Share

BATASAN DAN RUMOR

Author: Shova Nst
last update Last Updated: 2024-04-16 10:43:46

Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak.

            Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya.

            Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya.

            “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya.

            “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sama tau kalau kamu dan saya tidak melakukan kesalahan apapun seperti apa yang dipikirkan oleh orangtua kita. Saya mengerti betul bagaimana perasaanmu saat ini, karna itu juga, saya membebaskan kamu dari tugas-tugas dan kewajibanmu sebagai seorang istri,” lanjut pria itu seraya menatap Ana yang kembali duduk di tempatnya dengan lekat.

            Ray menelisik, memperhatikan perubahan raut Ana yang ternyata tidak ia temukan. Melihat hal itu, ia lantas kembali melanjutkan pernyataannya.

            “Saya juga tidak menyangka akan menikah karena hal seperti itu, tapi apa boleh buat. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diulang lagi. Saya juga merasa semua ini terlalu tiba-tiba. Jadi, kamu tidak perlu bersikap seperti ini. Kamu boleh menyalahkan saya, tapi jangan perlakukan saya seperti musuhmu.”

            Ana jadi merasa bersalah mendengar pengakuan Ray barusan. Sepertinya, ia telah melukai perasaan pria itu.

            “Satu hal lagi, kamu juga harus tau kalau saya sudah mengetahui ada hubungan apa antara kamu dan Nicholas. Jangan kamu pikir saya tidak peduli dengan masa lalumu, An. Kamu salah. Saya sudah mencaritahu beberapa hal tentangmu dan saya menemukan fakta yang benar-benar membuatku semakin merasa bersalah padamu.’” Ray berujar dengan tegas dan raut wajahnya tampak begitu serius.

            “Hubunganmu dan Nicholas, saya ingin kamu segera mengakhirinya. Kali ini, saya tidak peduli jika kamu menganggap saya egois atau apa. Saya sudah memikirkan hal ini matang-matang. Sekalipun kita menikah bukan karena cinta, ssaya tetap tidak mau ada orang ketiga dalam hubungan kita.”

            “Hubunganku dan Nicho sudah berakhir. Kamu gak perlu khawatir,” sahut Ana, cepat.

            “Kalau saya boleh tau, kapan itu?” Ray menyipit, mencari kebenaran di kedua bola mata istrinya itu.

            “Di hari yang sama dengan insiden di club malam itu.”

Setelah berujar demikian, Ana kembali teringat dengan pertengkarannya dan Nicholas sehingga hubungan mereka kandas tak tertolong. Ia yang saat itu sedang galau, memberanikan diri pergi ke club malam bersama Ratna dengan niat untuk bersenang-senang semata. Tapi ternyata, hal itu malah membawa petaka yang sangat merugikan dirinya.

Merugi? Apa menikah dengan Ray bisa dikatakan sebagai suatu hal yang merugikan? Ana membatin, lalu membiarkan pandangannya menatap lekat sosok Ray yang duduk di depannya.

“Jadi, gara-gara itu kamu pergi ke club?” Ray memastikan, bahwa Ana benar-benar sangat mencintai Nicho sehingga gadis itu nekad pergi ke club untuk menghilangkan kesedihannya.

“Begitulah.”

Ray mengangguk kecil menjawab pernyataan singkat Ana. Gadis itu semakin membuatnya untuk lebih waspada lagi dalam mengawasi mantan sepasang kekasih itu.

            “Aku juga ingin tau, sejauh apa kamu tau tentang aku dan Nicho?” tanya Ana, kemudian.

            “Kamu gak perlu tau. Yang pasti, saya tidak akan mengusik kehidupan kalian selagi kamu bersikap dan bertindak sesuai dengan statusmu sekarang.” tegas Ray, penuh penekanan.

            “Kuharap kamu mengerti dengan semua yang kukatakan,” lanjutnya.

            Ana terdiam, mengulum bibirnya membentuk sebuah garis lurus. Ray yang seperti ini persis seperti ketika ia berada di kampus. Ray yang tegas dan mendominasi membuatnya tidak bisa berkutik atau sekedar menumpahkan segala keluh kesah yang masih terpendam di hatinya. Ana tahu kalau Ray mengerti seperti apa perasaannya, tapi ia masih belum puas kalau belum mengungkapkan hal-hal yang sering merusak moodnya belakangan ini.

Ana ingin Ray tahu kalau ia sangat-sangat membenci pernikahan mereka dan nyaris membenci pria itu juga. Tapi, ketika melihat Ray bangkit dari tempatnya, Ana jadi mengurungkan niatnya untuk memberitahu Ray kalau ia benci dengan situasi dan status mereka saat ini.

“Kembalilah ke kamar dan segera tidur. Besok pagi kamu ada kelas tambahan dengan Miss Rahel,” imbuh Ray, lalu pergi meninggalkan Ana yang masih diam di tempatnya.

“Ternyata kamu juga udah tahu jadwal kuliahku.” Ana menatap sendu punggung lebar Ray yang perlahan menjauh dan menghilang di balik pintu kamar yang kokoh.

***

            Beberapa minggu kemudian, Ray dan Ana kembali mengulang aktivitas mereka untuk yang kesekian kalinya. Mobil hitam yang dikemudi oleh Ray kini tampak melambat sebelum akhirnya berhenti di tempat biasa, tidak jauh dari gerbang utama, saat para mahasiswa belum berdatangan.

            Begitu mobil berhenti, Ana segera turun dan berjalan menuju gerbang utama sambil menenteng beberapa buku tanpa menoleh ke belakang lagi. Penampilan gadis itu tidak jauh berbeda dari hari-hari biasanya, dengan blouse putih ala Korea sebagai atasannya yang dipadukan dengan celana jeans hitam yang membuat lekukan kaki jenjangnya terlihat jelas. Hanya saja, ada sedikit tambahan aksesori di rambut gadis itu sehingga menambah kesan manis dan feminim.

            Saat hendak memasuki gedung fakultas, Ana tanpa sengaja bertemu dengan Ratna dan mereka berjalan bersama menuju lantai 3 di mana kelas mereka berada.

            “Makin cantik aja lo, An. Keliatan lagi happy juga,” tukas Ratna, begitu mereka tiba di kelas.

            “Apaan deh. Biasa aja kok,” sanggah Ana.

            “Gimana hubungan lo sama Dosen Ray? Udah sampai ke tahap itu belum?” Ratna tersenyum pernuh arti.

            “Tahap apaan? Ada-ada aja lo.”

            “Udah deh, jujur aja sama gue. Mumpung kita cuma berdua yang ada di kelas ini. Kalau yang lain pada datang, gue juga gak berani ngungkit soal hubungan lo sama Dosen Ray. Gue takut kena denda karna melanggar perjanjian di atas materai itu.” Ratna yang duduk tepat di sebelah Ana sengaja menyikut lengan temannya itu, bermaksud menggoda Ana.

            “Diem deh. Itu urusan orang dewasa. Anak kecil gak boleh kepo.” Ana berujar sarkas.

            “Ups, itu artinya kalian udah unboxing dong. Waw, gimana? Mantap gak?”

            “Diam. Bukan urusan lo.”

            “Gak jujur artinya udah.” Ratna tersipu malu setelah menyimpulkan sendiri maksud dari kebungkaman Ana.   

            Ratna bahkan tidak bisa menyembunyikan senyum malu-malunya yang malah membuat Ana bergidik ngeri.

            “Lo mikirnya kejauhan,” sarkas gadis itu lagi, lalu kembali menyibukkan diri dengan ponselnya.

            “Biarin. Siapa suruh lo gak jujur sama gue.”

            “Itu privasi, Rat. Lo tau atau nggak juga gak akan merubah apapun.”         

            “Maksud lo?”

            “Udahlah Rat. Gue kurang suka kalau kita bahas hubungan gue sama Ray. Gue benci sama dia. Gue masih belum bisa nerima kehadiran dia dan status gue yang sekarang.”

            “Tapi, lo yang sekarang keliatan lebih bahagia dibandingkan sama Nicho dulu.” Ratna mencoba membuka pemikiran Ana yang sudah terlanjut membenci keadaannya yang sekarang.       

            “Ntah lah. Gue gak tau. Sekarang ini, gue gak mau terlalu mikirin apa yang terjadi. Gue mau fokus sama kuliah gue aja,” ujar Ana, mengalihkan pandangannya dari layar pipih itu sejenak.

            “Oke deh. Gue harap lo bisa bahagia sama Dosen Ray.”

            Tepat setelah Ana mengangguk kecil membalas pernyataan Ratna, Tasya dan Amel tiba di kelas dan mengambil tempat tepat di bangku yang ada di depan Ana dan Ratna. Sebelum duduk, Tasya sempat melirik Ana sekilas lalu memutar bola matanya kesal.

            “Mel, lo tau gak kalau kemarin gue liat Dosen Ray sama Miss Rahel jalan berdua di mall? Kayanya mereka bener-bener udah jadian deh,” ucap gadis itu, kemudian.

            “Serius lo, Tas?”

            “Serius lah. Gue liat mereka jalan sambil gandengan tangan gitu. Dosen Ray juga perhatian banget loh. Dia gak malu bawain slingbagnya Miss Rahel.”

            “Oh my God. Demi apa, Tas? Kita harus sebarin kabar baik ini ke temen-temen lainnya.”

            Di saat kedua sejoli itu asik membicarakan dosen Ray dan miss Rahel, Ratna yang duduk di sebelah Ana lantas menatap temannya itu.

            “Jangan mudah percaya, An. Belum tentu itu benar,” bisiknya, kemudian.

            Ana bungkam tak menyahut. Sorot matanya seketika berubah datar setelah mendengar percakap kedua teman sekelasnya itu. Ada sesuatu yang aneh mengusik hati dan pikirannya. Moodnya yang tadi sangat baik, seketika berubah hanya karena mendengar percakapan yang sangat tidak ingin ia dengar itu.  

            Pantas aja kemarin kamu pulang telat, jadi ini alasannya, Ray, batin gadis itu, lesu.

Related chapters

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PENGANTIN BARU

    Suara langkah kaki terdengar menuruni satu persatu anak tangga yang memutar hingga berakhir di meja makan setelah melewati beberapa ruangan. Rumah bernuansa putih itu tampak begitu elegan dengan gayanya yang klasik. Dihiasi oleh furniture berkualitas tinggi dan beberapa guci berukuran besar yang pastinya tidak ditemukan di sembarang toko. Arsitekturnya memancarkan kemewahan dengan langit-langit yang tinggi dan jendela yang dilapisi tirai abu-abu. Setiap sudut ruangan itu tampak sangat serasi dan indah. Gadis itu berhenti di depan meja makan mewah yang didominasi oleh warna emas dan memiliki 6 kursi.“Ana, makanlah. Ini masakan pertamaku khusus untukmu.”Suara itu mengalihkan pandangan gadis berpakaian kasual tersebut. Ana lantas menarik sebelah ujung bibirnya, merasa canggung dengan kehadiran Ray. Bagaimanapun, ini pagi pertama mereka setelah menjadi sepasang suami istri dan itu membuatnya merasa canggung.“Makasih.” Satu kata terucap di bibir Ana sebelum ia menarik kursi dan duduk

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga ya

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

    Last Updated : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

    Last Updated : 2023-12-17

Latest chapter

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BATASAN DAN RUMOR

    Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak. Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya. Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya. “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya. “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sam

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga ya

DMCA.com Protection Status