MENIKAHI MANTAN SUAMI
“Ceraikan aku, Sakha. Aku mohon. Aku mencintai kamu sampai rasanya sakit. Ini terlalu sakit, Sakha. Aku nggak bisa melakukannya lagi. Aku nggak bisa lagi menjadi istri kamu dengan menanggung rasa sakit ini.” – Tabitha Pararagil
“Aku melepaskanmu bukan karena aku nggak mencintai kamu lagi, Tabitha, tapi karena aku nggak mau kamu menderita. Kamu harus janji sama aku, Bee. Kalau kamu akan hidup lebih bahagia walau tanpa ada aku, supaya aku bisa merelakanmu pergi.” – Reksi Sakha Ramadhan
.
.
Semua tidak lagi sama ketika rasa percaya dan rasa cinta Tabitha terhadap Sakha sudah tidak lagi bisa membuatnya tinggal. Melepaskan adalah satu-satunya jalan yang terpaksa ia pilih.
Pilihan Tabitha mengantarkannya pada kehidupan yang hambar dan membosankan. Setelah bercerai dari Sakha, Tabitha tak lagi bergairah menjalani hidup dan seperti hilang arah. Tabitha membenci hidupnya sendiri. Keadaan Sakha pun tak jauh berbeda. Meski kelihatan baik-baik saja, kehidupan Sakha setelah bercerai pun tak lebih baik ketimbang Tabitha.
Lalu, pada suatu waktu, semesta kembali mempertemukan dua hati yang patah. Dan mengikat mereka dalam takdir yang belum usai. Benang-benang merah masalah yang menyebabkan perceraian Sakha dan Tabitha mulai terurai satu per satu.