“Aku ingin kembali bersama Dario, bisakah kamu membantuku sebagai sahabatku?” Dia menatap Aria dengan penuh harap.Hati Aria jatuh. Tenggorokannya tercekat membuatnya tidak bisa berkata-kata. Matanya melebar menatap Hanna.Hanna melanjutkan kalimatnya tanpa peduli dengan reaksi Aria.“Selama bertahun-tahun tinggal di luar negeri, aku tidak bisa melupakannya dan selalu merindukannya,” ujarnya dengan ekspresi sedih menunduk menatap jari-jari tangannya.“Tapi aku tidak berani kembali ke Capital, karena kupikir kamu dan Dario sudah menikah. Dan aku tidak ingin mengganggu rumah tangga sahabatku.” Dia mengangkat kepalanya menatap Aria sambil tersenyum.“Aku tidak akan berani mengganggu rumah tanggamu jika kamu menikah dengan Dario. Tapi syukurlah ternyata kalian tidak menikah. Hati menjadi ringan.” Dia menatap Aria dengan penuh harap.“Aria kamu tidak membenciku kan?”Hati Aria bergetar gelisah yang semakin menjadi-jadi. Dia ingin menolak permintaan Hanna dan mengatakan bahwa Dario dan dia
Aria menyiapkan makan malam. Sejak dia cuti dia mengambil urusan dapur dan menyiapkan sendiri makan malam sementara anak-anak bermain di ruang tamu dengan ditemani pengasuh.Namun meski Aria sedang memasak, pikirannya melalang buana pada pertemuannya dengan Hanna sore itu.Apa yang harus dia lakukan jika Hanna benar-benar mendekati Dario. apa dia bisa menghentikannya tanpa harus menyakiti Hanna?Hanna adalah sahabat baiknya di masa lalu. Dia banyak membantunya di saat-saat tersulitnya. Namun Aria sudah menyakitinya dengan berselingkuh dengan kekasihnya dan membatalkan pertunangan yang selama ini dia idamkan.“Aww ....” Aria mengaduh sakit merasakan pisau menggiris jarinya. Dia melirik ke bawah melihat jari telunjuknya berdarah teriris pisau yang digunakan untuk mengiris bawang.Perih dijarinya semakin perih terkena bawang. Air mata tergenang di mata Aria saat dia menghisap.Tiba-tiba sebuah lengan memeluknya dari belakang.“Apa yang sedang kamu masak.” Suara Dario berbisik di samping
Bibir bawahnya bergerak di sepanjang bahu putihnya dan menggigit dengan lembut. Salah satu tangannya turun mengelus paha dalam Aria dibalik roknya.Aria bergerak tidak nyaman dan geli. Lututnya lemah dan goyah, dia tanpa sadar mengerang. Aria menghentikan gerakan mengiris bawang, takut akan ceroboh mengiris jarinya lagi akibat rangsangan pria itu membuatnya tidak bisa fokus.“Hentikan, anak-anak masih di ruang tamu.” Dia mendorong dengan pinggulnya dengan enggan.“Kamu yakin?” Dario menggoda menyelinap ke dalam celana dalamnya dan meraba-raba bagian intimnya yang mulai basah.“Kamu basah sayang,” bisiknya menggoda di telinga Aria.Kaki Aria tampak lemas, dia menggigit bibir bawahnya menahan suara erangannya keluar merasakan jari-jari Dario menggelitik bagian intimnya. Aria mencengkeram pinggiran marmer chicken set mencegah tubuhnya goyah.Pipinya memerah saat dia melirik Dario dari ujung matanya sambil mengerucutkan bibirnya.“Aku harus menyiapkan makan malam,” ujarnya lalu melirik ke
“Aria, kamu terlalu polos. Aku mengenal Hanna, dia tidak mencintaiku. Yang dia inginkan adalah status Nyonya Clark,” kata Dario menjelaskannya dengan sabar.“Sekarang sudah tujuh tahun berlalu, cukup baginya melupakan obsesinya menjadi Nyonya. Aku yakin dia menjalin hubungan dengan beberapa pria selama tinggal di luar negeri. Pengaruh keluarganya sudah setara dengan keluarga Clark-ku.”Aria membantah.“Hanna tidak akan berbohong padaku. Dia bahkan memohon padaku agar kamu memaafkannya. Dia terlihat tulus saat itu.”Wajah Dario berkerut tampak tidak senang. Dia menghela napas tidak ingin memperpanjang perdebatannya dengan Aria.“Terserah kamu ingin mempercayainya atau tidak. Akan lebih baik jika kamu menjauhinya. Hanna tidak sesederhana yang kamu pikirkan,” ujarnya memperingatkan Aria.“Bagaimana aku bisa? Aku tidak bisa menjauhinya ketika Hanna mendekatiku. Itu tampak jahat baginya.”Dario menghela napas, agak putus asa dengan kenaifan Aria. Dia begitu cerdas dan tegas saat dia mengha
“Belajar yang rajin dan jangan nakal ya.” Aria mengingatkan si kembar sebelum mengantar mereka pada wali kelas.“Dah, dah ....” si kembar melambai masuk ke dalam sekolah dengan ibu mereka bersama Bibi pengasuh.Aria balas melambai mereka menghilang ke dalam gerbang sekolah sambil menghela napas.Sudah sebulan dia mengambil cuti menjaga si kembar. Sampai saat ini belum ada melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan anak-anaknya sejak dia menerima paket berdarah.Mungkin Aria berpikir berlebihan. Tidak ada yang akan menyakiti anak-anaknya, terutama dengan pengawal Dario yang mengawasi dalam bayang-bayang.Aria merasa bosan sejak dia berhenti sejenak dari pekerjaan kantornya.Jenny hanya sesekali menghubungi untuk melaporkan masalah peluncuran Ms. Quinzy. Aria memperkerjakan sebagai kaki tangannya di kantor selagi dia tidak ada.Aria masih memegang posisi ketua Perusahaan Quin meski dia tidak terjun langsung ke lapangan sejak dia memutuskan berhenti sejenak, membiarkan Jenny dan Dario
Namun pemandangan di kantor Dario membuatnya membeku.“Apa yang sedang kalian lakukan?”“Nona Aria!” Haris menyusulnya di belakang, terlambat untuk menghentikannya dan meringis melihat pemandangan di depannya.Aria terpaku menatap lurus ke depan.Di tengah kantor, dia melihat Dario berpelukan mesra dengan seorang wanita.“Hanna?” Aria membeku. Dia tidak menyangka melihat Hanna di kantor Dario dan berpelukan dengan kekasihnya.Dario menoleh dengan cepat dan melepaskan cengkeraman Hanna dari jasnya dengan ekspresi kesal. Dia mendorongnya hingga membuatnya terhuyung sebelum menghampiri Aria dengan cemas.“Sayang jangan salah paham ....”Aria tidak mendengarnya dia menghampiri Hanna.“Apa yang kamu lakukan di sini?”Hanna memperbaiki letak gaunnya yang agak berantakan sebelum berbalik memandang Aria dengan senyum ramah.“Aria, kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja aku bertemu dengan mantan tunanganku.”Ari melirik Dario. Wajah pria itu cemberut kesal tampak seseorang membuat marah.
Hanna tiba-tiba tertawa sambil menyilangkan tangannya di depan dada menatap Aria dingin.“Luar biasa, tujuh tabun yang lalu kamu merebut tunanganku. Kemarin kamu mengaku tidak bersama Dario. Apa kamu mempermainkan dan menertawakan aku saat aku memohon padamu?!”Aria tertunduk merasa bersalah dalam hati. Dia mengeratkan pegangannya di lengan Dario.Bagaimana pun, dia tidak ingin kehilangan pria ini, ayah dari anak-anaknya.Dia menatap Hanna dengan tatapan lurus.“Aku tidak permainkan kamu Hanna. Aku tidak mengatakan aku tidak memiliki hubungan dengan Dario,” ujarnya dengan tenang.“Kamu yang menarik kesimpulanmu sendiri hanya agar minta aku membantumu bersama Dario.”Hanna mendengus marah dan mengangkat tangannya untuk menampar Aria.“Beraninya jalang sepertimu—“Aria memejamkan matanya siap mendapat tamparan Hanna.Sebelum tangan Hanna memukulnya, sebuah tangan kekar menangkap tangannya.“Jangan pernah menyentuh wanitaku.” Suara dingin nan berat di sebelahnya memperingatkan wanita itu
“Bisakah kamu turun dari meja kerjaku,” desisnya dingin.“Tidak, aku suka seperti ini.” Dia menyeringai menatap Dario menggoda.Wajah Dario tetap tanpa ekspresi menatap wajah wanita itu. Mengabaikan belahan dada yang terbuka di depan wajahnya.“Katakan apa tujuanmu atau aku akan membuat satpam mengusirmu dari sini,” desisnya melirik Haris yang menunggu perintahnya di ambang pintu.Hanna melirik Haris lalu berdecak.“Keluarkan pria itu dulu, baru aku akan tunjukkan padamu perjanjian utang modal yang dibuat ayahmu Kyle Clark saat masih menjabat ketua perusahaan pada keluarga Smith di Perancis.”Dario tidak bergeming pada permintaannya.“Tunjukkan padaku atau pergi. Aku tidak peduli utang yang dibuat ayahku karena dia bukan lagi ketua dan tidak ada hubungan lagi dengan perusahaan ini.”Hanna mengerucutkan bibirnya.“Kamu memang pembicara ulung. Tapi sayangnya Kyle membuat utang saat dia masih menjabat ketua perusahaan ini dan mengataskan namakan Clark Corporation untuk membayar hutang.”
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per