Share

SUAMI ATAU DOSEN?

Author: Shova Nst
last update Last Updated: 2023-12-17 10:55:46

“Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” 

Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. 

Ayolah, siapa juga yang akan percaya kalau Dosen Ray tersenyum kepada Dinda. Kalaupun ada, itu pasti di alam mimpi gadis itu, pikir mereka. 

“Kalian gak asik. Bilang aja kalian iri sama gue!” Dinda menggebrak meja yang menyatu dengan kursi yang didudukinya kala tidak mendapat jawaban apapun dari ketiga temannya itu. 

“Kalau aja Ratna masuk hari ini, dia pasti jadi orang pertama yang antusias dengerin cerita gue,” lanjutnya, sedikit murung dan kesal. 

“Udahlah, Din. Kalaupun Ratna masuk, dia juga gak akan semudah itu percaya sama cerita lo barusan. Iya kan, An?” timpal Agung seraya menyikut lengan Ana, meminta pembelaan.

“Menurut gue sih, iya.” Ana tersenyum, membuat Agung dan Roy tertawa kecil karena mereka berhasil membuat Dinda kesal. 

“Kalian nyebelin. Kita buktiin aja besok. Ratna pasti semangat dengerin gue.” Kepalang kesal, Dinda sampai ogah menatap teman-temannya dan hanya menatap lurus ke depan dengan bibir manyun sambil bersedekap.

“Bibir lo biasa aja dong, Din. Gak usah maju-maju gitu, gak imut, gak cantik juga,” celetuk Roy, yang duduk tepat di samping Dinda. 

“Diam lo.” 

“Dih, baperan. Oke-oke, lo tetap cantik dan menawan kok. Bagi gue, lo cewek terimut dan tercantik di kelas ini,” rayu Roy sambil menatap Dinda dengan intens, tapi gadis itu tetap menatap lurus ke depan. 

“Jangan bicara sama gue. Gue muak dengar omongan lo yang ngelantur itu,” balas Dinda, sarkas.

“Tadi lo juga ngelantur kok. Lo ngelantur kalau Dosen Ray senyum sama lo,” sahut Roy, cepat.  

 

“Itu seriusan, Roooy. Gue gak ngelantur.”  

“Iya deh iya, gue percaya.” Roy memutar bola matanya jengah.   

Agung dan Ana yang duduk di dekat kedua orang itu lagi-lagi menghembuskan napas panjang setelah sebelumnya saling lempar pandang dan tersenyum penuh makna. Keduanya sengaja tidak menimpali perdebatan Dinda dan Roy dengan tujuan yang hanya diketahui oleh mereka saja.  

Beberapa menit kemudian, kelas yang tadinya riuh seketika hening saat seorang pria bersetelan jas abu-abu memasuki ruangan. Seluruh pasang mata menatap pria itu dengan intens dan terpesona. Tentu saja, tatapan itu diberikan oleh para kaum hawa yang saat ini berdecak kagum.   

Meletakkan buku yang dibawa, dosen tersebut kemudian membiarkan pandangannya menatap para mahasiswa yang hadir hari ini dengan penuh ketegasan dan intimidasi, sebelum akhirnya suara pria itu terdengar dan memasuki pendengaran semua orang di ruangan tersebut. 

“Halo semuanya, saya Rayhan Brijaya. Mulai hari ini, saya menjadi penanggung jawab jurusan kimia. Di kelas ini, saya harap kalian tidak datang terlambat dan tidak pulang lebih awal. Kalau harus izin sakit, silakan datang ke rumah sakit tersier minta izin cuti resmi,” Ray memaparkan pembukaan dengan cukup tegas.   

 

“Kalau ingin memahami saya dalam pembelajaran, kalian bisa meluangkan waktu untuk memeriksa ensiklopedia online. Waktu di kelas sangat berharga, jadi saya tidak akan menjelaskan satu persatu. Baik, hari ini kita mulai pelajaran.”   

Tidak hanya rumor, pria bertubuh atletis itu benar-benar memancarkan aura yang cukup mendominasi dan tatapannya terkesan sangat datar dan dingin, membuat para mahasiswa di ruangan itu merasa was-was. Bahkan, tidak sedikit dari mereka berkali-kali menelan saliva kasar melihat kesan pertama dosen Ray di ruang kelas.

Setelah membuka laptop, Ray menulis sesuatu di papan tulis dengan ukuran besar, tampak seperti judul mengenai materi yang akan dibahas. Tidak ada senyum. Tidak ada kelembutan. Pria itu tampak sangat tegas dan berwibawa serta terkesan sulit untuk didekati. 

Ray bahkan membiarkan matanya menatap setiap sudut ruangan itu dengan tajam, membuat Ana yang duduk di barisan ke empat dan tepat berada di tengah-tengah susunan bangku yang berjejer rapi menelan salivanya kasar dan sempat terperangah. Ia seperti melihat dua orang yang berbeda.

  

“Dosen Ray memang luas biasa. Di umur 18 dia masuk universitas ternama di Amerika. Dia juga memenangkan banyak olimpiade kimia. Bahkan rumor-rumornya, anak salah satu menteri Amerika sampai jatuh cinta kepada Dosen Ray.” Mahasiswi bernama Tasya yang duduk tepat di depan Ana berbisik kepada Amel, teman di sebelahnya.   

“Serius lo, Tas?” 

"Serius lah. Kenapa? lo gak percaya?” Tasya mendelik kesal. 

 

“Kalau laki-laki itu Dosen Ray, udah pasti gue percaya,” sahut Amel, berbisik.  

    

“Gue kasih tahu sama lo, dalam tiga tahun terakhir, Dosen Ray berhasil dapatin gelar PhD. Luar biasa, kan? Selain tampan dan maco, dia juga sangat pintar.” Tasya yang kini tampak mengenakan kemeja hitam kembali bercerita dengan penuh antusias.  

 

“Dosen Ray memang luar biasa. Mulai sekarang dia adalah panutan gue. Gue harus jadi mahasiswi yang pintar agar Dosen Ray terkesan sama gue,” lanjutnya seraya memperhatikan Ray yang sedang menerangkan beberapa hal di depan sana.  

 

“Ngomong-ngomong, kenapa Dosen Ray gak tinggal di luar negeri aja? Kenapa dia lebih milih jadi dosen di kampus ini?”   

“Udah pasti karena dia alumni di kampus ini. Gimana sih, lo? Kalau Dosen Ray gak ngajar di sini, kita gak bakalan bisa ketemu sama dia hari ini.”

“Lo benar. Dosen Ray emang paling keren.” 

  

Ana samar-samar mendengar percakapan kedua temannya itu. Berbagai tanda tanya muncul di kepalanya mengenai Ray. Ia yang merupakan istri dari seorang Rayhan Brijaya bisa-bisanya buta informasi tentang pria itu. Entah siapa sebenarnya Ray itu, Ana tidak tahu dan belum mencari tahu.  

  

“Ana, fokus.” Agung menyikut lengan Ana, menyadarkan gadis itu dari lamunannya.    

Ana tersenyum tipis, lalu kembali menatap ke depan dan sebisa mungkin untuk fokus memperhatikan dan mendengarkan penjelasan Ray. Alih-alih mendengarkan penjelasan Ray mengenai materi hari ini, gadis itu malah salah fokus dengan penampilan pria itu. Tangan Ana yang dari tadi sibuk memainkan pena sampai terhenti saking terpana nya ia melihat Ray yang kini memakai kaca mata.  

 

Tatapan Ana terkunci kepada sosok di depan sana. Ray seakan menghipnotisnya. Pria tinggi berkulit sawo matang itu tampak begitu tampan dan Ana sedikit menyesal baru menyadarinya sekarang.  

 

“Jangan ada yang melamun atau saya keluarkan sekarang juga!”

   

Kesadaran Ana seketika kembali. Matanya mengerjap-ngerjap karena terkejut mendengar pernyataan Ray yang sangat tegas dan penuh ancaman. Tidak hanya itu, jantung Ana pun hampir lepas dari tempatnya karena tatapan Ray yang ternyata sedang tertuju kepadanya.

Oh God, dosen titisan kutub itu sedang menatapnya dengan lekat. Ingat! dengan lekat!   

Siapapun, tolong Ana!

Related chapters

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BATASAN DAN RUMOR

    Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak. Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya. Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya. “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya. “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sam

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

    Last Updated : 2024-04-16

Latest chapter

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BATASAN DAN RUMOR

    Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak. Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya. Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya. “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya. “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sam

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga ya

DMCA.com Protection Status