Share

BAB 22. Perubahan Rencana

'Aku harus bagaimana ini?'

Tak jua mendapat ide untuk membalas pesan ancaman dari Pram, dengan kesal wanita itu mengantukkan kening berkali-kali ke meja. Biasanya cara itu ampuh untuk membuat otaknya mau diajak berpikir.

Suri sudah sempat mengetik balasan, yang intinya menolak Pram dengan berbagai alasan yang menguatkannya, tetapi ia hapus lagi di detik-detik terakhir. Ia tidak yakin hal itu akan berhasil membuat pria itu mundur dari usahanya.

Gerakannya terhenti saat tiba-tiba pintu ruangan Adnan terbuka. Memunculkan sosoknya yang tampak gusar saat suaranya saat bicara dengan seseorang melalui ponsel terdengar dengan jelas olehnya.

"—kondisi Kakek sekarang?" Adnan membuang napas dengan kasar. "Sialan! Pria tua itu nggak bilang apa-apa padahal kami ngobrol panjang kemarin sore!" geramnya lalu menyudahi sambungan telepon itu tanpa basa-basi apa pun.

Suri berdiri dan keluar dari kubikelnya untuk mendekati Adnan.

"Ada apa, Nan?" tanyanya hati-hati saat pria itu berdiri di depannya.
naftalenee

Kenapa Suri nggak diboyong ke Jakarta aja, Bapak Adnan yang terhormat? 🤔 Ini kok masalah datang bertubi-tubi sih??? Ancaman Pram gimana jadinya? Gosip yang di kantor apa kabar? Terus teror dari nomor nggak dikenal itu akhirnya gimana? Sabar yaaa... next bab bakal dibahas satu per satu~~~~

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mince Hermawan
khawatir sama pram. ntar gangguin suri lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status