Share

Bab 28

Author: Adny Ummi
last update Last Updated: 2024-02-21 09:17:03

"Abang dan Kak Tasya bisa dateng, 'kan?" tanya Naura memastikan, "ini juga undangan buat Pak Hardi dan juga Arya," lanjutnya menunjukkan surat undangan dua lembar lagi.

"In syaa Allah, Nau. Nanti ini Abang sampekan," ujar Ardian sembari mengibas pelan surat undangan tersebut.

"Ya udah kalau gitu aku pamit dulu, Bang. Salam aja buat Kak Tasya dan Pak Hardi ya," imbuh Naura sembari bangkit berdiri.

"Oke. Hati-hati," sahut Ardian seraya menggiring mantan adik iparnya sampai ke pintu.

***

Sementara di rumah keluarga Arnold, tampak Hendi yang baru mendaratkan bokongnya di ruang tengah karena dipanggil oleh sang kakak.

"Kenapa, Kak? Kok, tumben ngajak aku ngobrol berdua gini?" Hendi menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Ia heran, karena sepekan ini ia biasa berkumpul dengan anggota keluarga lain juga saling bercanda dan berbicara. Kali ini Nay memanggilnya dam berkata ingin bicara serius berdua saja.

"Kamu jangan pura-pura lagi sama Kakak. Kakak tahu, kamu pasti ada masalah 'kan, sama Anni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 29

    *Ardian POV"Yang bener aja, Bang ... masak aku disuruh jadi pegawai biasa? Apa nggak ada jabatan yang lebih tinggi dikit gitu, setidaknya manager-laaah ...."Aku menghela napas lelah mendengar keluhan Arya. Dia baru saja lulus kuliah, belum ada pengalaman sama sekali, malah minta jabatan? Yang bener aja. "Kamu mau apa nggak? Sementara lowongan yang ada buat kamu itu. Kalau nggak mau, kamu boleh cari kerja tempat lain sana," sahutku cuek. Aku lantas bangkit dari sofa dan berjalan menuju kursi kerjaku."Masak adeknya CEO jadi pegawai rendahan?" lirih Arya masih mengeluh."Sana kamu pergi dari sini, Ya! Ngabisin waktu Abang aja." Aku mengusirnya karena kesal."Ee–eeh! Iya ... iya deh, Bang. Aku ambil kerjaan ini. Daripada nganggur," ujar Arya akhirnya."Ck!" decakku. Kemudian aku meraih gagang telepon, lalu menghubungi Santi. "San, ke sini kamu." "Baik, Pak," jawab Santi.Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dan muncullah Santi. Arya tampak mengerlingkan mata kepada sekreta

    Last Updated : 2024-02-22
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 30

    "Mama kadang ngomong ke aku, soal Abang. Kenapa sudah jarang datang ke rumah, gitu katanya." Naura tertawa kecil. Ia bercerita dengan sinar mata yang cerah.Tasya terlihat diam dengan gestur yang dingin. Ia mengalihkan pandangan ke arah pengantin yang tengah berfoto dengan para tamu yang hendak pulang."Abang beberapa waktu ini lagi banyak kerjaan, Nau," jawabku, "dua pekan lalu Grandma Tasya juga 'kan baru meninggal. Kami masih dalam suasana berkabung," sambungku menerangkan."Iyalah. Aku juga bilang gitu ke Mama," ujar Naura seraya menganggukkan kepala, "nenek Kak Tasya sakit apa kemarin meninggalnya, Bang? Aku lupa tanya.""Kena serangan jantung," jawabku sekenanya.Tasya tetap cuek di sana. Tapi, aku yakin kalau dia menyimak pembicaraan kami."Oh iya." Kembali Naura mengangguk. "Eh, aku panggil mama dulu, Bang. Mama pasti seneng Abang udah datang!" Gadis itu beranjak dari kursinya, lantas melenggang dan menjauh dari hadapan kami."Enak ya, satenya, Sya?" Aku menoleh ke arah istrik

    Last Updated : 2024-02-23
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 31

    Natasya tiba-tiba terdiam mendengar ungkapan yang keluar dari lisan sahabat kentalnya itu. Ia terduduk sembari menyusut ingus yang mengalir dari hidungnya."Iya, 'kan?" Afika kembali menekan Natasya."Sembarangan aja lo ngomong, Fik!" cetus Natasya tidak terima, "dari segi mana cemburunya coba? Aku cemburu sama Ardian? Nggak bakal!" sangkalnya tegas."Lo inget-inget lagi, deh, Sya. Waktu itu lo bilang, lo menikmati ciuman bersama lakilo. Giliran sekarang lo malaah ...." Fika menggantung omongannya.Natasya menautkan alisnya. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian ketika ia dicium oleh Ardian di rumah di desa. Benar, waktu itu ia merasa terhanyut dalam permainan bibir Ardian yang luar biasa. Sebelumnya memang ia menolak dan berontak, tetapi berikutnya ia benar-benar terbuai."Giliran sekarang, ketika lo tahu Ardian masih akrab dengan adik ipar dan mertuanya yang lama, lo malah uring-uringan begini," lanjut Afika. Tiba-tiba wajah Natasya terasa kebas sekaligus menghangat. Entah mengapa ia

    Last Updated : 2024-02-24
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 32

    Akhirnya Natasya tidak tahan lagi dengan sikap Ardian yang kini seolah tidak mau lagi peduli akan keberadaan dirinya di sana.Ardian hanya melihat ke arahnya dengan tatapan yang dingin. Ketika selesai merapikan kaus berkerahnya, lelaki itu melenggang menuju ke arah pintu luar. Pria tersebut sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sang istri.Secepat kilat Natasya melangkah mengejar Ardian, lalu menghalangi pintu. "Kamu nggak boleh pergi hari ini! Kita selesaikan dulu pembicaraan kita. Sekarang!" tegasnya dengan sorot mata yang nanar ke arah sang suami.Masih dengan tatapannya yang beku dan sedingin Gunung Everest, Ardian berkata, "Aku capek begini terus, Sya.""Maksud kamu?" tanya Tasya memastikan, alisnya bertaut dengan kencang."Selama ini kamu benar. Sebaiknya kita berpikir ulang untuk terus melanjutkan ikatan pernikahan ini," imbuh Ardian lagi.Deg!Denyut jantung Natasya seakan berhenti berdetak sebentar. Dan berikutnya justru berdebar dengan kencang."Ap–apa

    Last Updated : 2024-02-25
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 33

    *Ardian POVNatasya bergerak cepat, kemudian menghalangi jalanku. "Kamu nggak boleh pergi hari ini! Kita selesaikan dulu pembicaraan kita. Sekarang!"Aku menatapnya lekat. "Aku capek begini terus, Sya," ucapku sambil menghela napas berat."Maksud kamu?" tanya Tasya tampak bingung dengan perkataanku barusan."Selama ini kamu benar. Sebaiknya kita pikir ulang untuk terus melanjutkan ikatan pernikahan ini." Jujur aku benar-benar lelah."Ap–apa ...?" lirihnya. Tasya tampak tergamang setelah mendengar perkataanku.Sudahlah ... aku bosan dengan semua ini. Aku lalu melangkah melewati Natasya yang malah terdiam di tempatnya."A'–Ar! Tunggu!" teriaknya memanggilku. Peduli setan! Kuabaikan panggilannya.***Terlihat di depan mataku, Naura bersama seorang temannya, entah siapa duduk di sana. Ia belum menyadari kedatanganku. Aku memang menyuruhnya ke sini dengan membawa seorang teman. Biar kami tidak berdua saja. Aku terus melangkah semakin mendekat ke arah mereka."Eh, Bang!" sapa Naura ketika

    Last Updated : 2024-02-26
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 34

    "Fik ... lo denger gue nggak, siiih ...?" Natasya kembali merengek karena Afika cuma mengucap kata, 'Hah?", tetapi selanjutnya malah diam seribu bahasa."Sya ... lo ke sini, deh, sekarang. Ke rumah gue. Gue tunggu ya!"Klik!Natasya tercenung melihat ke arah gawainya yang lamban menggelap. "Issh ... malah diputus si Fika ...," lirih Natasya kesal. Kemudian ia segera menenggak kopi susu di hadapannya dengan satu kali tegukan, lantas meraih selembar tisyu dan mengusut sisa cairan kecoklatan itu dari bibirnya.Kemudian wanita cantik itu bangkit, lalu gegas melenggang menuju ke kasir dan membayar minumannya.Sambil berjalan keluar food court, Tasya berusaha menutupi wajah dengan kain kerudung yang ia kenakan. "Awas kalian berduaaa!" cetusnya lirih dengan wajah kesal sekaligus sedih.Natasya pun berjalan menuju ke area parkir. Ia memutuskan untuk menemui Afika di rumahnya. Sebab ia berpikir, percuma saja terus berada di tempat tadi. Obrolan Ardian dengan Naura tidak dapat ia dengar, mala

    Last Updated : 2024-02-27
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 35

    'Tidak pernah sama sekali aku melihat Tasya dengan penampilan begini. Wanita cantik tersebut terlelap, seperti kelelahan. Mungkinkah ia menungguku? Akan tetapi, ap–apa maksudnya ia mengenakan lingerie merah seperti ini?' Hati Ardian bertanya-tanya.Dengan denyut jantung yang berdebar kencang dan denyar yang merambat hangat di dalam tubuh, Ardian melangkah perlahan mendekat ke arah sofa di mana Natasya tengah tertidur dengan pulas. Pria itu memadamkan televisi. Ruang itu tidak begitu gelap karena masih mendapatkan pendar cahaya dari ruang dapur yang kalau malam memang tidak dipadamkan lampunya. Berusaha berhati-hati dengan setiap gerak langkah, ia tidak mau membangunkan wanita yang saat ini membuat darahnya terasa berdesir hebat.Ardian menatap lekat, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki Natasya. 'Kamu benar-benar bidadari, Sya ...,' bisiknya di dalam hati memuji makhluk indah ciptaan Yang Maha Kuasa di hadapannya.Entah mengapa seakan-akan Ardian lupa dengan keputusan yang telah ia

    Last Updated : 2024-02-28
  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 36

    *Ardian POVKukerjapkan mata, terbangun. Kulihat jam meja di atas nakas menunjukkan pukul 03.07 WIB. Kutarik napas dalam-dalam kemudian menoleh ke samping kiriku sembari mengembuskan udara perlahan-lahan. Kedua ujung bibir ini tertarik ke atas melihat ia yang tengah tertidur dengan sangat pulas. Tampak dirinya yang benar-benar kelelahan.Malam ini terasa sangat indah. Aku tidur begitu nyenyak. Entah apa yang ada di pikiran Natasya. Aku yakin dia sengaja ingin menggodaku malam tadi. Hanya saja sampai saat ini aku tidak tahu alasannya.Awalnya wanita secantik bidadari ini memancingku, tetapi berikutnya ia seakan ingin menolakku. Aneh. Namun, aku tidak mungkin melepasnya lagi di saat berada di puncak gairah. Tentu saja, tentu saja Tasya tidak bisa lari dariku. Ia juga pasti memahami itu. Wanita cantik ini yang memulai. Aku hanya memenuhi undangannya. Pada permulaan aku tahu ia merasakan sakit. Ya, Tasya jelas masih perawan—s

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 119 (ENDING)

    "Apa maksud omongan kamu tadi, Ya?" tanya Ardian dengan melempar tatapan setajam peluru, "kalian berduaan seperti ini di dalam kamar. Dan Naura, kamu membuka dadamu di hadapan, Arya. Apa pantas?" Lelaki itu menoleh ke arah sang istri."Ba–Bang, akuu ... aku bisa jelasin semuanya." Naura tergagap di tempatnya."Bang, aku dan Naura mau jelasin sesuatu," sela Arya. Ia lalu mencoba mendekati sang kakak.Namun, Ardian segera menjauh, ia mencoba menenangkan diri dengan menjaga jarak. Lelaki itu mendaratkan bobotnya ke atas sofa single yang ada di kamar tersebut. "Oke, jelaskan!" tegasnya.Arya dan Naura saling mencuri pandang satu sama lain. Mereka sungguh merasa salah tingkah di hadapan Ardian saat ini.Karena kedua orang itu masih saja tidak memulai omongan, kembali Ardian menyeru, "Ayo! Katanya mau menjelaskan ke Abang? Ada apa dengan kalian? Kedustaan dan tipuan apa yang sudah dilakukan kepada Abang?" sindirnya. Ia tadi sempat mencerna apa yang Arya bicarakan.Arya dan Naura terlihat ge

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 118

    "Bang, Abang udah di mana?" tanya Arya kepada Ardian."Abang udah nyampe di Banten ini, Ya. Ini lagi dalam perjalanan ke apartemen.""Oh, nggak jadi ke rumah sakit langsung?" "Abang mesti antar Tasya dan Syirisy dulu ke apartemen, Ya. Syirisy tiba-tiba demam, panas badannya. Gimana kabar Papa Lukman? Nanti abis antar mereka, Abang langsung ke rumah sakit!" "Bang ...." Arya menggantung omongannya."Iya?" "Papa Naura ... udah meninggal dunia," lanjut Arya.Deg!Kontan saja Ardian tertegun dan kaku. Lidahnya terasa kelu seketika karena mendengar berita mengejutkan itu."Kenapa, Yah?" tanya Natasya ketika melihat sang suami yang tiba-tiba terdiam begitu saja."Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun," ucap Ardian dengan lirih.Natasya langsung mengernyitkan dahinya. "Papanya Naura meninggal?" tanyanya memastikan.Ardian refleks menganggukkan kepalanya. Natasya beringsut mendekati sang suami. Ia pun meraih telapak tangan Ardian yang bebas dan menggenggamnya erat. Wanita itu sangat menger

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 117

    Natasya lalu bangkit dari tempat tidur dan berdiri tegak menatap dengan sorot mata yang nanar ke arah sang suami. "Kamu dengar apa yang aku katakan, Ar!" serunya tegas. Kelopak mata Tasya terlihat sembab karena menangis semalaman, tetapi sudah tak ada air mata lagi dari sana saat ini.Wanita itu sudah tidak lagi memanggil Ardian dengan sebutan 'ayah' karena sakit hati yang mendera sejak tadi malam."Iya, Ayah dengar. Tapi, kenapa malah kamu yang minta cerai begini, Bun?" Ardian ikut berdiri, kemudian mendekati sang istri hendak meraih tangannya.Natasya menghindar. "Naura sudah mau mundur, karena dia tahu pernikahan poligami ini nggak bakal berhasil. Aku juga berpendapat sama! So, memang harus ada yang mengalah.""Mengalah apa, Bun? Kita di pernikahan poligami ini baru sebentar, 'kan? Belum juga ada setahun," kilah Ardian memprotes apa yang Natasya sampaikan."Ooh, jadi kamu menikmati pernikahan poligami ini, heh?" cibir Natasya, "laki-laki di mana-mana kayak begini ya! Senang ngoleks

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 116

    Ardian berteriak memanggil. Ia langsung bangkit dan kelabakan mengejar Natasya.Arya yang melihat hal itu pun segera mengejar kakak lelakinya.Sampai di lift, Ardian tak sempat masuk ke dalam karena Natasya lekas menutup pintunya."Bang, sudahlah. Biar aja dulu Tasya pulang!" bujuk Arya kepada sang kakak."Natasya mesti paham maksud Abang!" seru Ardian sambil terus menekan tombol lift agar segera terbuka.Tak lama kemudian pintu ruang kecil itu pun terbuka. Lelaki itu segera masuk dan Arya pun turut ke dalamnya.Arya melihat ke arah sang kakak dengan perasaan yang tidak menentu. Ingin sekali ia mendesak agar Ardian segera menceraikan Naura supaya tidak ada lagi penghalang baginya untuk mendekati kekasih hatinya itu.Sesampai di lantai bawah, lift berdenting, lantas terbuka lebar.Dengan cepat Ardian berlari hendak menuju ke parkiran mobil. Arya berjalan mengekorinya.Akan tetapi, sekali lagi, Ardian terlambat. Natasya sudah membawa kendaraan roda empat itu keluar dari gerbang area par

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 115

    "Maksud kamu apa, Dek? Kok, tiba-tiba minta cerai?" Ardian menautkan kedua alisnya dan memicingkan mata menatap heran ke arah sang istri muda.Natasya terkesiap. Ia melebarkan bola mata sebab begitu kaget dengan apa yang baru saja dipinta oleh Naura kepada sang suami. 'Beneran ini? Ada apa? Masak cuma gara-gara Ardian sakit dan telat nyamperin, dia langsung minta cerai??' tanyanya dalam hati.Sementara Arya yang sudah mengetahui rencana itu memilih diam dan menunduk. Ia menyerahkan semua keputusan kepada Naura. Ia bersyukur akhirnya bisa punya kesempatan untuk bersatu dengan sang kekasih hati. Apalagi setelah tahu Arga adalah darah dagingnya sendiri, ia merasa sangat bahagia."A–ku rasa nggak bisa lagi menjalankan pernikahan poligami ini, Bang. Aku nggak sanggup. Lebih baik aku mundur," imbuh Naura tanpa mau melihat wajah Ardian.Ardian menoleh ke arah sang mertua yang seakan membuang muka juga di pembaringannya. Lalu bergiliran ia menoleh ke arah Natasya dan juga Arya. Lelaki itu sea

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 114

    "Ayo, Bun!" seru Ardian kepada Natasya yang ada di belakangnya.Natasya menghela napas lelah. Ia melajukan langkah menyusul sang suami yang sudah berada di lift hotel.Ya, Ardian terbangun pukul setengah 12 malam. Ia baru teringat kalau malam ini dirinya mesti bersama Naura. Ia khawatir kalau Naura kecewa kalau ia tidak datang. Karena jatah Naura berada di kota itu tinggal dua malam saja. Malam ini, dan malam besok. Tentu saja lelaki itu merasa bersalah jika sampai tidak menunaikan kewajibannya. Padahal sudah jauh-jauh Naura berangkat ke kota Pontianak.Sementara Natasya, tadinya ia telah menjelaskan kepada sang suami kalau ia sudah menelepon Naura. Akan tetapi, Ardian yang masih sakit itu tetap berkeras mau mendatangi istri mudanya karena rasa tanggungjawab. Tadinya Natasya marah karena Ardian keras kepala. Namun, akhirnya ia kasihan melihat sang suami yang lemas karena sudah sakit, mesti ditambah pula berdebat dengannya. Akhirnya Natasya mengizinkan sang suami pergi dengan syarat

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 113

    "Ma–Mama ...?" lirih Naura masih tampak terperanjat dengan kedatangan sang ibu. Tiba-tiba Arga menangis kencang. Bayi lelaki itu terkejut dengan suara keras dari Sufia. "Ya Allah, Nauraaa! Aryaaa! Kenapa kalian melakukan perbuatan setan ini ...?!" pekik Sufia lagi. Arya tampak bingung sekaligus kelabakan karena di depan ada Sufia yang marah-marah, dan di sebelahnya Arga yang terus menangis kencang. Sementara dirinya masih dalam keadaan naked di balik selimut bersama Naura. "Mama Naura, i–ini nggak seperti yang Mama Naura pikirkan," ujar Arya gugup. Ia meraih celananya yang terserak di sana, dan dengan terburu-buru ia berusaha mengenakannya lagi. "Nauraaa ... Mama nggak nyangka bisa kejadian hal seperti ini lagiii? Otak kalian ke mana?!!" bentak Sufia dengan linangan air mata serta tatapan yang nanar. Arya yang sudah mengenakan kembali celananya, dengan cepat mendatangi Arga, lantas meraih bayi kecil itu. "Cup cup cup, diam, Sayang ...." Naura tertunduk dalam sembari terus

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 112

    Akan tetapi, dua detik kemudian ponselnya berdering. Itu nomor Ardian lagi. Namun, itu sebuah panggilan video, bukan suara."Tuuuh, lo liat! Ardian tidur dan dia memang lagi sakit ... biar lo percaya ...." Suara Natasya terdengar lirih dan geram sambil men-zoom gambar di kamera ponsel itu mengarah ke pembaringan Ardian. Lelaki itu terlihat meringkuk di dalam selimut. Sepertinya Tasya mengambil video dari luar kamarnya. Memang ia sengaja mengambil gambar dari jarak jauh agar jangan sampai Ardian terganggu karena mendengar suaranya yang sedang bicara dengan Naura.Naura menekan kedua rahangnya dengan keras. "Sudah, 'kan? Lo udah percaya sama gue sekarang? Sorry, ini bikin lo kecewa. Bye!" Kembali Natasya memutuskan sambungan telepon mereka."Aaaaaarrrgh ...!!!" Naura melempar ponselnya ke tempat tidur.Dengan gerakan cepat wanita itu mengambil kimono lingerie-nya, lantas mengenakannya. Kemudian ia melangkah lebar keluar kamar dan menggedor kamar Arga.Brak! Brak! Brak!Tidak butuh wak

  • Istri Tajir sang Anak Sopir   Bab 111

    "Dek, Arya cuma bilang dia minta masakin sama kamu," tukas Ardian menjelaskan sembari menatap lekat ke arah sang istri muda. Ia juga heran dengan Naura yang seakan tengah melantur dan tidak fokus terhadap pertanyaan Arya.Dahi Naura terlihat mengernyit kencang. Ia berusaha mencerna maksud suaminya."Yaaa, kalau nggak mau masakin aku juga nggak apa-apa. Nggak perlu ngegas juga," ucap Arya cuek. Ia lanjut mengunyah makanannya."Kamu kenapa, Nak? Memangnya kamu pikir Arya bicara apa tadi?" tanya Sufia heran.Bola mata Naura berlari ke sana kemari. Ia juga bingung mengapa pendengaran dan pikirannya jadi ke mana-mana. Sungguh, dia tadi menyangka kalau Arya membicarakan masa lalu mereka berdua di hadapan semua orang dan tentu saja dia mau membantahnya."Hmm, aku udah kenyang. Makasih banyak Tasya dan Bik Jum udah masak makanan yang enak banget siang ini. Tadi aku benar-benar lapar karena dari tadi malam belum sempat menyentuh makanan apa pun," tutur Ardian mengalihkan bahasan. Lelaki itu m

DMCA.com Protection Status