Share

Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara
Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara
Penulis: Shova Nst

PENGANTIN BARU

Penulis: Shova Nst
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-17 10:42:50

Suara langkah kaki terdengar menuruni satu persatu anak tangga yang memutar hingga berakhir di meja makan setelah melewati beberapa ruangan. Rumah bernuansa putih itu tampak begitu elegan dengan gayanya yang klasik. Dihiasi oleh furniture berkualitas tinggi dan beberapa guci berukuran besar yang pastinya tidak ditemukan di sembarang toko. Arsitekturnya memancarkan kemewahan dengan langit-langit yang tinggi dan jendela yang dilapisi tirai abu-abu. Setiap sudut ruangan itu tampak sangat serasi dan indah.

Gadis itu berhenti di depan meja makan mewah yang didominasi oleh warna emas dan memiliki 6 kursi.

“Ana, makanlah. Ini masakan pertamaku khusus untukmu.”

Suara itu mengalihkan pandangan gadis berpakaian kasual tersebut.

Ana lantas menarik sebelah ujung bibirnya, merasa canggung dengan kehadiran Ray. Bagaimanapun, ini pagi pertama mereka setelah menjadi sepasang suami istri dan itu membuatnya merasa canggung.

“Makasih.” Satu kata terucap di bibir Ana sebelum ia menarik kursi dan duduk di sana.

“Makanlah. Ini akan membuatmu lebih baik.” Ray menyerahkan sop ayam yang beberapa menit lalu ia masak.

“Makasih.” Ana kembali tersenyum canggung, kemudian menyicipi sop tersebut.

“Bagaimana persiapanmu? Sudah aman? Ini hari pertama kamu kuliah, jadi jangan sampai ada yang terlewatkan.” Ray menatap wajah Ana dengan intens.

Istrinya itu terlihat sangat cantik dan rapi dengan pakaian serba biru mudanya.

“Sudah.”

“Gimana kalau kita berangkat bareng? Sepertinya tidak akan ada yang curiga. Teman-temanmu juga pasti belum ada di sana saat kita tiba.” Ray memberi saran.

“Hm, terserah kamu aja.” Ana lagi-lagi mengulum senyum canggung.

Ray lalu menuangkan air di gelas milik Ana yang tinggal sedikit setelah menghabiskan makanannya lebih dulu, kemudian mengulurkan tangan dan merapikan rambut istrinya dengan gerakan perlahan.

“Anak rambutmu ini sepertinya sedikit mengganggu, ya? Kalau kamu mau, aku bisa menemanimu ke salon nanti sore.”

Ana mematung. Perlakuan tiba-tiba Ray membuatnya terhipnotis dan sulit untuk berkata-kata. Pria itu, tidak bisakah ia diam dan duduk manis saja di tempatnya? Perlakuannya membuat jantung Ana menggila.

Memangnya apa yang salah dengan rambutku? batin Ana seraya mengusap pelipisnya, menutupi rasa grogi yang kini menggerogoti dirinya.

“Aku lebih suka melihat rambutmu yang seperti ini ketimbang diikat seperti pertama kali kita bertemu,” tukas Ray seraya mengingat pertemuan pertama mereka yang sangat berkesan.

Saking berkesannya, mereka sampai harus menikah dan menghadapi amarah serta kekecewaan dari orangtua mereka.

“Makan yang banyak. Jangan sampai kamu kelaparan saat mengikuti kelas.” Ray mengalihkan pembicaraan dan tidak lagi memperpanjang perihal pertemuan mereka kala melihat raut wajah Ana yang berubah sedih.

“Gak, makasih. Aku takut mengantuk kalau kekenyangan.” Ana buru-buru menggeser piringnya saat Ray hendak meletakkan sepotong ayam goreng.

Ia kemudian bangkit dari kursi dan berujar,

“Aku sudah selesai. Kamu bergegaslah. Kutunggu di depan. Jangan lama.” Ana lalu pergi tanpa berani membalas tatapan suaminya itu.

Demi apa, ia tidak pernah menyangka Ray yang terkenal cuek dan tak berperasaan bisa mengucapkan kata-kata manis seperti tadi. Pria itu seperti bukan Ray yang ia kenal di kampus. Kalau teman-temannya tahu, mereka pasti histeris atau bahkan menganggapnya membual.

Sebuah rumah yang ditempati oleh pengantin baru itu merupakan rumah warisan kedua orangtua Ray. Pria yang berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus ternama di kota itu merupakan anak tunggal di keluarganya dan selalu menjadi kebanggaan kedua orangtuanya.

Begitupun dengan Ana. Gadis cantik dengan tinggi semampai yang sukses mengambil tahta tertinggi di hidup Ray itu merupakan anak semata wayang pasangan Agus dan Lela. Ana sendiri berasal dari keluarga terpandang yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai norma dan adat istiadat di daerah mereka. Hal itu juga lah yang membuat Ana dan Ray bisa menikah dan berakhir seperti sekarang.

“Bisa kita berangkat sekarang?”

Ana terkejut, lamunannya seketika buyar. Ia refleks menoleh ke arah Ray yang entah sudah berapa lama duduk di sebelahnya.

“Si-silahkan.”

Setelah mendapat jawaban dari sang istri, Ray langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumah yang masih sekitar 21 jam mereka tempati.

Di dalam mobil, Ana berulang kali menghela napas berat. Ray lagi-lagi membuatnya terkejut saat pria itu memasangkan sealbeltnya saat mereka hendak berangkat tadi.

Rasanya sudah lebih dari 3 kali aku mengucapkan terimakasih pagi ini. Huh, bisa-bisanya aku segerogi ini. Ternyata begini yang dirasakan oleh Dinda dan Ratna saat berada di dekat Ray. Padahal, dulu aku selalu mengejek mereka, gumam Ana dalam hati.

Setelah melewati ratusan gedung dan beberapa lampu merah, mobil hitam yang dikendarai oleh sepasang suami istri itu tampak melambat hingga akhirnya berhenti di bahu jalan.

“Kamu yakin mau turun di sini? Gimana kalau turun di parkiran aja? Sepertinya di dalam belum banyak orang,” imbuh Ray setelah mobil yang dikemudinya benar-benar berhenti.

“Gak perlu. Belum banyak orang bukan berarti tidak ada orang. Satu orang aja ngeliat aku keluar dari mobil kamu, satu kampus bisa heboh. Aku gak mau nanggung resiko,” ucap Ana, penuh penekanan.

Mengenai rahasia antara hubungannya dan Ray, Ana tidak akan main-main. Karena ia tahu, jika hubungan mereka tersebar, dirinya lah yang pasti akan dibenci oleh anak-anak kampus, sedangkan Ray? Dosen tampan itu tetap akan menjadi idola semua orang.

Ray yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa pasrah, bergegas mengambil bekal dari jok belakang yang sudah ia siapkan tadi lalu menyerahkannya pada Ana.

“Apa ini?”

“Jangan makan sembarangan. Hubungi aku kalau kamu butuh sesuatu.” Mengabaikan pertanyaan Ana, Ray malah memberi wejangan singkat yang lagi-lagi kembali membuat istrinya itu terkejut.

“Aku tahu apa yang terbaik untukku. Makasih untuk bekalnya. Aku pergi.” Seutas senyum simpul terukir di bibir ranum Ana dan itu cukup membuat Ray senang.

“Hati-hati. Sampai ketemu di kelas,” balas pria bertubuh atletis itu sembari tersenyum manis.

Ana turun dan buru-buru menjauh dari mobil Ray. Ia menatap sekitar dengan was-was, takut ada yang mengenal atau melihatnya keluar dari mobil dosen tampan sekaligus rebutan para mahasiswi di kampus. Yang benar saja, sejak kapan Ana mengakui ketampanan suaminya itu?

Tepat seperti dugaan Ana, ada beberapa mahasiswa yang sudah berada di kampus. Untung saja orang-orang itu tidak memperhatikannya dan ia bisa leluasa berjalan menuju kelas yang ada lantai tiga di fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam. Setelah menyimpan tas dan bekal pemberian Ray, Ana kembali keluar kelas dan melihat-lihat area lingkungan kampus.

Dari sudut balkon, Ana menatap pepohonan rindang yang mengelilingi setiap gedung di kampusnya itu. Berada di ketinggian membuatnya mudah untuk melihat gedung-gedung dan orang-orang yang berlalu lalang di bawah sana. Para mahasiswa tampak antusias menuju kelas mereka atau ke tempat nongkrong yang sudah menjadi seperti basecamp pribadi mereka.

Tidak disangka, aku akhirnya menempuh pendidikan di kampus ini dengan status sudah menjadi istri orang. Padahal sebelumnya, Mama dan Papa sangat ingin aku menempuh pendidikan hingga mendapat gelar magister baru memikirkan soal laki-laki dan pernikahan. Tapi sekarang, jangankan magister, sarjana saja belum. Wajar kalau mereka kecewa dan marah padaku. Mulai sekarang, aku harus berusaha untuk mengembalikan kepercayaan mereka. Bagaimanapun, aku harus membersihkan nama baikku yang rusak gara-gara Ray, batin Ana, berambisi.

“Dan satu-satunya orang yang pantas untuk disalahkan adalah kamu, Ray,” desisnya, dengan kedua tangan terkepal di samping paha.

“ANA … DEMI APA BARUSAN GUE KETEMU SAMA DOSEN RAY DAN DIA SENYUM SAMA GUE!”

Siapa yang tidak mengenal suara cempreng dan menggelegar yang nyaris memekakkan telinga itu? Melihat cara jalan dan stylenya dari kejauhan saja orang-orang sudah pasti tahu siapa orang itu.

“Santai dikit kali, Din. Dosen titisan kutub itu gak mungkin senyum sama lo,” sarkas Ana seraya memutar bola matanya jengah.

Mana mungkin Ray mau senyum kepada gadis lain selain dirinya. Tidak mungkin, pikir Ana, kelewat percaya diri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUAMI ATAU DOSEN?

    “Gue serius, guys, Dosen Ray senyumin gue. Tadi gue sengaja lewat dari depan ruangannya dan ternyata tuh dosen lagi duduk-duduk di bawah pohon besar yang ada di depan ruangannya. Awalnya dia mendongak gitu, gak tahu lagi liatin apa, terus gak sengaja tatapan kami ketemu dan dia senyum. Demi apa, hari ini gue bakalan belajar dengan giat dan serius. Dosen Ray harus tahu kalau senyuman dia itu udah memotivasi gue untuk belajar. Gue harus buat dia bangga sama IPK gue nanti.” Tidak berhenti di lorong, Dinda terus melanjutkan ceritanya sampai ke dalam kelas dan kali ini tidak lagi bercerita kepada Ana, melainkan kepada Balqis, Roy dan juga Agung. Sayangnya, ketiga orang itu tidak menggubris ke antusiasan Dinda. Mereka hanya mengulum senyum sesekali dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tampak jelas kalau mereka sedang malas mendengarkan curhatan, lebih tepatnya karangan Dinda yang menurut mereka tidak benar dan sangat kentara sebagai cerita yang dibuat-buat. Ayolah, siapa juga y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   DOSEN TAMPAN MILIK ANA

    Tinggi, pintar, tegas dan rapi. Ana baru menyadari kalau suaminya se-perfect itu. Tatapannya tegas, kata-katanya tak terbantah dan suara baritonnya yang khas membuat Ana sedikit kesulitan untuk fokus. Sampai-sampai, Ray berkali-kali menyindirnya yang banyak melamun di pertemuan pertama ini. Tidak terasa, kelas yang dibawakan oleh Ray akan segera berakhir. Dosen tampan itu telah selesai menjelaskan materi dan para mahasiswa juga telah menyelesaikan tugas mereka. Ray kini sedang mengabsen satu persatu mahasiswanya, membuat suasana di ruangan itu tampak sedikit riuh. “Agus Bagaskara.” Ray sudah memanggil nama yang ada di urutan ke 20. “Saya, Pak.” “Dinda Ajni.”“Saya, Pak.” Gadis berkemeja hitam yang tadi merasa disenyumi oleh Ray menatap dosen itu dengan rasa kagum yang amat kentara. “Listyana Wuri.” Kali ini, Ray menyerukan nama istri rahasianya.“Saya, Pak.” “Nicholas Anderson.” Ray mengedarkan pandangannya mencari-cari pemilik nama tersebut. “Nicholas Anderson.” Ray me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SISI LAIN DOSEN KUTUB

    “Nasi uduknya enak, kamu beli dimana?” Ana tidak lagi menunggu suapan demi suapan dari Ray, melainkan menyuap sendiri makanan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta itu. “Minum dulu, An.” Ray menyodorkan segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser yang tersedia di ruangan itu. “Saya beli di tempat yang kamu bilang tadi. Kalau beli tempat lain takutnya kamu gak suka,” sahut pria itu, kemudian.“Makasih ya, kamu jadi repot gara-gara aku. Lain kali kamu gak harus gini juga.”“Gak masalah. Saya malah senang kalau kamu minta sesuatu ke saya.” Ray menatap wajah cantik istrinya.Ana yang mendengar pernyataan tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.Ray sadar kalau Ana masih merasa sungkan. Gadis itu bahkan tidak berani membalas tatapannya secara terang-terangan. Beberapa menit kemudian, meja yang ada di hadapan sepasang suami istri itu telah kosong. Bungkus-bungkus makanan telah mereka bersihkan dan dibuang pada tempatnya. Ray

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG BELUM ADA

    Langit yang tadinya cerah kini berubah gelap ditaburi bintang yang nampak begitu indah dan menenangkan. Siapapun pasti akan terpana melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan itu, tidak terkecuali sosok Ana yang tengah bersantai menikmati hembusan angin dan merenungi langit malam dari balkon kamarnya.Ana duduk di sebuah kursi rotan yang berada di sisi kiri balkon dengan pikiran yang sedang menerawang jauh seraya menatap langit. Gadis itu tampak dilema dan banyak pikiran. “Ini malam kedua aku dan Ray menjadi pasangan suami istri. Semuanya benar-benar tidak terduga. Entah aku harus bersyukur atau apa, rasanya ada banyak hal yang harus ku korbankan karena pernikahan ini. Andai saja waktu itu aku dan Ratna tidak pergi ke tempat itu, semua ini pasti tidak akan terjadi.” Ana menghela napas berat, menyesali kecerobohannya hanya untuk kesenangan sesaat. “Apa aku pantas menyalahkan Ray atas semua yang terjadi?” Mengalihkan pandangannya kepada segelas air hangat yang mungkin telah sejuk, Ana

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BATASAN DAN RUMOR

    Tersadar akan posisi mereka yang kurang aman, Ana buru-buru melepas cekalan tangan Ray dari lengannya dan segera pindah ke sofa yang ada di seberang meja. Ana meneguk salivanya kasar. Atmosfer di ruangan itu terasa menipis hingga membuatnya gerah dan sesak. Tidak jauh berbeda dari Ana, Ray juga langsung menyibukkan diri dengan pura-pura merapikan rambutnya yang memang sedikit berantakan. Ray bahkan merasa telingannya memanas dan wajahnya memerah menahan malu yang tiba-tiba menghinggap di hatinya. Melihat Ana hendak beranjak dari tempatnya, Ray langsung menghentikan gadis itu dengan pernyataannya. “Ana, saya tau kamu belum bisa menerima semua ini. Pernikahan kita, saya tau kamu sangat tidak menginginkannya. Kamu mungkin beranggapan kalau saya pria paling jahat yang sudah merusak hidup dan masa depanmu.” Ray berhenti sejenak, melihat reaksi Ana atas perkataannya. “Kamu boleh menyalahkan saya atas semua yang terjadi, sekalipun kita sama-sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   PERASAAN ANEH YANG MENGUSIK HATI

    Jam kosong tiba. Mengubah suasana kelas yang tenang menjadi riuh kala dosen yang mengajar telah pergi meninggalkan ruangan. Para mahasiswa juga demikian, segera keluar untuk menghirup udara segar atau mencari kesenangan lain yang dapat meredakan penat di kepala mereka.Sementara itu, para mahasiswi yang merupakan fans dari seorang Ray, kini bersorak heboh setelah beberapa jam menahan diri untuk tetap tenang selama proses belajar berlangsung setelah mendengar cerita dari Tasya dan Amel. Tampaknya, kedua sejoli itu telah berhasil menyebar berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seantero kampus.“Tasya, lo harus ceritain ke gue semua yang lo tau tentang Dosen Ray. Gue gak mau tau.” Dinda dengan heboh menghampiri Tasya.Padahal biasanya gadis berkulit sawo matang itu paling anti berdekatan dengan Tasya dan Amel. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang selalu cekcok hanya karena hal sepele.“Iya, Tas. Gue mau denger juga. Kalau benar Dosen Ray dan Miss Rahel jadian, kita harus ngerayain

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   BENCI DAN PENYESALAN

    Puluhan pasang mata tertuju pada kedua dosen itu. Bisikan demi bisikan terus mengalir seiring dengan datang dan perginya Ray dan Rahel dari tempat tersebut. Kedua dosen yang dirumorkan sedang berkencan itu pergi setelah menghabiskan minuman mereka tanpa menghiraukan tatapan penuh arti yang dilayangkan oleh para mahasiswa pada mereka.Tidak lama setelah itu, Ana dan teman-temannya juga tampak bergegas meninggalkan kantin. Selanjutnya, mereka naik ke lantai 3 untuk kembali mengikuti pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Syamsuddin, atau yang sering disapa dengan Pak Syam.Tidak terasa, kelas tersebut akhirnya selesai dan dilanjutkan oleh mata kuliah lain yang dibawakan oleh dosen lain yang usianya sudah cukup tua. Mungkin, tidak lama lagi beliau akan segera pensiun. Lagi-lagi, para mahasiswa dengan tertib menyelesaikan perkuliahan tersebut hingga tibalah saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Para mahasiswa dari berbagai kelas tampak meninggalkan ruangan mereka, tapi tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Beruntungkah Ana?

    Beberapa hari telah berlalu sejak Ana kembali dari rumah sakit. Kini, kondisi gadis itu benar-benar pulih dan kembali fit. Ana dan Ray juga kembali melanjutkan aktivitas mereka sebagai dosen dan mahasiswi. Mereka pergi dan pulang bersama ke tempat tujuan yang sama pula, yaitu rumah dan kampus yang menjadi saksi bisu hubungan mereka yang seperti roller coaster, naik turun yang menimbulkan rasa takut juga menyenangkan. Langit sore tampak begitu indah dari biasanya, entah itu hanya perasaan Ana saja atau apa, yang jelas kini senyum gadis itu tampak indah menghiasi wajahnya yang cantik dan mulus berseri. Ray yang sedang menyetir bahkan juga ikut tersenyum melihat hal tersebut. Pikiran Ana lagi-lagi melayang mengingat percakapannya dengan Sasa beberapa waktu lalu saat di rumah sakit. Pertanyaan Sasa mengenai apakah dirinya tidak merasa beruntung menikah dengan Ray kembali Ana tanyakan pada dirinya sendiri. Jujur saja, Ana mulai merasa sedikit bangga dan beruntung, setelah tadi ia lagi

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Keraguan

    Setelah mengenakan pakaiannya, Ray kembali melirik Ana yang sedang memainkan ponsel. Gadis itu tampak asik dengan benda pipih itu sehingga tidak menyadari kehadirannya. Lebih tepatnya, Ana sengaja mengabaikan Ray karena masih kesal pada pria itu. Ray berhemem, membasahi tenggorokannya yang kering lalu berdiri di samping kanan ranjang.“Berhenti main ponsel. Kamu harus istrirahat,” ujarnya tegas, lalu mengambil ponsel tersebut dari tangan Ana. “Ray, apa-apaan sih kamu? Balikin!” “Kamu harus istirahat.” Ulang Ray lagi, penuh penekanan. “Gak mau. Balikin dulu ponsel aku.” “Nggak.”“Balikin, Ray.”“Gak. Kamu istirahat dulu.”Ana menghembuskan napas kasar. Kedua tangannya terkepal kuat melihat kelakuan Ray. Pria itu mengabaikannya. “Menyebalkan,” gerutu Ana seraya memalingkan wajahnya.Bertepatan dengan Ana dan Ray yang saling mengabaikan, pintu di ruangan itu tampak terbuka dan menampilkan dua sosok yang begitu Ana kenal. Sontak, senyum di wajah gadis itu mengembang sempurn

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Rumah Sakit

    Ray kembali memasuki ruangan serba putih itu setelah kembali dari rumah mengambil ponsel dan perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkan oleh Ana. Kali ini, pria itu tidak datang sendiri, melainkan bersama kedua orangtua Ana yang juga baru tiba. Ray sudah mewanti-wanti dirinya akan menerima amarah dari keluarga Ana, tapi hal itu tidak kunjung terjadi setelah hampir setengah jam mereka berada di ruangan tersebut.“Ray, kamu sudah makan malam, Nak?” Lela, mama Ana, mendekati Ray yang duduk di sofa sudut lalu ikut bergabung bersama pria itu sebelum melontarkan pertanyaan. “Sudah, Ma, tadi sore di kantin kampus.”Ray kembali khawatir, takut mama mertuanya bertanya lebih lanjut.“Kamu gak perlu takut. Kami tidak akan menyalahkan kamu atas apa yang terjadi pada Ana. Ini bukan yang pertama kalinya dia seperti ini, tapi mungkin ini yang paling parah. Sejak kecil, Ana memang susah diatur dalam urusan makan, hingga membuatnya terkena mag dan jadi separah ini.”Ray menatap wajah mertuany

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Kekhawatiran Yang Nyata

    “Ana, bangun, An. Ana, sadar.” Ray panik, buru-buru mengangkat tubuh Ana yang terkulai lemas ke atas tempat tidur. “Ana, kamu dengar suaraku? Tolong sadarlah, An.” Ray menepuk-nepuk lembut pipi Ana agar gadis itu segera membuka matanya. Ray bingung. Bertanya-tanya apa yang telah terjadi kepada gadis itu. Seraya berupaya menyadarkan Ana, Ray mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar tersebut. Tatapannya kemudian tertuju pada kaleng-kaleng dan kotak minuman yang ada di atas meja depan sofa. “Kita harus ke rumah sakit sekarang.”Tidak buang-buang waktu, Ray langsung menggendong Ana ala bridal style dan membawa gadis itu keluar kamar. Sepertinya, Ray mulai tahu apa yang sedang terjadi kepada istrinya itu.Takut, cemas dan khawatir menjadi satu memenuhi perasaan dan tubuh Ray. Dengan rasa gelisah, ia mengendari mobil dan membelah kegelapan malam agar segera sampai ke rumah sakit terdekat. Ray yang sedang mengemudi sesekali menoleh ke belakang, melihat Ana yang terkulai lemas di ba

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Rasa Sakit

    Siapa yang tidak suka bolos? Mungkin sebagian dari mahasiswa sangat menyukai hal tersebut. Bahkan, tidak sedikit juga yang rela pura-pura sakit agar bisa menghindari tugas atau dosen yang akan mengajar di kelas saat itu. Namun berbeda dengan Ana yang semakin merana karena sengaja bolos untuk menghindari berbagai pertanyaan teman-temannya. Bagaimana tidak, Ana sendiri saja sangat syok melihat wajahnya yang terlihat bengkak dan jelek karena kebanyakan menangis, apa lagi teman-temannya. Mereka pasti heran dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi padanya. Sungguh, Ana belum bisa menerima serangan pertanyaan rudal yang mungkin akan ditujukan kepadanya. Terlebih lagi, dosen yang mengajar kali ini adalah miss Rahel, yang membuatnya semakin membulatkan tekat untuk bolos. Setelah seharian mengurung diri di dalam kamar, Ana akhirnya bangkit dari tempat tidur dan turun ke lantai dasar untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Sungguh, ia merasa sangat lapar dan kepalanya terasa pusing, sepe

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Air Mata Yang Tersembunyi

    “Bagus, Ana, bagus. Teruslah benci saya tanpa sebab.” Setelah berujar demikian, Ray mundur satu langkah menjauhi Ana seraya mengusap wajahnya kasar. “Tanpa sebab? Okey, teruslah berpikir kalau aku membencimu tanpa sebab, Ray!” “Mulai sekarang, kamu tidak perlu peduli padaku lagi. Lakukan apapun yang kamu mau dan aku juga akan melakukan apapun yang ku mau. Persetan dengan orang ketiga yang katamu gak boleh masuk dalam hubungan kita!” lanjut Ana, sedikit keras. “Okay, silahkan. Saya juga tidak akan peduli lagi pada pembohong sepertimu!” bentak Ray. Kedua bola mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Sungguh, Ana tidak menyangka Ray akan semarah ini. Andai saja Ray tahu, ia tidak akan bersikap sejauh ini kalau bukan Ray yang lebih dulu bermain api di belakangnya. Tapi sepertinya, pria itu sama sekali tidak menyadari kesalahan yang telah ia lakukan. “Kalau kamu benar-benar berniat merusak pernikahan ini dengan kembali bersama Nicho, silahkan. Saya tidak akan halangi. Kamu bebas memilih

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   Pertengkaran Suami Istri

    Ruangan kelas seketika hening saat Ray bangkit dari kursinya dengan ekspresi yang tidak santai. Dosen titisan kutub itu langsung melayangkan tatapan elangnya kepada Tasya, Amel dan seluruh penghuni kelas. Ray nampak jelas menahan emosi. “Siapa yang meminta kalian melakukan semua ini?” desis pria itu, tajam. Sementara Rahel masih tampak bingung dan sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Tasya barusan. “Maaf, Dosen Ray. Ini semua inisiatif kami karena kami sangat senang Dosen Ray dan Miss Rahel akhirnya berkencan. Kami melakukan semua ini dengan tulus dan berharap kalian akan terus bersama,” imbuh Tasya, mulai merasa takut melihat ekspresi marah dosennya itu. “Kami mohon maaf kalau ternyata apa yang kami lakukan ini salah." Amel mengulum bibirnya membentuk sebuah garis lurus. “Saya tidak perlu permohonan maaf kalian. Saya pikir, apa yang kalian lakukan ini sudah kelewat batas. Memangnya kalian tahu pasti kalau saya dan Miss Rahel memiliki hubungan khusus? Memang

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   SUPRISE UNTUK RAY DAN RAHEL

    Hari-hari berlalu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan perubahan yang signifikan dalam hubungan mereka. Ray masih tetap memperlakukan Ana dengan baik, seperti biasanya. Sedangkan Ana masih menyimpan dendam dan amarah yang sebisa mungkin ia sembunyikan dari siapapun sehingga ia terlihat baik-baik saja.Bahkan sampai detik ini, tidak ada penjelasan yang Ana terima dari Ray mengenai hubungan pria itu dengan Rahel. Ia juga tidak bertanya apapun mengenai hal tersebut. Ana tidak mau ribet. Toh, ia juga tidak memiliki perasaan apapun kepada suaminya itu.“Kamu gak papa kalau saya tinggal? Gimana kalau nanti Ratna gak jadi datang jemput kamu? Kita ada kelas pagi ini dan kamu gak boleh terlambat.” Ray berujar seraya memakai sepatu hitam kulitnya di teras rumah, sementara Ana berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.“Gak papa. Nanti aku bisa naik taksi kalau Ratna gak jadi jemput. Tapi, kayaknya gak mungkin deh, dia kan udah janji,” tukas gadis itu sembari memperhatikan Ray y

  • Istri Rahasia Dosen Titisan Kutub Utara   RASA YANG TIDAK PERNAH BERUBAH

    Langit sudah gelap dan Ana mulai merasa keroncongan menahan lapar. Tapi gadis itu tidak ambil pusing, karena Nicho akan segera datang mengantarkan makanan untuknya. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu, karena satu jam yang lalu Nicho menghubunginya dan menanyakan apakah Ana ingin makan sesuatu atau tidak, karena ia sedang luar membeli makanan untuk kedua orangtuanya. Alhasil, Ana memberitahu makanan apa yang sedang ingin ia makan tanpa rasa sungkan. Lebih tepatnya, ia sedang memanfaatkan situasi yang terjadi. “Kalau kamu bisa, kenapa aku nggak,” imbuhnya, pada Ray yang entah sedang dimana. Tidak lama kemudian, bell di rumah mewah itu terdengar hingga ke ruang tamu, sehingga Ana lekas-lekas beranjak dari sofa dan menyambut kedatangan Nicho dengan senyum mengembang. Ternyata, Nicho sangat pandai dalam mencari alamat rumahnya yang sekarang. Pintu terbuka. Sepasang mantan kekasih itu refleks saling melempar senyum terba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status