Aruhi kembali ke hotel bersama Rajeandra dan Megha. Wanita itu masih bersama lamunannya dan menatap kota Paris dengan pandangan bosan. Tentu saja itu terjadi karena dua orang didepannya yang tengah bercanda gurau tanpa dirinya. Sungguh romantis, Kota romantis dengan dua orang yang romantis didepannya. Sungguh sangat indah bukan.
Sejenak Aruhi memandangi Rajeandra dengan pandangan yang sulit diartikan. Lelaki itu tidak mungkin mencintainya tetapi malam itu terjadi percintaan yang panas tanpa bisa dicegah. Rajeandra tidak mencintainya tetapi bermain seks dengannya. Tentu saja itu bisa terjadi meskipun tidak ada cinta atau tanpa hubungan. Banyak orang yang melakukan hal tersebut, ada atau tidak adanya cinta.Tapi bagaimana jika cinta itu bersemu hanya pada satu orang?' Aku mencintai Rajeandra.'Sekarang setelah terjadi, kini Aruhi menyesali apa yang terjadi semalam.Terhitung telah dua Minggu mereka di Paris dan entah kapan Rajeandra akanDisisi lain, Aruhi tidak bisa tidur, terlalu banyak pikiran yang menghantam kepalanya. Pikiran yang seharusnya tidak masuk kedalam pikirannya. Dia berfikir bahwa ia terlalu terbawa perasaan dalam hubungannya bersama Rajeandra sedangkan lelaki itu menganggap hubungan ini sebagai kontrak semata.TokTokAruhi melangkahkan kaki ke arah pintu. Dirinya kemudian melihat jam di ponselnya yang menunjukan pukul 2 malam. Lalu siapa yang mengetuk pintu di jam seperti ini?.Aruhi melihat kearah monitor dan langsung membukanya karena melihat Rajeandra disana. " Hay Aruhi.." Aruhi mempersilahkan lelaki itu untuk masuk kedalam. " Apa... ada sesuatu?" Rajeandra memberikan ponselnya kepada Aruhi." Ayah menelpon." Aruhi mengambilnya." Dia tidak kenal waktu sehingga menelpon di jam orang masih tidur. Ayah tetap kekeh untuk menelpon mu." [Hallo ayah..][ Hallo anakku Aruhi, bagaimana kabarmu disana?] Sudut bibir Aruhi
Mata Aruhi sudah ter kantuk-kantuk tetapi ia tidak ingin meninggalkan Rajeandra sendirian sedangkan tampaknya lelaki itu masih berbicara dengan penuh semangat. Wanita itu mengusap hidungnya beberapa kali bahkan saat ini sepertinya ia dilanda flu karena terkena angin malam yang begitu dingin. Mungkin karena sudah mendekati musim salju sehingga hawa begitu dingin saat ini.Rajeandra melihat kearah istrinya yang tampak tidak bersuara, tampak wanita itu ter kantuk-kantuk tetapi mencoba terjaga. " Sudah jam berapa ini?" Tanya Rajeandra. Aruhi salah tingkah, ia menolehkan dirinya ke belakang dan melihat jam." Pukul dua malam." Rajeandra bangkit, ia menatap Aruhi yang juga menatapnya dengan mata sayu. Sebuah senyuman terbit di bibirnya. Dalam sekejam Aruhi melotot karena ia sekarang berada di gendongan Rajeandra." Mari tidur.." Ujar Rajeandra dengan suara yang lembut. Sontak wanita itu memerah bukan main. Lalu bagaimana ia tidak jatuh cinta? Semua kriteria yang
Aruhi bisa merasakan aura yang memusuhinya dengan kuat ketika ia berada di meja makan bersama Sagar dan Megha. Seperti biasa maka Megha akan mendominasi percakapan dimeja makan sembari menunggu pesanan mereka sampai. Tetapi, ia merasakan ada yang aneh dari tatapan Megha kepadanya yang tidak seramah seperti biasanya. Aruhi masih berfikir apakah ia melakukan hal yang salah sehingga Megha menatapnya dengan tatapan jahatnya meskipun ia tersenyum dengan manis. Aruhi beralih pada Rajeandra yang tampak mendengarkan pembicaraannya dengan Megha, bahkan memberikan masukan-masukan yang sangat membangun untuknya. Rajeandra Dimata Aruhi semakin memukau. Itulah tipe yang di inginkannya.Megha menatap Aruhi yang memperhatikan Sagar dengan tatapan penuh cinta, wanita itu baru menyadari tatapan Aruhi ketika melihat Rajeandra. Aruhi langsung menundukan pandangannya bersamaan dengan itu pesanan mereka telah sampai. Beberapa makanan lezat telah tersusun diatas meja." Have a good meal." " Thanks." Ar
Rasanya sangat sesakKenapa aku menangis? Bahkan ketika ia telah menghapus air matanya, air mata itu terus menerus turun tiada henti. Ia berdiri termenung memandang lautan lepas yang berkilauan akibat sinar matahari. " Tidak seharusnya perasaan seperti ini hadir didalam diriku. Tuhan, tolong hapuskan perasanku. Dia.. dia bukan milikku. Aku.. aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, jadi tolong hapuskan lah." Wanita itu menangis sambil memukul dadanya yang sesak, beberapa orang melihatnya dengan tanya dan menyimpulkan bahwa wanita itu tengah putus cinta. Tetapi wanita itu tidak mempedulikan orang-orang dan malah menangis sesenggukan. " Kau menangis seperti anak kecil." Aruhi menghapus air matanya dan menoleh kebelakang. Dirinya mendapati Fredrick yang tersenyum geli kepadanya, dia menertawakan Aruhi yang menangis tersedu-sedu. Hidungnya memerah begitupun dengan matanya tetapi itu sangat lucu di matanya. Aruhi tidak tersenyum mendengarnya, hatinya masih sangat sakit dengan kenyataan
Rajeandra sepertinya sangat marah kepadaku Itulah yang Aruhi pikirkan bahkan sejak perjalanan menuju bandara dan kini mereka berada di pesawat untuk kembali ke kota, tetapi lelaki itu belum mengeluarkan suara untuk berbicara kepadanya sedikitpun. Aruhi melirik Rajeandra yang berada di sampingnya, lelaki itu tengah membaca bukunya sedangkan dirinya hanya diam dan tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Jika ia membuat pembelaan mengapa ia menampar Megha, lelaki itu pasti tidak akan percaya kepadanya. Pada akhirnya Aruhi memendamnya sendiri. Lagipula, apapun yang Rajeandra pikirkan tentangnya, itu malah lebih baik agar hubungan mereka tidak dekat dan ketika kontrak selesai, ia bisa melepaskan Rajeandra tanpa rasa sakit. Dalam pandangan Rajeandra, ia melirik Aruhi yang tampak terduduk dengan tenang, wanita itu bahkan tidak sedikitpun mengeluarkan suara.Dia tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi hingga ia menampar Megha? " Sorry, tea or coffie?" Pramugari datang menghampiri
Aruhi selalu bangun di pagi hari kemudian membersihkan dirinya. ia bangun sebelum orang lain bangun dan membereskan dapur bersama para maid yang bertugas, meskipun mereka sungkan kepadanya tetapi Aruhi tetap ingin melakukan pekerjaan tersebut. Setelah pekerjaan dapur selesai dirinya kembali ke kamar. " Selamat pagi nak.." Aruhi berhenti karena melihat sang ayah. Lelaki itu sudah berpakaian rapi dengan menggunakan jasnya." Selamat pagi papa." " Segera bangunkan suamimu, hari ini kita akan ke kantor." " Baik ayah." Ujar Aruhi. " Aku sudah membuatkan teh herbal dan cemilan untuk ayah." Beritahu Aruhi. Manov tersenyum." Terima kasih nak, tetapi biasanya ayah suka meminum kopi." Aruhi tersenyum dan mengangguk." Aku tahu, tetapi sepertinya kopi tidak terlalu baik untuk kesehatan." Manov tersenyum. " Kau sangat manis, semoga tuhan selalu memberkatimu." Aruhi tersenyum. " Jalan lupa di minum papa. Aku akan membangunkan Rajeandra."Dia melihat Rajeandra masih bergelung dalam selimutny
" Selamat datang tuan Rajeandra." Rajeandra berjalan dengan penuh wibawa dengan menggunakan jas hitam yang tampak begitu rapi ditunjang dengan penampilannya yang tampan semakin membuat wanita menjerit karena ketampanannya. Tetapi mereka sadar bahwa tuan muda calon Presdir itu telah memiliki seorang istri dan banyak yang tidak tahu bahwa istri Rajeandra adalah Aruhi adalah seorang office girl dikantor. "Selamat datang tuan Rajeandra." Beberapa orang menyambutnya, tidak semuanya menyambutnya ketika melihatnya dan ia hanya tersenyum kecil sebagai balasannya. Dirinya kemudian melihat dua orang yang menjadi targetnya untuk hari ini. lelaki itu tersenyum seraya berhenti dimana kedua lelaki tua itu berada. " sir Robert dan Sir Christ, benar bukan?" Kedua orang itu mengangguk dengan senyum hangat, sangat baik karena calon Presdir mereka mengenalnya. Sebelumnya Rajeandra tidak pernah memunculkan dirinya di perusahan dan ini pertama kalinya.." Anda mengenal kami?'" Ayahku sering membicaraka
Sebagai seorang wanita yang tidak bersekolah tinggi, Aruhi tidak memiliki kesibukan apapun setelah menikah selain menunggu suaminya pulang bekerja. Tidak ada yang berbicara dengannya, baik pelayan apalagi ibu mertua dan adik iparnya, sikap mereka begitu dingin kepadanya. Ia paham mengapa sikap mereka begitu karena meraka tidak menyukai keberadaannya. Aruhi kesulitan untuk bergerak dirumah itu jika tidak ada ayah mertuanya ataupun Rajeandra. Dirinya merasa bahwa tatapan orang-orang rumah itu seakan menghakiminya dan mencemoohnya, terlebih mertuanya. Aruhi juga bukan tipikal seorang yang mudah akrab berbaur, dirinya ingin mendekatkan diri kepada ibu mertuanya dan adik iparnya tetapi ia takut untuk memulai pembicaraan. " Karena kau menikah dengan putraku, bukan berarti kau bisa bersenang-senang menikmati kekayaan putraku." Aruhi yang tengah duduk bersantai terkejut dengan teguran dari ibu mertuanya. Aruhi langsung menegakkan tubuhnya dan bangkit. Sikap sebagai seora