Share

Bab 88

"Ada apa, Dek?" tanya Ardian kepada Naura setelah keduanya memasuki ruang kamar.

"Abang kapan nginap di sini?" tanya Naura menatap Ardian dengan sorot serius.

"Belum dulu ya, Dek. Abang mesti mendampingi Tasya. Syirisy juga masih perlu perhatian khusus," kilah Ardian. Saat ini pria itu memang merasa belum siap untuk tidur bersama Naura dalam satu kamar apalagi satu ranjang.

Naura mendengkus tak suka. "Giliran Kak Tasya sudah lebih dari cukup loh, Bang. Bahkan aku sudah memberi jatah waktuku melebihi yang seharusnya. Apa nggak bisa Abang bersikap adil?"

"Shhh ...." Ardian mengarahkan telapak tangannya ke arah Naura. Ia khawatir suara wanita itu sampai ke luar ruangan.

"Ck!" decak Naura. Ia mendudukkan bokongnya ke pinggir ranjang dengan wajah yang kesal.

"Abang minta pengertian kamu, Dek."

"Aku kurang pengertian bagaimana lagi?!"

Ardian menghela napas panjang, karena akhirnya Naura malah mengeraskan suaranya.

"Oke, oke. In syaa Allah besok Abang nginap di sini ya."

Seketika hati Naur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status