Share

Bab 87

"Naura ...," bisik Arya kepada wanita yang duduk sambil menepuk pelan paha si bayi yang mulai terlelap di hadapan mereka berdua.

"Hmm?" Naura menoleh ke arah Arya yang jarak tempat duduk mereka di atas permadani itu cuma sekitar setengah meter saja. Tatapan itu mengisyaratkan tanya, mengapa ia dipanggil?

"Kamu makin hari, makin cantik aja," ucap sang lelaki memuji. Bibir Arya tersenyum dengan tatapan penuh makna.

Naura memutar bola matanya dan menghela napas lelah. Dia sudah paham sifat Arya yang sejak dulu sudah dikenal sebagai seorang perayu ulung. Ia kembali menoleh ke arah Arga yang masih belum terlalu nyenyak tidurnya. Ia memutuskan menunggu dulu sampai si bayi lelap, biar dia pun bisa menyusul tidur.

Cup!

Kontan saja Naura membelalakkan mata, ketika dengan gerakan cepat Arya mencuri ciuman di bibirnya. "Ap–apa-apaan kam–"

"Assalamualaikum!"

Jantung Naura dan Arya seakan mau melompat rasanya ketika mendengar suara seseorang yang tak asing mengucapkan salam.

Ya, itu adalah suara A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status