Share

Bab 31

Natasya tiba-tiba terdiam mendengar ungkapan yang keluar dari lisan sahabat kentalnya itu. Ia terduduk sembari menyusut ingus yang mengalir dari hidungnya.

"Iya, 'kan?" Afika kembali menekan Natasya.

"Sembarangan aja lo ngomong, Fik!" cetus Natasya tidak terima, "dari segi mana cemburunya coba? Aku cemburu sama Ardian? Nggak bakal!" sangkalnya tegas.

"Lo inget-inget lagi, deh, Sya. Waktu itu lo bilang, lo menikmati ciuman bersama lakilo. Giliran sekarang lo malaah ...." Fika menggantung omongannya.

Natasya menautkan alisnya. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian ketika ia dicium oleh Ardian di rumah di desa. Benar, waktu itu ia merasa terhanyut dalam permainan bibir Ardian yang luar biasa. Sebelumnya memang ia menolak dan berontak, tetapi berikutnya ia benar-benar terbuai.

"Giliran sekarang, ketika lo tahu Ardian masih akrab dengan adik ipar dan mertuanya yang lama, lo malah uring-uringan begini," lanjut Afika.

Tiba-tiba wajah Natasya terasa kebas sekaligus menghangat. Entah mengapa ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status