memenuhi ruangan kamar.Gabriel membereskan mangkok, dan menyuruh Bibi Margaret membawanya keluar. Pria itu menaiki ranjang, dan membawa Grazella untuk duduk di depannya, dia menyandarkan kepala sang gadis di dada kekarnya.Gabriel memeluk Grazella dengan erat."Kamu tau, baby. Saat seperti ini aku merasa sedang mengisi tenagaku, jadi kumohon jangan pernah mencoba lari dariku lagi, El,""Karna sampai mati, kamu aka
Grazella menatap tak suka pada tingkah maid itu. Bagaimana tidak? Dengan lancangnya, Emma memeluk baju kemeja bekas Gabriel semalam. Grazella hanya diam, dan bersidekap dada."Pertunjukan yang menarik. Ternyata kau menyukai, Tuanmu. Kisah yang mengejutkan," batinnya tersenyum getir."Apakah, kita bisa turun sekarang. Em ... ma?" Dengan melihat name tag, di seragam maid itu, Grazella berucap.Emma terlihat terkejut, dia langsung berpura pura mengambil kemeja itu untuk di cuci."I-iya, ayo, Nona. Kita turun." Mereka segera turun, menuju meja makan. • • • "Apa ada yang ingin kamu makan, sayang?" Gadis itu menggeleng."Tidak, Leon. Aku mau ini saja. Lagian juga, tidak mungkin di sini ada makanan itu." Pria itu mengernyitkan dahinya."Memang apa yang ingin kamu makan? Bibi Margaret bisa membuat semua makanan, atau aku panggilkan koki mansion agar ...,""Tidak, Leon. Aku mau ini saja," jawab Grazella lembut.Grazella memilih bubur, dengan sup daging.Wiliam sangat muak, melihat tingkah buc
Tubuh Grazella mendadak menjadi patung, dengan entengnya Gabriel tertidur dengan posisi mulutnya lancang melakukan itu pada semangkanya. Bahkan Grazella melihat ada sesuatu mengalir di sana.Mungkin karna Gabriel tertidur, dia tidak sadar kalau sudah melakukan tindakan absurd pada semangka Grazella. Gadis itu takut kalau Gabriel terbangun, maka iblis itu akan tahu jika dirinya bisa mengeluarkan asi.Tapi jika melepasnya, Grazella juga harus memompanya, dan itu semakin membuang waktu. Karena dia juga harus mengendap-endap mengambil kemasan 5u 5u di kulkas.Grazella memilih diam, dan menikmati moment absurd itu. "Kalo diam begini, ganteng juga," ucapnya sambil terkekeh.Grazella merasakan sedikit gatal, karna alerginya. Dia berusaha untuk tidak bergerak, karna takut membangunkan sang iblis.Sementara di alam bawah sadar sang pria, Gabriel sedang bermimpi meminum americano, dia pun menghisap dengan kuat semangka Grazella, yang membuat gadis
Di sebuah rumah mewah terbengkalai, terlihat seorang pria sedang sibuk mengikatkan tali pada kaki ranjang di sana."5hit! Ternyata kau cekatan juga, Gabriel," umpat pemilik wajah tampan bernama Alex tersebut.Dia langsung melemparkan tali ke arah jendela kamar, yang baru beberapa hari dia tempati. Setelahnya dia turun menggunakan tali itu, dengan sebuah tas yang berisi barang-barang penting untuknya.Setibanya di bawah Alex langsung bersembunyi, kala melihat rombongan mobil sedang menuju gedung tersebut."Geledah semua tempat ini! Jangan sampai melewatkan sedikit pun!"Seketika mereka semua berpencar untuk menangkap sang pria.Setelah orang orang itu masuk ke gedung, dengan lihai pria itu mengendap-endap menuju tempat parkir mobilnya. Alex segera menaiki mobil sport ferrari, menuju keluar. Sayangnya aksi itu terlihat oleh Wiliam, dia segera memutar balik, dan mengejar mobil tersebut.Di jalan yang sepi itu, terjadilah ak
Grazella terlihat berhenti melangkah, karena pengendara mobil itu berhenti tak jauh darinya. Gadis menelan ludahnya kasar, melihat Wiliam yang keluar dari dalam mobil tersebut.Grazella berusaha bersembunyi di balik pohon-pohon besar di sana."Untung mansion iblis ini kayak hutan, banyak pohonnya."Dengan perlahan Grazella mengendap berjalan ke arah gerbang. Saat melihat Wiliam sudah pergi, dan para penjaga sedang lengah, dengan langkah cepat Grazella berlari kencang ke arah gerbang."Baby, mau kemana, h'm?"Perut ratanya sudah diraih oleh tangan kekar seseorang. Grazella melepaskan tangan kekar itu dan berbalik."Hay Le–on ...." Gabriel menatap bengis ke arah Grazella. Sementara gadis itu tersenyum lebar."A-aku mau beli ice cream, tadi aku lihat ada penjualnya di luar hehehe ...." Pria itu tidak mendengarkan, dia fokus menatap tajam ke arah Grazella."Masuk!" Grazella menutup matanya karena mendengar suara menggelegar itu."Tapi aku mau ice cream,""Masuk, Elnara!" Grazella menatap t
Wiliam mengusap keringat yang ada di pelipisnya. Dia menyipitkan mata kala melihat Tuannya memeluk seseorang."5hit!" Wiliam mengedarkan pandangan, dirasa tidak menemukan apa yang dia cari, Wiliam segera menuju ruang ganti."Sial4n!" Wiliam melihat cadar, dan pakaian yang Grazella kenakan sudah berserakan di lantai. Pria itu segera mengambil sebuah walkie talkie."Nona muda Kabur! Cepat kalian cari di seluruh area butik!" Wiliam segera menuju ke arah Tuannya."Tuan!" Sang empu terlihat mendengkus kesal."Apa kamu mau mati, wil! Jangan menggangguku pergi sana!" Usir Gabriel dengan nada dingin."Kau yang akan mati, jika gadis itu sampai berhasil kabur," batinnya penuh ejek.Tidak memperdulikan ada sosok Wiliam, Gabriel justru dengan lancangnya merem4s semangka sang gadis.Badan Gabriel seketika terdiam, saat mendapati perbedaan di sana. Detik selanjutnya, wajahnya berubah merah padam dengan urat leher yang sudah terlihat. Pria itu langsung membalikan tubuh sang gadis.Tangannya mengepal
Senja sudah menampakan wujudnya, dengan cantik. Grazella terlihat menuju dapur, untuk mengambil kemasan 5u5u. Gadis akan memompa asinya, mumpung si iblis tidak berada di mansion.Sedari pulang dari cafe, Grazella tidak melihat Gabriel. Sedangkan pria itu masih berdebat bak capres dengan sang ayah."Sudah berapa kali kubilang, kau harus menikahi Selena, Gabriel! Tua Bangka itu sudah menguasai seluruh saham perusahaanku!" Paruh baya tersebut menatap tajam sang putra. Tetapi Gabriel hanya diam, dengan wajah datar."Aku sudah menuruti permintaanmu, dengan bertunangan dengannya, Dad. Dan aku tidak akan pernah menikahinya! Aku punya cara sendiri, untuk mengambil alih saham itu!" jelas pria berwajah datar tersebut."Bagaimana, Gabriel? Jangan banyak tingkah kau! Daddy tau kau sudah mempunyai perusahaan sendiri! Tapi perusahaan itu juga milik Keluarga kita, Gabril!" paruh baya itu sangat emosi, membayangkan perusahaan miliknya akan di ambil alih oleh orang lain."Hanya kamu, yang bisa menyelam
Dengan rahang mengeras, dan tangan mengepal pria itu menatap bengis, ke arah gadis di depannya.Gabriel meremas kartu nama yang berada di tangannya. Grazella hanya diam dengan tangan terlihat bergetar."Le–on,""Kabur? Dengan pria lain! Lancang sekali pemikiranmu itu, El!" Suara dingin yang sudah jarang Grazella dengarkan, sekarang menusuk telinganya."A-aku ... aarrghh! Sakit, Leon lepas!" Pria itu mencengkram dagu Grazella dengan keras. Bahkan pipi gadis itu terlihat memerah."Apa aku terlalu lembut padamu, atau memang pada dasarnya kau sungguh keras kepala, hah!""Sakit, Le–on. Lepas, kamu menyakitiku!" "Kau milikku, aku berhak melakukan apapun pada tubuhmu, El!" teriak Gabriel."Aku sangat membencimu, Leon! Kenapa kau sangat egois!""Bencilah aku, sebesar yang kau bisa, El. Sampai kau tidak akan sanggup melupakanku,""Dasar sinting! lepas, Leon!"Wajah gadis itu menoleh ke samping