Beranda / Pernikahan / Istri Pewaris Sebatas Status / Bab 17 - Meluapkan Kekesalan

Share

Bab 17 - Meluapkan Kekesalan

Penulis: Pena_ baru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 21:40:48

Sekitar pukul empat sore, Andini baru saja pulang dari kantor.

"Kau habis dari mana?" Baru saja Andini masuk, Devan sudah mencecarnya.

Andini yang lelah tidak menjawab, dia terus saja pergi berlalu masuk.

"Apa kau tidak mendengar pertanyaanku?" Devan mulai kesal karena Andini tidak menghiraukan ucapannya.

"Hah! Apa aku harus menjawab pertanyaanmu saat aku tengah sibuk membereskan masalah yang ada? Sementara kau malah asyik bermesraan dan bersenang-senang dengan wanita simpananmu itu?" Andini menjawab dengan nada yang tak kalah kesal.

Setelah mengatakan itu Andini kembali melanjutkan langkahnya.

"Hey... Kau belum menjawab pertanyaanku!" teriak Devan.

Namun Andini yang kesal, mengacuhkan panggilannya.

"Apa Nyonya ingin segera mandi?"

"Iya, Lia! Tolong siapkan ya?"

"Anda tidak perlu meminta tolong, Nyonya! Itu sudah menjadi tugas saya!" Lia pamit untuk melakukan tugasnya.

Tak lama menunggu.

"Semua sudah saya siapkan, Nyonya!"

"Baik, aku akan mandi sekarang!"

Setelah mandi dan ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 18 - Pertemuan yang Tak Disangka

    "Kamu mau ikut?""Iya, Tuan! Boleh, ya? Silvi 'kan, juga ingin kenal dengan semua kolega Tuan!" ujarnya manja. "Sepertinya akan susah. Karena ini hanya pertemuan khusus untuk para pembisnis. Hanya orang-orang yang terlibat saja.""Apa Tuan, tidak bisa meminta secara langsung kepada Tuan David? Cobalah dulu, siapa tahu dia mengizinkan," bujuknya lagi. "Baiklah! Aku akan mencobanya.""Terimakasih, Tuan!" ucap Silvi kegirangan.Devan pun sebenarnya bingung seperti apa mengatakannya. Tapi, karena melihat tingkah Silvi yang begitu menggemaskan membuatnya luluh. Devan mendatangi Andini dan menyuruhnya untuk meminta izin kepada David, mengajak Silvi ke pesta itu. "Kau sampai repot-repot datang kemari hanya karena ingin supaya wanita itu diundang juga ke acara itu? Benar-benar luar biasa sekali!""Kau mau 'kan melakukannya?" Dengan tidak tau malunya Devan meminta. "Tidak mau! Kenapa harus aku? Seharusnya kau sendiri yang meminta. Bukankah, menyenangkan wanita itu menjadi tugasmu? Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 19 - Bertemu Mantan Majikan

    "Nona? Anda tidak apa-apa?" Mereka ikutan panik melihat wajah Silvi yang tiba-tiba pucat. "Kenapa wajah Nona tiba-tiba pucat?""Apa Nona sedang sakit?" Pertanyaan mereka tak ada satu pun yang dijawab oleh Silvi. "Tidak mungkin orang itu ada di sini!" Pupil matanya bergetar saking takutnya. Silvi mengalihkan pandangan saat orang itu menatap ke arahnya. "Wah! Siapa ini? Bebek yang dulu bernasib buruk, sekarang menjelma menjadi angsa?" Orang itu mendekati Silvi. "Apa Nona kenal dengan orang ini?" tanya salah satu dari wanita itu. Tubuhnya semakin bergetar hebat saat orang itu menyapanya."Apa anda mengenal Nona Silvi?" tanya mereka. "Kenapa kau terdiam? Apa kau takut bertemu denganku, Silvi?" tanya pria itu sambil menyeringai. "Baiklah, kalau kau tidak mau menjawab pertanyaan mereka, biar aku yang akan menjawabnya!""Perkenalkan saya Tuan Radit. Mantan majikan Silvi!" ujarnya menyeringai. "Hah! Benarkah? Maksud anda dulu Nona Silvi mantan bawahan anda?""Dia ini bekerja sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 20 - Di Adili

    Mendadak suasana menjadi hening. Andini masih berdiri di tempatnya. "Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?""Tidak ada!" balas Andini. "Kau tidak lihat keadaan Silvi? Dia seperti ini karena ulahmu!" ujar Devan dingin. Dia menggelutukkan giginya. "Apa? Dia malah menyalahkanku di situasi ini?" batin Andini. "Kau bahkan tidak terkejut!""Aku tidak terkejut karena aku sudah mendengar cerita kenapa dia bisa sampai seperti itu. Meski kau sakit hati, tidak seharusnya bukan kau malah melampiaskannya padaku?" Andini membalas dengan nada dan raut wajah yang datar. "Kau masih merasa tidak bersalah?""Memangnya kenapa aku harus merasa bersalah? Yang mengajak dia ke pesta itu 'kan, kau!""Tapi ini semua 'kan ulahmu? Kau pasti sudah merencanakan semuanya. Makanya kau tidak melarang saat Silvi ikut. Kau 'kan yang menyuruh David untuk ikut mengundang Tuan Radit? Karena kau ingin mempermalukannya.""Hahaha... Lucu sekali! Khayalanmu terlalu jauh. Kenapa kau tidak menanyakannya saja langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 21 - Hadiah Dari David

    Tok... Tok.. Tok... Pintu ruang kerja Andini di ketok. "Nyonya, apa saya boleh masuk?" Terdengar suara Bu Dewi dari luar. "Ya, Bu Dewi! Masuk saja!"Bu Dewi masuk sambil membawa sebuah ransel. Tetapi, bukan ransel yang biasa dipakai orang-orang berpergian. "Apa itu, Bu Dewi?" tanya Andini. "Oh, ini? Ransel, Nyonya?""Ransel? Punya siapa? Apa isinya?""Isinya kucing, Nyonya!" "Apa? Kucing? Punya siapa?""Ini hadiah dari Tuan David untuk Nyonya. Kata beliau, hadiah ini sebagai permintaan maafnya!" Bu Dewi mengeluarkan seekor kucing berwarna coklat yang sangat cantik. "Wah... Cantik sekali kucing ini!" Andini terkesima ketika melihat kucing itu. "Meskipun terlihat cantik, kucing ini ternyata seekor kucing jantan, Nyonya!""Benarkah?" Andini semakin mendekat. Kucing jantan berwarna coklat dan berbulu lebat serta panjang itu sangat pintar. Dia keluar sendiri dan meloncat dengan anggunnya. "Meow..." Dia mengeong dan melihat ke arah Andini. Seakan sedang memberi salam, bahkan wajah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 22 - Ancaman Tuan Radit

    "Yang saya dengar dari sesama pelayan katanya Tuan David itu suka berganti-ganti pasangan.""Benarkah?""Iya, Nyonya! Ya, meskipun itu bukan sepenuhnya salah beliau. Sepertinya beliau hanya mengambil kesempatan saja.""Maksud kamu?""Dari rumor yang saya dengar. Wanita-wanita itu yang mendekati Tuan David duluan. Mungkin karena Tuan David tampan, para wanita itu yang kepincut duluan.""Ya... Fakta itu memang tidak bisa dipungkiri. Seperti yang Lia katakan, sepertinya Tuan David hanya mengambil kesempatan saja," batin Andini. "Dan yang paling terkenal dari rumor itu, Nyonya! Para wanita yang dekat dengan beliau, bahkan rela memberikan t*buhnya kepada Tuan David untuk dinikmati dalam satu malam.""Maksud kamu, one night stand?""Iya, Nyonya! Bahkan ada rumor juga kalau Tuan David tidak hanya menyukai wanita single, tetapi juga wanita yang sudah memiliki suami.""Tak heran bukan, kenapa Tuan David bisa bersikap manis terhadap wanita? Itu karena beliau sering berinteraksi dengan para wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 23 - Ajakan Devan

    Tuan Radit melirik ke arah Silvi yang mengenakan banyaknya perhiasan mahal. "Itu pasti pemberian dari Tuan Muda, pintar juga wanita ini! Aku bisa memanfaatkannya untuk menjadi ATM berjalanku! Hehehe... " batin Tuan Radit. "Aku akan menyimpan rapat-rapat rahasiamu asalkan kau mau bekerja sama denganku!" Tuan Radit tersenyum sinis. "Aku tidak butuh bekerja sama dengan orang sepertimu!" bentak Silvi. "Lagi pula 'kan kau sendiri yang menyuruhku untuk menggugurkan anak itu, karena tidak mau semua orang tau kalau aku dan anakmu memiliki hubungan!" balasnya lagi menatap Tuan Radit sengit. "Silvi! Jangan langsung marah begitu! Pikirkan apa keuntungan yang akan kau dapatkan kalau bekerja sama dengan orang sepertiku. Jangan memandangku dari satu sisi yang jahat. Aku bisa menjadi mata-matamu dan orang yang akan memberikan informasi kepadamu tentang seperti apa kehidupan Tuan Muda dan keluarganya. Karena aku dulu adalah rekan kerja yang paling dekat dengan keluarga Tuan William ini," Tuan Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 24 - Rafael

    "Meaawww... Grrttt..." Kucing itu tiba-tiba menggigit tangan David seakan tak ingin disentuh. "Choky! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menggigit Tuan David? Cepat lepaskan gigitanmu!" tegur Andini dengan wajah yang panik. "Tidak apa, Nyonya! Dia tidak mengigit dengan kencang, kok!" "Benarkah?""Hem!" David mengangguk sembari tersenyum. "Hey! Kau ya, semenjak jadi peliharaan Nyonya Muda, mulai melupakanku!" ujar David memeluk gemas pada kucing coklat itu. "Hahaha..." Andini tertawa kecil. Melihat tawanya yang tulus, membuat David tiba-tiba merasakan desir aneh di dadanya. Wajahnya juga terlihat memerah. "Apa Tuan David sakit? Kenapa wajah anda menjadi merah?" tanya Andini. "Ah, benarkah?" sahut David, dia gelagapan. "Sial! Kenapa aku bisa tersipu hanya karena melihat dia tertawa seperti itu? Tubuhku juga rasanya menjadi gerah," batin David. Dia menutup mulutnya dengan pergelangan tangannya. "Apa anda sakit, Tuan?""Ah, ya! Rasanya beberapa hari ini badan saya tak enak! Mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 25 - Kerja Sama Baru

    Silvi tercengang melihat ketampanan Rafael yang tak kalah dengan David. Dia merasa tersanjung dipanggil duluan oleh pria setampan dirinya. "Iya, Tuan! Selamat siang! Ada yang bisa saya bantu?""Benar, anda Nona Silvi, bukan?" tanya Rafael. "Iya, benar! Apa anda memerlukan sesuatu?" Dengan suara yang mendayu-dayu Silvi menjawab. "Ah, tidak ada, Nona! Saya hanya ingin menyapa anda! Perkenalkan nama saya Rafael. Rafael Tan. Saya teman dekat Tuan David. Saya rasa sudah sepatutnya 'kan, saya menyapa anda, Nona Silvi!" Rafael bersikap ramah sekali sampai-sampai membuat Silvi sangat terkesan diperlakukan begitu. "Oh ya! Apa anda ingin menemui suami saya, Tuan? Ah, maaf! Maksud saya, Tuan Muda Devan!""Iya! Saya jadi sedih! Sebenarnya saya ingin berbicara lebih banyak lagi dengan Nona. Tetapi apa boleh buat? Saya harus menemani teman saya dulu untuk membicarakan bisnis kepada Tuan Muda Devan!" ujar Rafael dengan wajah yang sedih. "Ahaha..." Silvi tertawa sembari menutup mulutnya. "Kita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11

Bab terbaru

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 51 (Dijadikan Nyonya utama)

    "Silvi! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" "Apa itu, Tuan? Silvi jadi penasaran," ujarnya dengan nada yang dibuat manja. "Apa... Apa kamu bersedia untuk menjadi Nyonya utama di rumah ini?" Silvi terkejut. Pertanyaan Devan membuatnya tercengang. "Apa Tuan serius? Atau pertanyaan Tuan ini hanya ingin mengetes saya saja?" Silvi ragu sebab di awal pertanyaan, Devan seperti ragu saat mengatakannya. "Tidak! Saya serius. Apa kamu mau?" Silvi menunduk. Dia ragu ingin menjawab apa. "Semua wanita, siapa pun itu. Pasti tak akan menolak untuk menjadi pendamping Tuan Devan dan menjadi Nyonya utama. Saya pun begitu, tetapi... Apa Tuan yakin untuk menjadikan saya Nyonya utama?" lirih Silvi. Lain di mulut, lain di hati. Itulah yang saat ini Silvi katakan. Dia berusaha menarik ulur agar bisa memastikan kalau pertanyaan Devan benar-benar serius memintanya untuk menjadi Nyonya utama. Devan gemas. Dia takut kalau Silvi menolak, terpaksa dia harus mencari wanita lain lagi untuk

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 50 ( Rencana Devan)

    Devan diam tak berkutik. Dia tak bisa membela Silvi sama saat seperti mamanya memojokkan Silvi waktu itu. "Ingat, Devan! Kamu tau 'kan peraturan mutlak di rumah ini? Anak dari hasil hubungan gelap maupun anak dari istri kedua tidak akan bisa menjadi penerus. Hanya anak dari istri sah dan pertama saja yang bisa diangkat menjadi penerus keluarga." Nenek Grace menekankan. "Benar, Devan! Meski wanita itu sudah kamu nikahi secara sah sekalipun, anak yang ada di dalam kandungannya tidak bisa menjadi penerus. Apalagi wanita itu hanya kamu nikahi secara siri." Kakek Devan ikut menimpali. "Segeralah lakukan pemeriksaan dan fokus untuk memberikan keluarga ini seorang penerus. Kami berharap banyak padamu." Setelah mengatakan itu, Tuan Bill dan Nyonya Grace pergi begitu saja. Devan terduduk. Tenaganya seakan terkuras habis dengan kedatangan mendadak nenek dan kakeknya. Erick menghampiri Devan yang shock. "Tuan Muda tidak apa-apa?" "Tak apa. Aku hanya shock dengan kedatangan merek

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 49 ( Keberanian Silvi)

    Silvi yang terbawa emosi, menampar wajah Rania dengan keras. Hingga meninggalkan bekas merah di pipinya. "Kauuu!" desis Rania. Dia mengangkat tangan ingin membalas tamparan Silvi, namun dengan cepat Rania berhasil mengendalikan emosinya. "Sifat burukmu itu memang tidak bisa diperbaiki. Baru menjadi 'mainan baru' Tuan Devan saja, sudah berani bersikap kurang ajar! Ternyata bukan hanya sifatmu saja yang jelek, kau juga wanita murahan.""Dasar Kau memang wanita rendahan!" Rania pun berlalu meninggalkan Silvi. Tangan Silvi gemetaran setelah menampar pipi Rania. Dia begitu ketakutan. "Bagaimana ini? Apa yang akan dilakukan Tuan Radit kepadaku?" Saking takutnya, tanpa sadar dia menggigit kuku jarinya. Keesokan harinya Tuan Radit kembali mendatangi Silvi setelah mendapat laporan dari anaknya kalau wanita itu menamparnya. "Apa yang kau lakukan kepada anakku, Rania?" Wajahnya terlihat sangat marah. "Itu salah anakmu sendiri. Kenapa dia tak bisa menjaga mulutnya." Silvi berkata dengan ra

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 48 - Gertakan Andini

    "Tuan Radit kembali menemui Nona Silvi, Nyonya!" ujar pengawal Andini. "Dia menemuinya lagi?""Iya!""Apa yang sedang mereka lakukan, ya? Semenjak kejadian itu mereka menjadi sering bertemu. Apa Tuan Radit sedang mengancamnya?" pikir Andini. "Baiklah! Terimakasih. Kau boleh pergi."Setelah pengawal itu pergi, Bu Dewi berkata, "Apa besok karena Nyonya ingin berbicara secara pribadi dengan Nona Rania?""Wanita itu memanggil Tuan Radit pasti ingin menyuruh Nona Rania diam. Dasar wanita licik!" sambung Lia geram. "Yang aku inginkan bukan itu." Andini tersenyum. "Pancingan ku berhasil. Kalau sampai wanita itu takut seperti ini, pasti ada yang dia sembunyikan. Tapi... Apa ya?" pikir Andini. "Kalau bukan untuk mengorek informasi dari Nona Rania. Apa yang membuat Nyonya mewawancarai Nona Rania secara khusus?" Lia heran karena tidak biasanya Nyonya Mudanya ini berbuat begitu. "Seperti ini saja sudah cukup bagiku. Menekannya seperti ini." Bu Dewi dan Lia saling pandang mereka tidak menger

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 47 - Bertemu Dilan.

    "Saat itu aku sangat ketakutan. Berbeda denganmu, kau tidak akan kehilangan apa-apa.""Heh! Kau memang lelaki egois.""Aku..." Pria itu tak dapat membalas. "Aku tidak ingin membahas masa lalu. Kalau begitu sekarang kau mengerti dengan posisiku 'kan, Dilan? Karena saat itu kau juga merasakannya." Silvi memandang sinis kepada mantan majikannya ini, anak Tuan Radit. "Kau bisa membuatku kehilangan segalanya sekarang. Jadi, berpura-puralah tidak mengenaliku dan urus adikmu yang tidak tau sopan santun itu," ujarnya tegas. Silvi berlalu meninggalkan Dilan seorang diri. "Sekarang aku bukan wanita yang lemah. Aku bahkan bisa berkata tegas kepada seseorang yang dulunya majikanku," ujarnya dalam hati sembari menyeringai. Silvi berjalan angkuh, mengangkat wajahnya. Selayaknya seorang Nyonya.Dilan memandang sendu dengan kepergian Silvi. Tak ada lagi sikap polos dan lembut dari diri wanita itu. ****Keesokan harinya Silvi mengajak Rafael bertemu. "Ada apa Nona mengajak saya bertemu?" Rafael

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 46 ( Sengaja)

    Devan mengepalkan tangannya, kesal. "Kau terlalu menganggap harga dirimu terlalu tinggi hingga enggan untuk mengakui kesalahan.""Seorang pemimpin perusahaan sepertiku harus mengganggap dirinya tinggi, tetapi bukan berarti aku bisa seenaknya menuduh orang tanpa bukti. Hanya menyimpulkan berdasarkan kejanggalan dan prasangka." Andini menjawab dengan tenang dan datar. Andini berusaha tidak menghiraukan Devan, namun pria itu terus saja mengganggunya. "Kalau aku sudah bilang menyelidiki tapi tidak mendatangimu untuk meminta maaf, itu berarti aku tidak menemukan kalau anggota keluargaku pelakunya." Andini meninggalkan Devan yang masih kesal. Dia memutuskan untuk bersantai sejenak di taman bagian samping yang tak biasa dilalui oleh orang. Berdebat dengan Devan membuat moodnya menjadi semakin jelek. "Hah! Aku tak tau apa yang ada di pikirannya sehingga senang sekali mengaitkan apapun yang terjadi kepada wanita itu denganku." Andini bergumam dengan menghela nafas berat. Devan yang kesal

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 45 ( Menyelidiki)

    "Heh, aku kira kau sudah pergi. Ternyata masih menunggu di sini! Harga dirimu tinggi juga, ya?" sinis Devan. Andini tersenyum, "Ini 'kan yang kau inginkan dariku?"Devan menyinggungkan bibirnya. "Kau memang wanita yang penuh dengan kejutan, ya? Tentang Silvi maupun yang ini.""Kau terlalu cepat menyimpulkan. Mengaitkan tentang Silvi.""Sekarang bukan waktunya untuk mengelak. Aku sudah berbaik hati menutupi masalah ini karena kakakmu yang terlibat.""Apa kau yakin pelakunya adalah Kaisar?" tanya Andini dengan wajah yang datar. "Menurutmu? Kau tentu tau, siapa yang nekat melakukan hal seperti ini kalau bukan kakakmu yang tempramen itu? Bahkan semua kejanggalan mengarah padanya. Dia akan melakukan apapun untuk adiknya ini, bukan?" Bukannya marah, Andini malah menatap Devan dengan pandangan datar. "Jadi, kau mengira kakakku pelakunya hanya karena sebuah kejanggalan?""Apa itu artinya kau masih bersikera

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 44- Disalahkan.

    "Siapa wanita itu? Apa salah satu wanita yang ingin mencari perhatian kepada David?" tanya Camelia dalam hati. Dia pun memutuskan untuk mendekati mereka berdua. "Hey, David! Siapa wanita ini?" tanya Camelia ramah. "Oh! Ini Nyonya Andini, Bu! Dia salah satu rekan bisnisku!" sahur David. Meski panggilan 'Ibu' terdengar tidak enak di telinganya. Camelia tersenyum saja. "Oh, benarkah? Aku pikir salah satu perempuan yang ingin kau goda! Ingat, permintaan Ayahmu, Vid!" Camelia seolah terlihat baik menegur David tentang janjinya kepada ayahnya agar berhenti merayu perempuan. Dan mulai fokus mencari istri. "Haha..." David tertawa santai. "Aku ingat, Bu!""Kau harus mulai fokus mencari istri 'kan?""Ah, benarkah itu, Tuan David?" Andini terkejut dengan berita yang ia dengar."Haha... Iya, Nyonya! Saya harus segera mencari pendamping dan membantu saya bekerja mengurus perusahaan Ayah!" David bercanda seperti biasa. "Semoga anda lekas menemukan wanita itu, Tuan!" Andini mendo'akan. "Saya

  • Istri Pewaris Sebatas Status   Bab 43 - Meninggalnya Tuan Steven.

    "Katakan padaku apa yang kau dapatkan tentang wanita itu?" Kaisar mendesak Tomi untuk mengatakannya. "Sabar! Aku akan mengatakannya setelah ini!" Tomi meneguk habis minumannya yang tersisa sedikit. GLEK... GLEKK... "Wanita itu dulunya adalah pembantu.""Pembantu?""Iya! Kau tau, Tuan Radit?" "Iya, aku tau! Aku pernah melihatnya sekali sebelum aku pergi ke luar kota.""Nah! Wanita itu adalah mantan pembantu di rumahnya.""Wah! Benarkah?""Iya! Entah karena masalah apa wanita itu kabur dari rumah Tuan Radit. Dan saat di pesta Tuan David, mereka bertemu dan Tuan Radit mengatakan di depan semua orang kalau wanita itu mantan pembantunya yang kabur. Saat orang-orang penasaran dengan apa yang terjadi sehingga membuatnya kabur, sebelum Tuan Radit mengatakan alasannya, wanita itu malah pingsan.""Apa kau sudah dapat apa alasan wanita itu kabur dari sana?""Belum! Tetapi aku sedang menyuruh orang mencari tau.""Keesokan harinya Tuan Radit dipanggil oleh Tuan Devan ke mansionnya dan Tuan Rad

DMCA.com Protection Status