Beranda / Pernikahan / Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara / PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

Share

PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

Penulis: Shova Nst
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 10:44:59

Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.

Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.

“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.

Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.

“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain kabar baik ini,” imbuh mahasiswa lainnya yang berdiri di sebelah kanan Tasya.    

“Santai, guys, santai. Gue akan kasih tau semua yang gue tau tentang Dosen Ray. Mulai dari pendidikannya, mantan-mantannya sampai tipe perempuan yang bisa jadi istri Dosen Ray,” balas Tasya dengan senyum mengembang sambil bersedekap.

            “Sekarang, Tas. Gue udah penasaran banget. Mungkin aja, gue termasuk salah satu perempuan yang jadi tipe Dosen Ray,” tukas Dinda, lagi.

            “Bener tuh. Cepetan kasih tau kita gimana tipe istrinya Dosen Ray.”

            Tasya tertawa senang melihat para temannya yang berjumlah sekitar 20 orang begitu antusias mengetahui semua hal tentang Ray. Sejenak, gadis berponi itu melirik Ana lalu berujar,    

            “Oke, tak kenal maka tak sayang. Jadi pertama-tama, kalian harus tau kalau Dosen Ray itu anak tunggal dari keluarga kaya raya. Mamanya pemilik butik yang paling terkenal di kota ini dan setahu gue papanya seorang direktur di perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, tapi gue lupa apa namanya. Kalau kalian menikah dengan Dosen Ray, udah pasti kalian jadi menantu kesayangan Nyonya Maya dan Om Robi.” Tasya mulai membeberkan beberapa hal dasar yang ia ketahui tentang Ray.

“Dan setahu gue, Ray itu paling suka sama cewek yang imut kecil kayak Amel gini. Putih, cantik, rajin, pintar, sholehah dan jago masak, karna Dosen Ray juga jago masak. Menurut informasi yang gue dapat, Dosen Ray juga pernah jadi juri di sebuah acara perlombaan memasak di luar negeri yang ditanyangkan di TV sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu. Kalau kalian pengen liat, kalian bisa tonton sendiri di TV online, mungkin masih ada,” lanjut gadis itu.

 Sementara para mahasiswi lainnya mendengarkan perkataan Tasya, Ana dan Ratna bergegas pergi dari ruangan itu setelah sebelumnya berpamitan kepada Dinda. Keduanya tetap bungkam saat mendengar pernyataan Tasya hingga mereka keluar dari kelas dan sampai ke lantai dasar bagian belakang fakultas yang berhadapan langsung dengan taman dan pepohonan rimbun.

Mood Ana benar-benar hancur. Lagi-lagi, ia mendengar perihal Ray yang sangat tidak ingin ia ketahui. Mengetahui fakta yang dikatakan oleh Tasya hanya semakin membuat moodnya rusak. Imut kecil? Rajin? Solehah? Pandai memasak?

Ayolah, memangnya ada perempuan spek bidadari yang nyaris sempurna seperti itu? Ray mau cari kemana tipe wanita seperti itu? Sialnya lagi, Ana merasa beberapa dari tipe ideal itu tidak ada pada dirinya. Pandai memasak? Jangan ditanya. Sudah pasti ia hanya akan membakar dapur kesayangan Ray kalau mencobanya, seperti dua tahun yang lalu saat berada di rumah Ratna. 

“Menikah saja dengan chef atau ustadzah. Kenapa malah sama Miss Rahel kalo tipenya memang begitu?” sarkas Ana, kesal.

Ratna yang mendengar gerutuan tersebut tersenyum kecil. Ia tahu betul apa yang menyebabkan temannya itu kesal.

“Udah, An, jangan dipikirin. Mau kayak apapun tipe istri idaman Ray, tetap kamu pemenangnya. Urusan memasak, kamu bisa belajar pelan-pelan,” ucapnya, mencoba menghibur Ana.

“Gue lagi gak mikirin apapun kok, Na. Cuma bete aja liat Dinda mau dibohongi sama Mak Lampir itu.” Ana mengeles, sekaligus mengatai Tasya dengan sebutan aneh yang lagi-lagi berhasil membuat Ratna tertawa.

“Iya deh iya. Kalo gitu lo mau makan apa? Biar sekalian gue pesan.”

Ana memberitahu Ratna menu apa yang sedang ingin ia makan, lalu melanjutkan langkah menuju tempat di mana Agung, Roy dan Nicho berada.

“Hai, Guys,” sapanya seraya tersenyum tipis, yang dibalas oleh ketiga pria itu dengan senyum pula.

“Gimana situasi di kelas? Udah aman?” tanya Agung begitu Ana duduk di bangku kosong yang ada di depannya.

“Masih sama. Meraka lagi dengerin cerita Tasya,” jawab Ana, seadanya.

Tidak heran pria itu bertanya demikian, karena tadi suasana di kelas memang cukup berisik dan heboh sebelum mereka pergi. Roy dan Agung bahkan sempat mengingatkan para fans Dosen Ray itu untuk tidak heboh dan bersikap biasa saja. Sayangnya, kedua pria itu malah mendapat amukan dari para mahasiswi yang tidak terima ditegur oleh mereka.

“Cewe-cewe zaman sekarang memang rada aneh. Udah gak punya urat malu. Sampai segitunya mengidolakan seseorang,” timpal Roy, yang duduk di antara Agung dan Nicho.

“Zaman sekarang emang mulai susah nyari cewe yang bagus.” Nicho ikut menambahi.

“Mereka hanya mengidolakan Dosen Ray, bukan berarti mereka gak bagus,” sanggah Ana, cepat.

Sepasang mantan kekasih itu lalu saling menatap selama beberapa detik, sebelum akhirnya Ana memutus kontak mata mereka dan menyibukkan diri dengan ponsel.

Agung dan Roy saling pandang lalu mengedikkan bahu melihat percikan-percikan aneh yang mulai terpancar di antara mantan sepasang kekasih itu. Mereka lantas mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak memanas. Tentu saja, ketiga pria itu membahas perihal debat para calon presiden yang sedang menjadi topik hangat sejak kemarin malam.

Beberapa saat kemudian, Ratna ikut bergabung bersama mereka bersamaan dengan datangnya makanan yang dipesan. Alhasil, kelima mahasiswa semester pertama itu menikmati makanan mereka sambil membahas topik sebelumnya dan saling melempar argument serta mendukung kubu masing-masing.

“An, lo udah nemu buku yang lo cari waktu itu?”

Di saat yang lainnya asik mengobrol dan berdebat, Nicho mengajak Ana membicarakan topik lain yang menurutnya lebih menyenangkan.

Merasa dirinya sedang diajak bicara, Ana lantas menoleh pada Nicho setelah menghabiskan suapan terakhir di piringnya.

“Belum. Kenapa?” tanyanya, setelah meneguk jus jeruk.

“Gue juga belum ketemu. Gimana kalau kita beli online aja? Biar gue yang checkout.”

“Boleh. Kasih tau aja berapa harganya, biar gue bayar.”

“Oke, nanti gue kabari lagi.” Kemauan Nicho terpenuhi, membuat senyumnya seketika mengembang seraya membiarkan pandangannya menatap Ana dengan teduh.

Ana jelas tau kalau saat ini Nicho sedang menatapnya dengan lekat. Tapi, ia mengabaikan hal tersebut dan menyibukkan diri dengan memandangi setiap sudut kantin dan sesekali memperhatikan mahasiswa atau mahasiswi yang menarik perhatiannya.

Niat hati ingin merilekskan pikiran setelah sebelumnya kacau balau karena persoalan Ray dan Rahel, Ana malah dibuat mematung begitu melihat kedua dosen itu memasuki area kantin. Tatapaan Ana terpaku melihat kedekatan Ray dan Rahel yang sedang berjalan berdampingan menuju stand penjual minuman yang berada cukup jauh dari tempatnya duduk.

Sudah pasti, Ray tidak melihat ataupun menyadari keberadaannya, sehingga Ana bisa memanfaatkan hal tersebut untuk memantau sejauh mana kedekatan kedua dosennya itu.

Dasar munafik. Ternyata lo lebih suhu dari gue. Semua kepedulian lo ternyata gak ada artinya, Ana membatin tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Ray dan Rahel yang entah sedang menertawakan apa.

Kedua orang itu duduk di bangku kantin yang berada di pojok, yang berbatasan dengan dinding beton bercat putih.

Bab terkait

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PENGANTIN BARU

    Suara langkah kaki terdengar menuruni satu persatu anak tangga yang memutar hingga berakhir di meja makan setelah melewati beberapa ruangan. Rumah bernuansa putih itu tampak begitu elegan dengan gayanya yang klasik. Dihiasi oleh furniture berkualitas tinggi dan beberapa guci berukuran besar yang pastinya tidak ditemukan di sembarang toko. Arsitekturnya memancarkan kemewahan dengan langit-langit yang tinggi dan jendela yang dilapisi tirai abu-abu. Setiap sudut ruangan itu tampak sangat serasi dan indah. Gadis itu berhenti di depan meja makan mewah yang didominasi oleh warna emas dan memiliki 6 kursi.“Ana, makanlah. Ini masakan pertamaku khusus untukmu.”Suara itu mengalihkan pandangan gadis berpakaian kasual tersebut. Ana lantas menarik sebelah ujung bibirnya, merasa canggung dengan kehadiran Ray. Bagaimanapun, ini pagi pertama mereka setelah menjadi sepasang suami istri dan itu membuatnya merasa canggung.“Makasih.” Satu kata terucap di bibir Ana sebelum ia menarik kursi dan duduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BATASAN DAN RUMOR

    Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak. Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya. Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya. “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya. “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sam

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga ya

DMCA.com Protection Status