Share

Memancing Emosi

Penulis: Si Nicegirl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 09:23:25

"Memangnya salah kalau Mama mengizinkan Bi Nisa pulang kampung? Keluarganya ada yang sakit, Mama tidak bisa menahannya di sini, Vin," jelas mama Sinta saat Kevin menanyakan perihal asisten rumah tangga mereka.

"Masalahnya bukan di Bi Nisa, Ma. Tapi ke mana perginya pembantu kita yang lain? Apa Mama memecat mereka semua tanpa memberitahu aku lebih dulu? Apa salah mereka sampai Mama harus melakukan itu dan hanya menyisakan Bi Nisa saja di rumah ini?"

"Kerja mereka belakangan ini tidak becus, Vin. Salah satunya bahkan kedapatan mencuri di kamar Donna, kamu bisa tanyakan adikmu langsung kalau kamu tidak percaya."

"Mencuri? Mereka bekerja di rumah ini bukan hanya baru setahun atau dua tahun, Ma. Tapi sudah belasan tahun! Aku pasti sudah akan mendepak mereka semua kalau memang sejak awal mereka memperlihatkan gelagat kriminal. Kenyataan mereka bekerja selama itu berarti memang kinerja mereka bagus," sangkal Kevin.

Mama Sinta meletakkan cangkir tehnya sebelum memberikan perhatian penuh pada Kevin, matanya sedikit menyipit saat bertanya, "Setelah hampir sepuluh bulan berlalu, kenapa kamu baru menanyakan hal itu sekarang? Apa karena istrimu itu sudah mulai keberatan membantu Mama membersihkan rumah ini?"

"Jadi benar, selama ini kalian memperlakukan Anne seperti pembantu?' Kevin balik bertanya tanpa menyembunyikan nada tidak sukanya pada keputusan mama Sinta.

"Apa salahnya? Toh Anne istrimu, sudah sewajarnya dia membersihkan rumah suaminya."

"Aku menikahi Anne bukan ingin menjadikannya pembantu di rumah ini, Ma. Kalau memang pembantu kita bermasalah, kenapa Mama tidak langsung mencari penggantinya? Dengan demikian Anne tidak harus melakukan pekerjaan rendah itu."

"Tidak mudah mendapatkan pembantu yang jujur sekarang ini, Vin. Semua butuh proses!"

"Kalau begitu, biar aku yang meminta Bayu untuk mencari penggantinya."

"Silahkan, justru Mama senang ada yang membantu Mama. Tapi selama asistenmu itu belum menemukan pembantu yang jujur, biarkan saja Anne yang membersihkan rumah kita, Vin. Kamu tahu sendiri Donna alergi debu, rumah harus selalu bersih."

"Kalau Anne melakukan pekerjaan itu lagi, maka Mama dan Donna juga harus melakukannya! Toh ini rumah kalian juga!" tegas Kevin sebelum melirik jam tangannya, "Aku pergi dulu!" serunya sambil bergegas meninggalkan kamar mama Sinta.

"Apa kamu mulai mencintainya, Vin?" Pertanyaan mama Sinta menghentikan langkah Kevin.

Perlahan ia memutar tubuhnya hingga matanya kembali terkunci dengan mata mama Sinta, "Tentu saja aku mencintainya. Untuk apa aku menikahinya kalau aku tidak mencintainya?"

Mama Sinta tertawa hambar sambil berdiri, lalu melangkah pasti mendekati Kevin untuk menepuk bahu Kevin seolah ada kotoran di sana, "Jangan berpura-pura lagi, Vin. Mama dan Donna tahu kalau selama ini kamu belum sekalipun menyentuhnya, kamu justru cenderung jijik padanya, ya kan? Kalau kamu memang mencintainya, tiap malam kalian pasti tidur di kamar yang sama, bukan di kamar yang terpisah. Apalagi kamu yang selalu tidur di ruang kerjamu tiap kali Anne menyelinap masuk ke kamarmu."

"Ma ... "

"Sudahlah, Mama mengerti perasaanmu masih sepenuhnya tertuju pada Julia. Sekarang tunggu apa lagi? Cepat ceraikan Anne dan nikahi Julia. Hanya dia menantu pilihan Mama," saran mama Sinta sambil merapikan dasi Kevin.

"Aku belum bisa menceraikan Anne, Ma."

"Ah, pasti karena Kakekmu 'kan? Apa kamu butuh bantuan Mama untuk menyingkirkan Anne?"

Kening Kevin mengkerut dalam. Mama Sinta begitu tidak menyukai Annelies. Apa kejadian pagi tadi murni kesalahan Annelies, atau hanya salah satu cara mama Sinta untuk membuat Kevin semakin membenci istrinya itu?

Keraguan mulai menguasai dirinya. Namun dengan cepat Kevin menepisnya. Mama Sinta, Donna dan Julia tidak akan menggunakan trik murahan seperti itu. Mereka pasti tahu, kalau Kevin berniat menceraikan Annelies, ia pasti akan melakukannya tanpa campur tangan orang lain.

"Aku pergi dulu!" pamit Kevin yang enggan melanjutkan percakapannya lagi dengan mama Sinta.

Dan kali ini mama Sinta tidak menahannya, ia tersenyuman puas sambil terus menatap punggung tegap Kevin.

Setelah pintu kamarnya kembali tertutup, mama Sinta meraih ponselnya untuk mengirimkan pesan singkat pada Donna dan juga Julia, 'Ke kamar Anne sekarang!'

Tanpa menunggu balasan dari Donna dan juga Julia, mama Sinta melangkah lebih dulu menuju kamar Annelies.

Setelah memastikan Kevin benar-benar sudah keluar rumah barulah ia membuka pintu kamar Annelies, Donna dan Julia sudah ada lebih dulu di dalamnya namun ia tidak menemukan keberadaan Annelies.

"Mana Anne?" tanya mama Sinta.

"Lagi di kamar mandi. Kenapa sih nyuruh aku dan Jul ke sini? Aku lagi mani-pedi juga," jawab Donna setengah kesal tanpa mengalihkan perhatian dari kuku-kuku jarinya. Sementara Julia sibuk memperhatikan pernak-pernik di kamar itu.

"Kamu akan segera tahu, tunggu Anne dulu!' jawab mama Sinta, ia mengedarkan tatapannya ke seluruh kamar Annelies. Sama halnya dengan Donna da Julia, ini baru kali pertamanya mama Sinta memasuki kamar itu.

"Hmm, pintar dekor juga dia rupanya," gumam mama Sinta.

"Apaan sih, Ma. Dekorasinya tidak berkelas juga, jauh beda dengan kamarku," sanggah Donna.

"Aku setuju dengan Mama. Dekorasinya terlihat berkelas. Apa Anne yang mendesainnya sendiri?" timpal Julia.

"Wanita rendahan itu tidak mungkin memiliki desain interior sebagus ini. Well, mungkin Kevin yang membayar seseorang untuk mendesain kamar ini."

Tepat pada saat itu Annelies keluar dari walk in closetnya. Sebelah alisnya sedikit terangkat dengan arogan saat mendapati mama Sinta, Donna dan Julia di kamarnya.

"Tumben kalian bertiga mau masuk ke kamarku?" tanyanya sambil mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk. Tubuhnya sendiri hanya berbalut bathrobe saja.

"Terpaksa! Kalau bukan Mama yang memintaku ke sini aku juga tidak akan sudi masuk ke kamar lusuh ini!" jawab Donna sambil berkacak pinggang.

"Oh ya? Apa ada yang ingin Mama bicarakan denganku? Kali ini keluhan apa lagi?"

Melihat reaksi Annelies sesantai itu mama Sinta menjadi dongkol karenanya. Hingga saat ini mama Sinta belum menemukan jawabannya kenapa Annelies yang semula lemah lembut dan selalu menuruti apa pun perintahnya, sekarang berubah sedrastis itu, seolah tidak ada yang wanita itu takutkan sama sekali.

"Mulai berani kamu ya mengadu pada Kevin? Berharap simpati Kevin? Salah besar! Kevin tetap tidak peduli padamu, dan justru sekarang semakin berniat menceraikanmu untuk menikahi Julia!" cibir mama Sinta membuat Julia tersenyum penuh kepuasan.

 "Benarkah, Ma? Julia akan resmi menjadi keluarga kita?" tanya Donna dengan nada tidak percaya.

"Tentu saja benar. Itu alasan kenapa Kevin menempatkan Julia di samping kamar Kevin. Kamar yang hanya dikhususkan untuk seseorang yang penting saja, mengingat ada pintu penghubung di antaranya," jawab mama Sinta. Ia sengaja menekan setiap pata katanya untuk menegaskannya pada Annelies.

Namun lagi-lagi Annelies tetap terlihat acuh, sama sekali tidak terusik dengan informasi yang baru saja mama Sinta sampaikan itu.

"Apa kamu sering membuka pintu itu, Jul? Atau jangan-jangan Kevin yang membukanya setiap malam?" goda Donna, sengaja meninggikan suaranya untuk mendapatkan perhatian Annelies yang masih sibuk mengeringkan rambutnya.

"Tidak setiap malam juga sih," jawab Julia dengan malu-malu.

"Kamu dengar itu, Anne? Kevin lebih bergairah dengan Julia, daripada denganmu!" tanya mama Sinta dengan gaya mengejeknya.

"Oh ya aku dapat mendengarnya dengan sangat jelas," jawab Annelies sesantai dirinya sekarang ini.

Sama sekali tidak terlihat emosi layaknya seorang istri yang mendengar perselingkuhan suami dengan mantan kekasihnya itu.

"Kalau cemburu, marah, silahkan saja. Jangan dipendam-pendam nanti sakit sendiri," kekeh Donna, disusul cekikikan geli Julia.

Barulah saat itu mereka mendapatkan perhatian Annelies, "Apa aku terlihat cemburu? Terlihat marah? Kalau hanya ingin menyampaikan berita yang sudah aku ketahui, lebih baik sekarang kalian keluar dari kamarku, aku mau berganti pakaian."

"Cih, sok kuat! Sebentar lagi juga nangis bombay. Sudah Ma kita keluar saja, jijik aku lama-lama bicara dengannya!"

"Aku juga!"

"Baiklah, kita berikan Anne waktu untuk menangisi nasibnya."

Setelah mama Sinta, Donna dan Julia keluar dari kamarnya, alih-alih menangisi nasibnya Annelies malah langsung menghubungi seseorang.

"Batalkan investasi apa pun untuk K Group! Dan segera jemput saya di tempat biasa!"

Bab terkait

  • Istri Tanpa Ranjang   Cinta Boleh, Bodoh Jangan!

    "Akhirnya nyerah juga kamu. Aku pikir kamuakan terus keras kepala, till the end!" keluh Aurora setelah mendengarkeinginan Annelies untuk berpisah dengan Kevin. Di antara banyaknya sepupuAnnelies, hanya pada Aurora saja Annelies berbagi rahasia. Mungkin karenasepupunya yang lain berada di negara lain."Ya aku memang bodoh. Benar yang pernah kamu bilang padaku, cinta bolehtapi bodoh jangan," desah Annelies, ia merebahkan tubuhnya di tempat tidurAurora."Sejak dulu, kamu hanya cinta pada satu orang, ya si Kevin sialan itu. Danwaktu kamu bertemu lagi dengannya, kamu begitu bucin padanya, sampai kamu maubegitu saja menerima lamaran pernikahan darinya. Kamu bahkan mengabaikan semuanasihat Uncle Rick dan Onty Ana. Sekarang kamu rasakan sendiri akibatnya.""Ck, kamu pun sama bucinnya sepertiku saat sedang jatuh cinta, yakan?""Tapi bucin aku tidak sampai membuat aku seperti wanita bodoh. Bayangkansaja, seorang pewaris rahasia mengerjakan pekerjaan rumah? Aku bisa jamin UncleRick t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri Tanpa Ranjang   Rencana Balas Dendam

    Dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya bersamaan dengan sebelah alisnya yang terangkat tinggi, Daddy Elrick menatap penuh selidik pada Annelies yang sudah sepuluh menit lebih itu terpaku di tempatnya dengan tatapan mata yang kosong. Dan ia tahu apa yang tengah menyita pikiran putri bungsunya itu sekarang."Kamu sudah memutuskan untuk terus mempertahankan suami sialan kamu itu?" Akhirnya Daddy Elrick bertanya setelah kesabarannya habis. Mommy Aliana mengusap lembut lengan Daddy Elrick untuk menenangkan suaminya itu.Pertanyaan Daddy Elrick menyebabkan perhatian Annelies kembali tertuju padanya. Setelah menghela napas panjang Annelies pun menjawab dengan singkat,"ya, Dad."Perlahan Daddy Elrick melepaskan tangan Mommy Aliana dari lengannya sebelum melangkah tegas mendekati Annelies. Dengan lembut Daddy Elrick meletakkan kedua tangannya di pundak Annelies, selembut tatapan matanya pada putrinya itu,"Bagus! Akhirnya kamu kembali menggunakan akal sehatmu lagi! Kamu mau Daddy

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tanpa Ranjang   Pertemuan Kembali

    "Kamu masuk! Cari Nona Lizie didalam!" Annelies memutar cepat otaknya untuk dapatmelepaskan diri dari kejaran bodyguard Daddynya yang ditugasi untuk selalumengawasi setiap pergerakan. Ia pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke toiletpria."Aduh, kenapa harus kekunci semuasih!" desis Annelies ketika melihat tak ada satu bilik pun di sana yangkosong dan bisa ia jadikan tempat persembunyian. Untungnya, secara bersamaan dengan bunyiderap sepatu para bodyguard yang mengarah ke toilet pria, salah satu bilikterbuka. Annelies yang tengah luar biasa panik punmendorong seorang pria yang hendak keluar hingga mereka sama-sama masuk kedalam bilik dan langsung menguncinya."Apa-ap ... " Belum sempat pria itu mengeluarkankeluhannya, Annelies sudah membungkam mulutnya, "Please tolong aku, janganbicara," pinta Annelies dengan suara dan wajah memelas, yang konon katanyamampu melumerkan hati pria sebeku es kutub sekalipun.Tapi sepertinya tidak berlaku untuk pria di depannya itu. Karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Istri Tanpa Ranjang   Restu Yang Tak Disangka

    "Kamu memang pintar memilih wanita,Kevin! Jadi, kapan kalian menikah? Keluarga Bramanta akan membuat pestabesar-besaran untuk merayakan bertambah satu lagi anggota keluarga kita!' seruriang kakek Bian.Sungguh di luar prediksi Kevin hingga membuatpria itu memberikan tatapan tidak percayanya pada kakeknya itu, "Kakeksetuju?" tanyanya."Ya, tentu saja Kakek setuju! Tidak adasatupun wanita yang pantas mendampingimu selain wanita yang satu ini!"Kakek Bian menjawabnya dengan tegas, sebelum wajahnya kembali melembut saatmenatap Annelies, "Lihatlah, dia begitu cantik dan elegan. Kamu yangberuntung mendapatkannya, Vin!""Terima kasih." Annelies meresponpujian dari kakek Bian dengan wajah yang merona merah.Annelies sama sekali tidak menduga akansemudah itu mendapatkan restu kakek Bian di hari pertama mereka bertemu.Mengingat tujuan utama Kevin membawa Annelies bertemu dengan keluarga besarnyaitu agar mereka menolaknya. Namun alih-alih menolak, kakek Bian malahlangsung merestui

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Istri Tanpa Ranjang   Playing Victim

    Sepuluh Bulan Kemudian ...Sambil menghela napas panjang, Anneliesmenatap sendu sosok Kevin yang terbaring pulas di tempat tidur, sebelum beralihke kalender duduk di meja riasnya. Atau meja yang seharusnya menjadi tempatAnnelies meletakkan peralatan kecantikannya, seandainya saja ia juga tidur dikamar itu.Sepuluh bulan sudah berlalu dari waktu yangtelah ditetapkan daddy Elrick, namun alih-alih mendapatkan cinta Kevin, priaitu malah semakin mengabaikan Annelies, dan hanya bicara seperlunya saja denganAnnelies.Pengabaian Kevin semakin menjadi-jadisemenjak cinta pertamanya yang bernama Julia kembali. Dan parahnya lagi Kevinmengizinkan wanita itu tinggal di rumah mereka. Meski mendapatkan penentanganluar biasa dari Annelies, namun Kevin sama sekali tidak mengindahkannya.Sejak saat itu, bertambah satu orang lagiyang merendahkan annelies di rumah itu, juga bersikap semena-mena padanya.'Dalam waktu dekat ini, Kevin akan kembalimenjadi milikku sepenuhnya!'Suara penuh tekad Ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Istri Tanpa Ranjang   Tidak Juga Disentuh

    “Enak sekali kamu baru bangun jam segini!Lihat, dapur sudah seperti kapal pecah! Cepat rapikan! Dan siapkan sarapanuntuk kami!” Seperti biasa, Mama Sinta selalu meninggikansuaranya tiap kali bicara dengan Annelies. Pun pagi ini, ketika Annelis bangunkesiangan.Dulu, ada banyak asisten rumah tangga di rumah ini. Namun, di hari keduapernikahan Annelies dengan Kevin, mama Sinta memecat semua asisten rumahtangganya, hanya menyisakan bi Nisa saja sendiri untuk membersihkan rumah mewahini.Tentu saja niat sebenarnya dari mertuanya itu hanya untuk membuat Anneliesturut serta membantu bi Nisa.Jadi selama sepuluh bulan ini, mama Sintamemperlakukan Annelies layaknya asisten rumah tangga, alih-alih menantukeluarga Bramanta.Sementara itu, Kevin terlalu sibuk untuk menyadari berkurangnya asisten rumahtangga mereka, higga tidak menyadari perlakuan keluarganya pada Annelies.Atau memang Kevin tidak peduli?“Memangnya Bi Nisa ke mana, Ma?” tanya Annelies dengan santai. Setelah lagi-lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Istri Tanpa Ranjang   Alasan

    "Apa yang mau kamu bicarakan, Vin?" tanya Annelies akhirnya memecahkesunyian. Lima menit usai keributan tadi, Kevinmengajaknya berbicara empat mata.Namun, sedari tadi pria itu hanyamemunggunginya, membuat Annelies dan kesabarannya yang setipis tisu menjadigerah.Perlahan Kevin membalik tubuhnya menghadapAnnelies, tatapannya tetap tak terbaca saat menjawab, "Mulai besok, Juliaakan tinggal di rumah ini."Meski sebelumya daddy Elrick sudahmemberitahu Annelies perihal identitas Julia sebagai mantan kekasih Kevin,namun Annelies tetap berpura-pura tidak mengenalnya, "Julia? Siapa ituJulia?""Adik dari sahabat baikku."'Kenapa tidak langsung bilang saja mantankekasihmu?' sungut Annelies dalam hatinya. "Masih balita atau sudahdewasa?""Untuk apa aku membawa pulang anakbalita?" Nada suara Kevin terdengar luar biasadongkol, dan Annelies menanggapinya dengan santai, "Yaa, siapa tahu ituanak harammu.""Saya tidak segila itu!""Ah, jadi wanita dewasa?""Kenapa kamu banyak tanya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Istri Tanpa Ranjang   Salah Satu Kelemahan

    "Bagaimana kamu bisa tahu perihalsepupuku?"Bukan tanpa alasan Kevin menanyakan hal itu.Karena hanya segelintir orang saja yang mengetahui keberadaan sepupu Kevin. Annelies sendiri sedikit banyaknyamendapatkan informasi keluarga Kevin dari daddy Elrick.Sungguh informasi yang sangat berguna sekali."Ummm di mana ya? Ah, sepertinya secaratidak sengaja aku mencuri dengar percakapan Mama dengan Donna," jawabAnnelies, sudah pasti ia tidak akan memberitahu Kevin sumber pemberi informasiyang sangat akurat itu.Dan sepertinya Kevin percaya begitu saja,karena gestur tubuh pria itu mulai terlihat santai lagi, lalu dengan perlahanmelangkah menjauhi Annelies, seolah Annelies sumber penyakit menular saja."Kalau sampai kamu memberikan informasiini pada orang lain apalagi ke pihak media, aku akan membuatmu menyesal telahterlahir ke dunia ini!" ancam Kevin.Apa yang ditakutkan Kevin dari sepupunya itu?Padahal setahu Annelies, ada beberapa media yang sudah curiga mengenaikeberadaan sepu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05

Bab terbaru

  • Istri Tanpa Ranjang   Rencana Balas Dendam

    Dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya bersamaan dengan sebelah alisnya yang terangkat tinggi, Daddy Elrick menatap penuh selidik pada Annelies yang sudah sepuluh menit lebih itu terpaku di tempatnya dengan tatapan mata yang kosong. Dan ia tahu apa yang tengah menyita pikiran putri bungsunya itu sekarang."Kamu sudah memutuskan untuk terus mempertahankan suami sialan kamu itu?" Akhirnya Daddy Elrick bertanya setelah kesabarannya habis. Mommy Aliana mengusap lembut lengan Daddy Elrick untuk menenangkan suaminya itu.Pertanyaan Daddy Elrick menyebabkan perhatian Annelies kembali tertuju padanya. Setelah menghela napas panjang Annelies pun menjawab dengan singkat,"ya, Dad."Perlahan Daddy Elrick melepaskan tangan Mommy Aliana dari lengannya sebelum melangkah tegas mendekati Annelies. Dengan lembut Daddy Elrick meletakkan kedua tangannya di pundak Annelies, selembut tatapan matanya pada putrinya itu,"Bagus! Akhirnya kamu kembali menggunakan akal sehatmu lagi! Kamu mau Daddy

  • Istri Tanpa Ranjang   Cinta Boleh, Bodoh Jangan!

    "Akhirnya nyerah juga kamu. Aku pikir kamuakan terus keras kepala, till the end!" keluh Aurora setelah mendengarkeinginan Annelies untuk berpisah dengan Kevin. Di antara banyaknya sepupuAnnelies, hanya pada Aurora saja Annelies berbagi rahasia. Mungkin karenasepupunya yang lain berada di negara lain."Ya aku memang bodoh. Benar yang pernah kamu bilang padaku, cinta bolehtapi bodoh jangan," desah Annelies, ia merebahkan tubuhnya di tempat tidurAurora."Sejak dulu, kamu hanya cinta pada satu orang, ya si Kevin sialan itu. Danwaktu kamu bertemu lagi dengannya, kamu begitu bucin padanya, sampai kamu maubegitu saja menerima lamaran pernikahan darinya. Kamu bahkan mengabaikan semuanasihat Uncle Rick dan Onty Ana. Sekarang kamu rasakan sendiri akibatnya.""Ck, kamu pun sama bucinnya sepertiku saat sedang jatuh cinta, yakan?""Tapi bucin aku tidak sampai membuat aku seperti wanita bodoh. Bayangkansaja, seorang pewaris rahasia mengerjakan pekerjaan rumah? Aku bisa jamin UncleRick t

  • Istri Tanpa Ranjang   Memancing Emosi

    "Memangnya salah kalau Mama mengizinkanBi Nisa pulang kampung? Keluarganya ada yang sakit, Mama tidak bisa menahannyadi sini, Vin," jelas mama Sinta saat Kevin menanyakan perihal asistenrumah tangga mereka."Masalahnya bukan di Bi Nisa, Ma. Tapike mana perginya pembantu kita yang lain? Apa Mama memecat mereka semua tanpamemberitahu aku lebih dulu? Apa salah mereka sampai Mama harus melakukan itudan hanya menyisakan Bi Nisa saja di rumah ini?""Kerja mereka belakangan ini tidakbecus, Vin. Salah satunya bahkan kedapatan mencuri di kamar Donna, kamu bisatanyakan adikmu langsung kalau kamu tidak percaya.""Mencuri? Mereka bekerja di rumah inibukan hanya baru setahun atau dua tahun, Ma. Tapi sudah belasan tahun! Akupasti sudah akan mendepak mereka semua kalau memang sejak awal merekamemperlihatkan gelagat kriminal. Kenyataan mereka bekerja selama itu berartimemang kinerja mereka bagus," sangkal Kevin.Mama Sinta meletakkan cangkir tehnya sebelummemberikan perhatian penuh pada

  • Istri Tanpa Ranjang   Salah Satu Kelemahan

    "Bagaimana kamu bisa tahu perihalsepupuku?"Bukan tanpa alasan Kevin menanyakan hal itu.Karena hanya segelintir orang saja yang mengetahui keberadaan sepupu Kevin. Annelies sendiri sedikit banyaknyamendapatkan informasi keluarga Kevin dari daddy Elrick.Sungguh informasi yang sangat berguna sekali."Ummm di mana ya? Ah, sepertinya secaratidak sengaja aku mencuri dengar percakapan Mama dengan Donna," jawabAnnelies, sudah pasti ia tidak akan memberitahu Kevin sumber pemberi informasiyang sangat akurat itu.Dan sepertinya Kevin percaya begitu saja,karena gestur tubuh pria itu mulai terlihat santai lagi, lalu dengan perlahanmelangkah menjauhi Annelies, seolah Annelies sumber penyakit menular saja."Kalau sampai kamu memberikan informasiini pada orang lain apalagi ke pihak media, aku akan membuatmu menyesal telahterlahir ke dunia ini!" ancam Kevin.Apa yang ditakutkan Kevin dari sepupunya itu?Padahal setahu Annelies, ada beberapa media yang sudah curiga mengenaikeberadaan sepu

  • Istri Tanpa Ranjang   Alasan

    "Apa yang mau kamu bicarakan, Vin?" tanya Annelies akhirnya memecahkesunyian. Lima menit usai keributan tadi, Kevinmengajaknya berbicara empat mata.Namun, sedari tadi pria itu hanyamemunggunginya, membuat Annelies dan kesabarannya yang setipis tisu menjadigerah.Perlahan Kevin membalik tubuhnya menghadapAnnelies, tatapannya tetap tak terbaca saat menjawab, "Mulai besok, Juliaakan tinggal di rumah ini."Meski sebelumya daddy Elrick sudahmemberitahu Annelies perihal identitas Julia sebagai mantan kekasih Kevin,namun Annelies tetap berpura-pura tidak mengenalnya, "Julia? Siapa ituJulia?""Adik dari sahabat baikku."'Kenapa tidak langsung bilang saja mantankekasihmu?' sungut Annelies dalam hatinya. "Masih balita atau sudahdewasa?""Untuk apa aku membawa pulang anakbalita?" Nada suara Kevin terdengar luar biasadongkol, dan Annelies menanggapinya dengan santai, "Yaa, siapa tahu ituanak harammu.""Saya tidak segila itu!""Ah, jadi wanita dewasa?""Kenapa kamu banyak tanya se

  • Istri Tanpa Ranjang   Tidak Juga Disentuh

    “Enak sekali kamu baru bangun jam segini!Lihat, dapur sudah seperti kapal pecah! Cepat rapikan! Dan siapkan sarapanuntuk kami!” Seperti biasa, Mama Sinta selalu meninggikansuaranya tiap kali bicara dengan Annelies. Pun pagi ini, ketika Annelis bangunkesiangan.Dulu, ada banyak asisten rumah tangga di rumah ini. Namun, di hari keduapernikahan Annelies dengan Kevin, mama Sinta memecat semua asisten rumahtangganya, hanya menyisakan bi Nisa saja sendiri untuk membersihkan rumah mewahini.Tentu saja niat sebenarnya dari mertuanya itu hanya untuk membuat Anneliesturut serta membantu bi Nisa.Jadi selama sepuluh bulan ini, mama Sintamemperlakukan Annelies layaknya asisten rumah tangga, alih-alih menantukeluarga Bramanta.Sementara itu, Kevin terlalu sibuk untuk menyadari berkurangnya asisten rumahtangga mereka, higga tidak menyadari perlakuan keluarganya pada Annelies.Atau memang Kevin tidak peduli?“Memangnya Bi Nisa ke mana, Ma?” tanya Annelies dengan santai. Setelah lagi-lag

  • Istri Tanpa Ranjang   Playing Victim

    Sepuluh Bulan Kemudian ...Sambil menghela napas panjang, Anneliesmenatap sendu sosok Kevin yang terbaring pulas di tempat tidur, sebelum beralihke kalender duduk di meja riasnya. Atau meja yang seharusnya menjadi tempatAnnelies meletakkan peralatan kecantikannya, seandainya saja ia juga tidur dikamar itu.Sepuluh bulan sudah berlalu dari waktu yangtelah ditetapkan daddy Elrick, namun alih-alih mendapatkan cinta Kevin, priaitu malah semakin mengabaikan Annelies, dan hanya bicara seperlunya saja denganAnnelies.Pengabaian Kevin semakin menjadi-jadisemenjak cinta pertamanya yang bernama Julia kembali. Dan parahnya lagi Kevinmengizinkan wanita itu tinggal di rumah mereka. Meski mendapatkan penentanganluar biasa dari Annelies, namun Kevin sama sekali tidak mengindahkannya.Sejak saat itu, bertambah satu orang lagiyang merendahkan annelies di rumah itu, juga bersikap semena-mena padanya.'Dalam waktu dekat ini, Kevin akan kembalimenjadi milikku sepenuhnya!'Suara penuh tekad Ju

  • Istri Tanpa Ranjang   Restu Yang Tak Disangka

    "Kamu memang pintar memilih wanita,Kevin! Jadi, kapan kalian menikah? Keluarga Bramanta akan membuat pestabesar-besaran untuk merayakan bertambah satu lagi anggota keluarga kita!' seruriang kakek Bian.Sungguh di luar prediksi Kevin hingga membuatpria itu memberikan tatapan tidak percayanya pada kakeknya itu, "Kakeksetuju?" tanyanya."Ya, tentu saja Kakek setuju! Tidak adasatupun wanita yang pantas mendampingimu selain wanita yang satu ini!"Kakek Bian menjawabnya dengan tegas, sebelum wajahnya kembali melembut saatmenatap Annelies, "Lihatlah, dia begitu cantik dan elegan. Kamu yangberuntung mendapatkannya, Vin!""Terima kasih." Annelies meresponpujian dari kakek Bian dengan wajah yang merona merah.Annelies sama sekali tidak menduga akansemudah itu mendapatkan restu kakek Bian di hari pertama mereka bertemu.Mengingat tujuan utama Kevin membawa Annelies bertemu dengan keluarga besarnyaitu agar mereka menolaknya. Namun alih-alih menolak, kakek Bian malahlangsung merestui

  • Istri Tanpa Ranjang   Pertemuan Kembali

    "Kamu masuk! Cari Nona Lizie didalam!" Annelies memutar cepat otaknya untuk dapatmelepaskan diri dari kejaran bodyguard Daddynya yang ditugasi untuk selalumengawasi setiap pergerakan. Ia pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke toiletpria."Aduh, kenapa harus kekunci semuasih!" desis Annelies ketika melihat tak ada satu bilik pun di sana yangkosong dan bisa ia jadikan tempat persembunyian. Untungnya, secara bersamaan dengan bunyiderap sepatu para bodyguard yang mengarah ke toilet pria, salah satu bilikterbuka. Annelies yang tengah luar biasa panik punmendorong seorang pria yang hendak keluar hingga mereka sama-sama masuk kedalam bilik dan langsung menguncinya."Apa-ap ... " Belum sempat pria itu mengeluarkankeluhannya, Annelies sudah membungkam mulutnya, "Please tolong aku, janganbicara," pinta Annelies dengan suara dan wajah memelas, yang konon katanyamampu melumerkan hati pria sebeku es kutub sekalipun.Tapi sepertinya tidak berlaku untuk pria di depannya itu. Karena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status