Share

116. Papa Jangan Khawatir

Edmund termenung lama menatap kasur Sky. Ia teringat bagaimana dirinya berbaring di situ dengan sang putri meringkuk dalam pelukannya. Mereka akan bertukar cerita, saling berbisik dan tertawa.

Terkadang, sang istri yang berbaring di sana. Saat ia menghampiri, biasanya mereka sudah terlelap. Wajah cantik mereka tampak damai, dan ia akan tergiur untuk mencuri kecupan dari bibir Alice.

"Bisakah mereka tertidur lelap di rumah Emma? Sky tidak membawa satu pun dari teman-teman bonekanya," gumamnya lirih.

Sedetik kemudian, pandangannya beralih ke arah tenda. Mereka juga sering berbaring di sana. Kepala mereka akan terjulur keluar, menatap langit-langit sambil menghafal bentuk rasi bintang.

Helaan napas Edmund pun berhembus panjang. Sambil mendongak, ia menahan air matanya agar tidak tumpah. Malangnya, memori malah terputar lebih cepat.

Masih tergambar jelas bagaimana Sky memekik gembira saat mendapat kejutan-kejutan darinya. Masih terngiang jelas bagaimana gadis kecil itu memanggilnya Pa
Pixie

Pagi, guys. Have a nice day.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cory Cornelia
nice day tooooo kk author... wuah aq pikir keadaan msh memanas tapi ternyata teteyp si imut Sky membawa suasana jd adem... moga Alice sedih nya gak pake lama yah krn sejak awal Edman sdh bilang bhw mrk berpisah krn salah paham.. krn hasutan duo nenek lampir...
goodnovel comment avatar
Naomi Rahayu Sunar
have nice day to you kak Thor,and always be healthy ok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status