Share

Restu Yang Tak Disangka

"Kamu memang pintar memilih wanita, Kevin! Jadi, kapan kalian menikah? Keluarga Bramanta akan membuat pesta besar-besaran untuk merayakan bertambah satu lagi anggota keluarga kita!' seru riang kakek Bian.

Sungguh di luar prediksi Kevin hingga membuat pria itu memberikan tatapan tidak percayanya pada kakeknya itu, "Kakek setuju?" tanyanya.

"Ya, tentu saja Kakek setuju! Tidak ada satupun wanita yang pantas mendampingimu selain wanita yang satu ini!" Kakek Bian menjawabnya dengan tegas, sebelum wajahnya kembali melembut saat menatap Annelies, "Lihatlah, dia begitu cantik dan elegan. Kamu yang beruntung mendapatkannya, Vin!"

"Terima kasih." Annelies merespon pujian dari kakek Bian dengan wajah yang merona merah.

Annelies sama sekali tidak menduga akan semudah itu mendapatkan restu kakek Bian di hari pertama mereka bertemu. Mengingat tujuan utama Kevin membawa Annelies bertemu dengan keluarga besarnya itu agar mereka menolaknya.

Namun alih-alih menolak, kakek Bian malah langsung merestui hubungan mereka. Rupanya status sosial seseorang tidak begitu penting untuk kakek Bian, sang tetua Bramanta.

"Minggu ini! Kalian akan menikah dalam minggu ini!" tegas kakek Bian.

Sontak saja keputusannya itu tidak hanya membuat Annelies tersentak kaget, tapi juga semua anggota keluarga Bramanta yang hadir saat itu.

"Tidak bisa!"

Protesan itu keluar dari mulut Sinta, mamanya Kevin. Donna adiknya Kevin pun turut serta melayangkan protesannya, "Aku juga tidak setuju! Wanita itu tidak jelas asal-usulnya, Kek! Tidak sebanding dengan Julia!"

"Sejak kapan Kakek meminta persetujuan kalian saat memutuskan sesuatu?" tanya kakek Bian dengan sorot mata tajamnya yang menatap mama Sinta dan Donna bergantian, hingga kedua wanita itu menunduk dalam.

Meski terlihat sepuh, namun kakek Bian tetap terlihat wibawa, terlihat menakutkan bahkan untuk Kevin sekalipun. Kini tatapan kakek Bian terhenti di Kevin, netranya terfokus pada netra cucunya itu, "Segera persiapkan pernikahanmu dengan Anne. Restu Kakek menyertai kalian!"

"Tapi ... "

"Tapi apa, Vin? Kau keberatan menikahi wanita pilihanmu itu? Atau Anne hanya wanita yang kau sewa untuk menjadi kekasihmu? Untuk menunda Kakek mencarikan istri untukmu? Benar begitu? Atau kau masih belum bisa move on dari Julia?"

"Bukan seperti itu, Kek. Hanya saja ... "

"Kalian menikah minggu ini, atau Kakek akan mencoret namamu dari daftar ahli waris Bramanta!" potong kakek Bian tajam, lalu mengedarkan pandangannya ke anggota keluarganya yang lain, "Siapapun yang tidak menyetujui keputusan Kakek silahkan angkat bicara, sebelum kalian angkat kaki dari keluarga Bramanta!"

Dengan kata lain melepaskan hak mereka dari harta kekayaan Bramanta. Tentu saja mereka semua bungkam, tidak ada satu pun dari mereka yang mengajukan keberatannya. Meski Annelies tahu di dalam hati mereka pasti luar biasa marah dengan rencana tetua Bramanta itu.

"Bagus kalau kalian semua setuju! Mulai detik ini, Anne telah menjadi anggota keluarga Bramanta. Siapapun yang menyakitinya akan berhadapan langsung dengan Kakek!" tegas kakek Bian sebelum melangkah pelan meninggalkan ruang keluarga.

Sepeninggal kakek Bian, angota keluarga yang lainnya pun turut serta membubarkan diri setelah sebelumnya memberikan tatapan yang jelas-jelas mencemooh Annelies. Terutama mama Sinta dan Donna.

***

Malam harinya di kediaman Annelies ...

“Daddy tidak mau aku mendapatkan suami yang hanya mengincar hartaku saja, ‘kan? Daddy mau bukti kalau aku bisa mendapatkan Kevin tanpa pria itu tahu aku merupakan salah satu pewaris Ric Group ‘kan?” cecar Annelies pada Daddy Elrick yang langsung menolak pernikahan Annelies dengan Kevin yang begitu mendadak.

“Ya, memang itu keinginan terbesar Daddy dan Mommy, Lizie. Tapi kami tidak setuju dengan ide gila kamu itu,” balas daddy Elrick, masih mencoba bersabar menghadapi kekeraskepalaan putri bungsunya itu.

Menikah mendadak saja sudah mampu membuat tekanan darahnya melonjak naik, apalagi kenyataan kalau pernikahan putri bungsunya itu tidak bisa dihadiri keluarga besar mereka, karena Annelies tidak mau identitas aslinya terbongkar.

“Daddy benar, Sayang. Kami akan sangat mengkhawatirkanmu kalau kamu pergi tanpa membawa satupun pengawal kita, tanpa membawa nama besar keluarga kita,” tambah mommy Aliana sambil mengusap lembut rambut panjang Annelies.

“Mom, Dad, aku sudah membuktikan pada kalian kalau Kevin melihat aku apa adanya. Kevin tidak mempermasalahkan latar belakang keluargaku. Kevin tetap ingin menikahiku meski dia tahu aku hidup sebatang kara.”

Tentu saja Annelies tidak memberitahu yang sebenarnya. Yang terpenting sekarang, ia bisa menikahi pria yang selama ini telah menyita hatinya.

“Astaga, Lizie … Sebatang kara apanya? Kamu masih memiliki … “

“Iya aku tahu Mom. Aku masih memiliki keluarga besar yang sangat menyayangi dan melindungiku. Tapi hanya itu satu-satunya cara aku menguji Kevin, agar sesuai dengan keinginan Mommy dan Daddy. Agar kalian percaya kalau masih ada orang yang tidak menilai seseorang dari status sosialnya.”

“Tapi Kevin tidak mencintaimu, Lizie! Astaga, berapa banyak pria mapan yang mendatangi Daddy untuk meminangmu, tapi perhatianmu hanya tertuju pada Kevin saja. Bahkan saat Kevin masih memiliki kekasih!”

Annelies menyipitkan matanya, “Aku harap Daddy berhenti mencari informasi apapun tentang Kevin. Daddy tidak akan menemukan sedikitpun celah untuk menjatuhkannya!”

“Kevin tidak sesempurna yang kamu kira, Lizie Sayang.”

“Pun demikian dengan para pria yang selalu Daddy sodorkan padaku," kukuh Annelis. "Dan, ada satu hal yang hanya dimiliki Kevin, yaitu cintaku yang begitu besar padanya!"

“Cinta sepihak, apa yang bisa dibanggakan dari itu?" pungkas Daddy Elrick.

“Cintaku saja sudah cukup untuk kami berdua, Dad. Aku yakin dengan berjalannya waktu, Kevin akan jatuh cinta padaku.”

Lalu, Annelis juga mengungkit kisah percintaan daddy dan mommynya, juga kakaknya. Pernikahan mereka tak dilandaskan cinta, tetapi masih bertahan dan justru terlihat semakin hari cinta semakin tumbuh di antara mereka.

Terdengar helaan napas panjang daddy Elrick. Matanya bertemu mata dengan mommy Aliana.

Seperti biasa, hanya mata mereka saja yang saling bicara, sebelum akhirnya Daddy Elrick mendesah pelan seraya bertanya, “Jadi menurutmu, karena kamu sudah mencintai Kevin maka rumah tanggamu pun akan bahagia juga nantinya, terlepas Kevin tidak juga mencintaimu?”

“Tepat sekali, Dad. Aku percaya Kevin sebenarnya sudah mulai menaruh hati padaku sekarang. Kalau tidak, dia tidak akan memintaku menikah dengannya ‘kan?”

“Hanya untuk pelarian saja!” sungut Daddy Elrick.

“Dad! Kevin … “

Daddy Elrick kembali menghela napas panjang sembari satu tangannya terangkat ke udara. Mata birunya kinii menatap lekat-lekat mata Annelies,

“Satu tahun! Daddy hanya akan memberimu waktu satu tahun saja. Jika dalam satu tahun kamu belum juga mendapatkan cinta Kevin, atau rumah tanggamu tidak bahagia, maka Daddy sendiri yang akan datang menjemputmu! Kamu terlalu berharga untuk disia-siakan!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status