Share

Istri Pengganti Sang Miliarder
Istri Pengganti Sang Miliarder
Author: Miss Heaven

Bab 1. Gantikan Kakakmu

Di sebuah gereja yang megah, pernikahan antara keluarga Cameron dan keluarga Brantley sedang dipersiapkan dengan sempurna. Dekorasi megah menghiasi setiap sudut ruangan, dengan rangkaian bunga putih, menciptakan suasana yang elegan dan romantis. Para tamu undangan yang datang dari berbagai penjuru tampak antusias, mengenakan pakaian terbaik mereka dan bersiap untuk menyaksikan momen bersejarah ini.

“Anna, apa kamu dengar rumor soal putra keluarga Cameron?” tanya seorang wanita bernama Kathy.

Wanita dengan rambut pirang itu menganggukkan kepalanya. “Ya, aku sudah mendengarnya. Bahkan ini sudah menjadi rahasia umum jika putra keluarga Cameron terlihat tua dan buruk rupa.”

“Aku heran bagaimana bisa keluarga Brantley mau saja memberikan putri sulungnya untuk menikah dengan pria seperti itu.” Kathy berkomentar kembali.

Anna mendengus sinis. “Aku yakin pasti karena uang. Karena keluarga Cameron sangatlah kaya. Sehingga mereka tidak peduli harus menjual putrinya.”

Kedua wanita itu hanya tertawa sinis karena menggosipkan kedua keluarga yang menjadi tuan rumah dalam acara itu.

Di sudut aula, para pekerja sibuk menyelesaikan sentuhan terakhir. Beberapa di antaranya menata kursi, sementara yang lain memastikan bunga-bunga tetap segar. Suara musik lembut terdengar dari arah panggung, menambah keanggunan suasana. Namun keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan di kamar pengantin wanita.

“Evangeline hilang!” Teriakan itu datang dari Penelope, ibu dari mempelai wanita, yang keluar dengan wajah pucat.

Dua orang yang bertugas sebagai penata rias pun tampak ketakutan tapi kemudian mereka menganggukkan kepalanya. Bahkan salah satu wanita menyerahkan selembar kertas kecil yang merupakan surat yang sengaja ditinggalkan oleh Evangeline.

 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 

Untuk Dad dan Mom

Maafkan aku! Karena aku tidak bisa menikah dengan pria yang kabarnya sudah tua dan sangat buruk rupa.

  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 

Seketika tubuh Penelope lemas karena mengenali tulisan putrinya. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Tampak George Branley melangkah masuk.

“Penelope, Apa maksudmu dia hilang?” tanya George.

Penelope, dengan napas tersengal, menjawab, “Evangeline benar-benar kabur. Dia hanya meninggalkan surat kecil ini. Aku sedang menyuruh orang untuk mencarinya. Kamu lihat sendiri, Suamiku. Gaun pengantinnya masih ada di sana, tapi dia tidak ada di kamarnya.”

George mengusap rambutnya dengan gusar. “Sial! Apa yang harus kita lakukan? Kita harus segera menemukan Evangeline. Pernikahan ini harus tetap berjalan. Kalau tidak kita akan tamat, Penelope.”

Penelope, menghampiri suaminya yang tampak sangat tertekan. Dia menyentuh bahu George dengan lembut membuat pria itu menoleh ke arah istrinya.

“George, ada apa?” tanya Penelope dengan suara lembut tapi penuh kekhawatiran.

George menatap istrinya dengan mata yang penuh kecemasan. Terlihat jelas ketakutan membayangi mata pria itu.

“Penelope, ini buruk sekali. Putri kita menghilang. Jika kita tidak menemukannya, kehidupan kita akan hancur,” katanya dengan suara yang bergetar.

Penelope terkejut mendengar kabar itu. “Apa maksudmu? Apa hubungannya Evangeline menghilang dengan kehidupan kita yang hancur? Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku, George? Katakan padaku!”

George menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasinya. “Orang yang akan menikah dengan Evangeline adalah orang yang sangat berkuasa, Penelope. Meskipun dia tidak seperti yang kita harapkan secara fisik, tapi dia memegang kendali atas kekayaan dan kekuasaan yang sangat besar.”

Penelope mengernyit. “Tapi apa hubungannya dengan kita? Kenapa kau begitu panik, George?”

George menggenggam tangan Penelope erat-erat. “Penelope, pernikahan ini bukan hanya tentang cinta atau kehormatan keluarga. Pernikahan ini adalah satu-satunya cara kita untuk melunasi utang bisnis sebesar 100 juta dolar. Tanpa pernikahan ini, kita akan kehilangan segalanya. Kita akan bangkrut.”

Mata Penelope melebar saat mendengar jumlah utang yang fantastis itu. “100 juta dolar? George, mengapa kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya?”

George menggelengkan kepala dengan putus asa. “Aku tidak ingin kau khawatir. Aku berpikir aku bisa mengatasi ini sendiri. Namun sekarang, Evangeline hilang, dan semua rencana kita bisa hancur berantakan.”

Penelope menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan suaminya. “Kita harus menemukannya, George. Kita harus mengerahkan semua orang untuk mencarinya. Jangan panik, kita masih punya waktu.”

George mengangguk, meski hatinya masih diliputi ketakutan. “Kau benar. Kita harus tetap tenang dan fokus. Aku akan meminta semua orang untuk membantu mencari Evangeline. Kita tidak boleh gagal.”

Dengan semangat baru, George dan Penelope mulai bergerak, mengorganisir pencarian besar-besaran untuk menemukan Evangeline. Mereka tahu bahwa nasib mereka bergantung pada keberhasilan pernikahan ini.

Di tengah kekacauan, Hailey Brantley baru saja masuk ke kamar pengantin. Ia belum sempat menyapa orang tuanya tapi tiba-tiba saja Penelope menghampirinya dengan ekspresi tegang.

“Hailey, kamu harus membantu kami!” panggil Penelope dengan suara penuh kecemasan.

Hailey bingung melihat ibunya. “Ada apa, Mom? Kenapa kamu tampak panik? Dan aku harus membantu apa?”

Penelope menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjelaskan. “Tadi Evangeline menghilang. Kami tidak bisa menemukannya di mana pun. Karena acara pernikahan ini sangat penting dan harus tetap berjalan, karena itu kau harus segera memakai gaun pengantinnya dan bersiap untuk menggantikan kakakmu menikah.”

Hailey terkejut. “Apa? Aku menikah? Namun, Mom, aku tidak tahu apa-apa tentang ini! Kenapa aku harus menggantikannya?”

Penelope meremas tangan Hailey dengan kuat. “Tidak ada waktu untuk menjelaskan semuanya sekarang. Kau harus melakukannya, Hailey. Jika tidak, kita semua akan hancur. Kau harus menggantikannya dan menikah dengan Mathias Cameron.”

Hailey merasa kepanikan mulai menjalar di tubuhnya. “Tapi, Mom, ini gila! Aku tidak bisa menikah dengan seseorang yang tidak aku cintai, yang bahkan bukan tunanganku!”

Penelope menatap putrinya dengan mata yang penuh desakan. “Hailey, ini bukan tentang cinta atau keinginan pribadi. Ini tentang menyelamatkan keluarga kita. Sekarang, cepat! Pergi dan ganti pakaianmu. Ini adalah perintah! Tidak ada waktu lagi untuk membantahnya.”

Merasa tak berdaya dan bingung, Hailey akhirnya mengikuti perintah ibunya. Ia berlari menuju ruang ganti dan menemukan gaun pengantin yang seharusnya dikenakan oleh Evangeline. Dengan bantuan beberapa asisten, Hailey cepat-cepat mengganti pakaiannya dan didandani sebagai pengantin wanita. Hailey tampak cantik mengenakan gaun putih panjang yang tampak sederhana tapi mampu membuat wanita itu terlihat berkilau. Penata rias juga menggelung rambut blonde Hailey ke belakang kepalanya.

Setelah selesai, Penelope masuk ke dalam ruangan, melihat Hailey yang sudah siap. Penelope tampak mengagumi penampilan putrinya yang tampak begitu cantik. Wajah Penelope melembut sejenak, dan dia mendekati putrinya. Kedua penata rias tadi pun beranjak pergi membiarkan sang ibu bersama dengan mempelai wanta.

“Hailey, Mom minta maaf,” kata Penelope dengan suara yang nyaris berbisik. “Meskipun kau bukan putri yang aku lahirkan, tapi aku menyayangimu. Jadi, sudah sepantasnya kau melakukan ini untuk balas budi, kan?”

Tubuh Hailey membeku mendengar ucapannya. Terutama setelah dia mengetahui fakta jika dirinya bukanlah anak kandung keluarga Brantley.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status