Share

Playing Victim

Sepuluh Bulan Kemudian ...

Sambil menghela napas panjang, Annelies menatap sendu sosok Kevin yang terbaring pulas di tempat tidur, sebelum beralih ke kalender duduk di meja riasnya. Atau meja yang seharusnya menjadi tempat Annelies meletakkan peralatan kecantikannya, seandainya saja ia juga tidur di kamar itu.

Sepuluh bulan sudah berlalu dari waktu yang telah ditetapkan daddy Elrick, namun alih-alih mendapatkan cinta Kevin, pria itu malah semakin mengabaikan Annelies, dan hanya bicara seperlunya saja dengan Annelies.

Pengabaian Kevin semakin menjadi-jadi semenjak cinta pertamanya yang bernama Julia kembali. Dan parahnya lagi Kevin mengizinkan wanita itu tinggal di rumah mereka. Meski mendapatkan penentangan luar biasa dari Annelies, namun Kevin sama sekali tidak mengindahkannya.

Sejak saat itu, bertambah satu orang lagi yang merendahkan annelies di rumah itu, juga bersikap semena-mena padanya.

'Dalam waktu dekat ini, Kevin akan kembali menjadi milikku sepenuhnya!'

Suara penuh tekad Julia pagi tadi kembali terngiang-ngiang di telinga Annelies. Sungguh Annelies tidak ingin sepuluh bulannya berakhir sia-sia. Ia akan memanfaatkan dua bulan yang tersisa ini untuk menyempurnakan pernikahannya dengan Kevin, untuk menyatukan diri mereka.

Ya, selama sepuluh bulan ini tidak sekalipun Kevin menyentuh Annelies. Kevin bahkan bahkan memutuskan langsung tidur di kamar terpisah dengan Annelies di malam pernikahan mereka. Dan hanya tidur di kamar yang sama jika sedang bermalam di kediaman kakek Bian. Itu pun Kevin memilih tidur di sofa alih-alih di tempat tidur bersama dengan Annelies.

"Aku tidak akan membiarkanmu merebut apa yang sudah menjadi milikku, Julia! Kecuali aku sendiri yang memberikannya padamu!" geram Annelies sambil mengepalkan kedua tangannya.

Selama sepuluh bulan ini Annelies selalu menunggu Kevin yang memulainya lebih dulu, tapi hingga saat ini tidak sekalipun Kevin melakukannya. Jadi, sudah saatnya Annelies yang ambil tindakan. Tidak ada salahnya 'kan wanita yang memulainya lebih dulu?

Setelah memantapkan lagi tekad yang sudah beberapa hari ini Annelies rencanakan, Annelies melangkah pelan ke arah tempat tidur. Meski dengan lubuk hati yang menjerit menolak keputusannya, perlahan Annelies menanggalkan pakaiannya.

Kembali lagi Annelies membulatkan tekadnya untuk membenarkan keputusannya. Kalau Kevin tidak mau memulainya, maka Annelies yang akan menggodanya. Ia tidak mau satu tahunnya berakhir dengan sia-sia, tidak mau pelarian berujung pernikahannya dulu berakhir dengan perpisahan. Semoga saja setelah penyatuan mereka Kevin akan mulai mencintainya, atau setidaknya mulai peduli padanya.

Dengan hati-hati, Annelies menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuh Kevin. Pria itu selalu tidur hanya dengan mengenakan celana boxernya saja, hingga dada telanjangnya menjadi pusat perhatian Annelies, tangannya bergerak dengan sendirinya menyentuh otot dada Kevin yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.

“Owch!” pekik Annelies ketika dengan cepat Kevin menepis tangannya dan mendorong Annelies hingga jatuh terduduk.

Dalam sekejap mata Kevin sudah melompat turun dari tempat tidur, kedua matanya menyiratkan kebencian saat menatap tajam Annelies, "Kamu! Beraninya kamu masuk kamarku!"

"Kenapa? Ada yang salah? Aku istrimu, aku yang berhak masuk kamar ini, bukan Julia!" balas Annelies sambil berdiri.

Menyadari tatapan canggung Kevin yang tengah menyusuri tubuh polosnya, Annelies langsung menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi bukit kembarnya.

Kini, Annelies menyesali keputusan gilanya itu. Alih-alih berhasil mendapatkan Kevin, ia malah mempermalukan dirinya sendiri. Kevin pasti akan semakin memandang rendah dirinya.

“Ini kali terakhir aku memperingatkanmu, jangan pernah menyentuhku lagi! Kamu hanya akan membuatku semakin jijik padamu!” geram Kevin seolah menyuarakan ketakutan Annelies, dan pria itu pun melangkah kesal keluar kamar.

“Kevin, kamu mau ke mana?”

Jangankan menghentikan langkahnya, Kevin bahkan tidak menjawab pertanyaan Annelies, dan justru menutup pintu kamar dengan kencang, membanting lebih tepatnya hingga Annelies tersentak kaget.

Ia menatap nanar tempat tidur yang kini terlihat kosong itu. "Haruskah aku melepaskanmu sekarang, Vin?" lirihnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status