Home / Urban / Istri Pengganti Duda Arogan / Bab 211 - Kenapa Tidak Pakai Baju?

Share

Bab 211 - Kenapa Tidak Pakai Baju?

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-04-02 19:32:03

Seorang lelaki tampak dengan kesal saat ia duduk menghadap ke sekat kaca yang ada di hadapannya. Ia mendengus saat melihat seorang perempuan berbaju tahanan yang dibawa masuk lalu duduk di sana.

Wajahnya kusut, rambutnya sedikit berantakan dan dia duduk dengan tanpa gairah. Seolah dunianya telah berhenti berputar.

Walaupun memang benar demikian adanya.

"Lihat siapa yang tampak menyedihkan ini? Wah ... ternyata Jennisa Rubiantoro. Aku pikir kamu zombie loh barusan!"

"Sial! Jangan mengejekku terus, Leonard Bagaskara!"

Ya!

Perempuan yang ada di balik sekat kaca itu adalah Jenni. Dan tamunya yang datang sepagi ini adalah Leo.

Presiden Mahasiswa setelah Niko dari universitas yang sama dengan Bela.

"Aku senang kamu mengunjungiku, adikku yang paaaling ganteng di dunia ini."

"Saat susah kamu menyebutku adik? Biar aku ralat dari awal, adik dari istri kedua ayahmu. Jelas?"

Jenni tampak tersenyum sekilas.

Memang benar Leo adalah adiknya, tapi dari ibu yang berbeda karena Rafael memiliki dua ist
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 212 - Membangun Cinta

    "Selamat pagi."Nial dengan cepat memutar tubuhnya setelah menurunkan Bela dari atas meja makan. Keadaan menjadi canggung, selagi Jerry yang ada di belakang Sasti dan juga Handoko menahan senyumnya."Apa ... kami mengganggu kalian?"Sasti dengan ragu bertanya. Dijawab dengan gelengan kepala oleh Nial dan juga Bela."Nggak kok, Buk! Mas, ambil bajumu!""Ah, iya."Nial beringsut pergi dari sana. Menghindari kontak mata dengan Handoko yang tersenyum tanpa henti melihat Nial yang menutup lehernya dengan sebelah tangan dan menghilang di balik pintu kamar Bela."Astaga Nial! Kamu ketahuan lagi, 'kan?"Nial merutuki dirinya sendiri. Masuk ke dalam kamar dan membuka lemari Bela. Mengambil kemeja lengan panjang warna hitam yang digantung di sana. Lalu mengambil plester luka dan ia letakkan di lehernya. Menutupi bekas serangan dominan Bela, meskipun itu memberi porsi yang lebih banyak mengundang perhatian.Tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada cara lain.Dia keluar dari kamar dan kembali ke rua

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 213 - Bulan Madu Lagi

    Bela lari menuju ruang rawat Hendro bersama Jerry yang ada di sampingnya."Apa ayah baik-baik saja?"Bela masuk ke dalam ruangan di mana Hendro ada di sana dengan terbaring tidak berdaya. Ada selang infus di tangan kirinya dan matanya sayu menatap Bela yang datang dan berdiri di sebelah Nial."Bela?"Hendro menyapanya dengan lemah. Bela meraih tangannya dan menggenggamnya. Dingin. Air mata Bela tergenang."Ayah?""Dia baik-baik saja."Nial berkata dengan entengnya, Bela dengan cepat menoleh padanya dan matanya hampir terbelalak keluar dari tempatnya."Apa maksudnya?"Bela memandang Nial dan Hendro bergantian."Dia baik-baik saja, Bel. Dia pingsan karena tekanan darahnya rendah. Dia bilang ingin bertemu denganmu. Dan aku melarangnya. Tapi dia memohon seperti orang yang hampir mati. Lihat! Dia menahan senyumnya sekarang!"Nial mengedikkan dagunya pada Hendro yang tertawa lemah di atas ranjang rawatnya."Kalian bicaralah! Dan Ayah jangan bicara hal yang macam-macam pada Bela! Kalau sam

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 214 - We're Here, Lauterbrunnen

    ***"Wah ... jadi benar kata orang kalau ini adalah potongan surga di atas lembah?"Bela kagum melihat landscape mengagumkan tempat ini setibanya di sebuah rumah kecil yang disewa oleh Nial sebagai perjalanan bulan madu mereka."Tapi ada yang lebih cantik, Bel!""Hah?!""Kamu."Nial melingkarkan tangannya pada pinggang Bela yang berdiri di sampingnya. Mengamati setiap sudut tempat yang bahkan jendela kecilnya bisa menunjukkan bagaimana hebatnya pemandangan hijau yang menghampar di luar sana.Lauterbrunnen.Adalah nama kotamadya yang terkenal di swiss. Bukan hanya air terjunnya saja, tapi juga sungai yang mengalir di bawahnya. Warna airnya bisa dikatakan biru muda dan arusnya deras.Perumahan khas milik penduduk yang sebagiannya bisa dibilang dalam ukuran kecil. Namun demikian keadaan di dalamnya manis dan hangat.Sengaja memberikan kehangatan bagi udara dingin yang menyelimuti tempat ini. Jendelanya juga tidak begitu luas. Ukurannya kecil-kecil, bahkan bunga yang ditanam di dalam pot

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 215 - Membuka Pintu Untuk Lelaki Lain

    Hari sudah malam saat Bela menyadari Nial juga tak kunjung pulang setelah dia dan Jerry berpamitan akan mengurus beberapa hal dengan pemilik rumah karena tas milik Nial--yang modelnya hampir sama dengan pemilik rumah--terbawa olehnya saat datang tadi pagi, sekalian dengan paspornya."Bukannya ini sudah larut? Kenapa dia belum pulang?"Bela bertanya pada dirinya sendiri. Dia ingin menyusul Nial. Tapi kakinya terlampau lelah untuk berjalan karena seharian ini dia sudah hampir mengelilingi kawasan Lauterbrunnen hingga kakinya hampir patah.Ting tong!Suara bel rumah berdentang dan Bela turun dari ranjang. Padahal sedari tadi dia duduk nyaman dengan meluruskan kakinya."Kenapa dia memencet bel? Astaga ... dia mengerjaiku?"Bela turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu utama. "Kenapa Mas--"Dia menghentikan kalimatnya dan senyumnya menghilang karena saat pintu terbuka, bukanlah Nial dan Jerry yang ada di sana. Melainkan Leo. Leonard Bagaskara.Berarti Bela tidak salah lihat tadi pagi

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 216 - Petaka Keegoisan

    "Bisa-bisanya dia bilang begitu!"Bela berjalan keluar dari rumah dengan menendang-nendang kakinya. Ia kesal pada Nial yang dengan entengnya mempermasalahkan bagaimana ia membuka pintu untuk Leo saat ia pergi.Dan penjelasan dengan mengatakan bahwa Bela membukanya itu karena ia menganggap yang memencet bel adalah Nial hanya dianggap angin lalu saja olehnya."Kalau suasana hatinya buruk karena paspornya hilang kenapa dia marah padaku? Harusnya dia marah saja pada pemilik rumah itu."Bela masih belum mau menurunkan rasa kesalnya. Nial telah meluluh-lantahkan mood baiknya menjadi hancur tak berbentuk.Bela terus berjalan, dengan selimut di punggungnya. Berharap rasa kesalnya akan memudar dan dia bisa kembali dengan keadaan lebih baik. Atau lebih tepatnya, orang yang ia tinggalkan di dalam rumah juga bisa memperbaiki suasana hatinya agar ia sadar bahwa ia sedikit banyak telah menyakiti Bela.Bela memandang sekitar. Keadaan sudah cukup lengang karena ini memang hampir tengah malam.Dan se

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 217 - Kelicikan Terskenario

    "Ke mana dia?"Nial mencoba menghubungi Bela, tapi panggilannya tidak diangkat. Ponselnya mati, yang artinya dia tidak bisa menemukan di mana keberadaannya saat ini bahkan saat ia telah melacaknya.Nial gelisah. Ia merasa bersalah.Ia merasa dirinya sudah gila saat mengatakan hal-hal buruk pada Bela. Di tempat harusnya Bela bisa mendapatkan healing terbaik, namun Nial justru menambah luka hatinya. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia melakukan itu pada perempuan yang hidup dan matinya bahkan rela dia korbankan, demi Nial."Itu gara-gara pemilik rumah itu. Kalau dia nggak menemukan pasporku dan mengembalikannya besok pagi, akan aku patahkan tulang lehernya."Nial menghela napasnya dengan kesal. Ia mengambil sisi kanan jalan setelah keluar dari gerbang rendah rumah yang ia sewa. Ia terus berjalan. Ia harus menemukan Bela. Menengok ke sekitaran yang restoran atau kafenya masih buka. Tapi tidak ada tanda keberadaan perempuan cantik dengan pinggang ramping dan dagu kecilnya. Semua kosong

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 218 - Bersikaplah Baik!

    Bela dibawa ke dalam sebuah tempat yang tidak dia ketahui di mana pastinya. Dia tidak tahu arah karena ini adalah tempat yang asing.Dia di dudukkan dengan paksa di dalam sebuah rumah. Yang sebenarnya tidak terlalu buruk. tidaklah tempat yang gelap atau bahkan temaram. Leo membawanya memasuki sebuah rumah yang tampaknya juga dia sewa selama ada di sini.Tapi tentu saja!Tentu saja ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi atau bahkan mengagumi isi di dalam dan desain interior rumah. Karena Bela dalam bahaya. Leo duduk berseberangan dengannya.Dia tersenyum penuh kemenangan saat menghubungi Nial dan meminta tebusan senilai lima juta dolar.Bela juga dapat mendengar umpatan marah dari Nial saat Leo mengancamnya akan mengembalikan Bela dalam peti mati. Bela dapat mendengar semuanya dengan jelas karena panggilan mereka dalam mode speaker."Biarkan aku melihat istriku!"Suara Nial yang dari seberang telepon terdengar putus asa. "Nial, kamu tahu ini bukan posisimu untuk mengat

    Last Updated : 2024-04-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 219 - Haruskah Aku Kehilanganmu?

    …."Ada apa, Pak Nial?"Jerry bertanya dengan cemas setelah mendengar Nial mengumpat tak terkendali dan panggilannya dengan seseorang mati."Itu Leo, Jerry! Dia benar-benar membawa Bela dan meminta tebusan lima juta dolar.""Lalu?""Waktu penyerahannya besok pagi. Kalau aku gagal melakukan kesepakatan ini dia akan mengembalikan Bela di dalam peti mati.""Bajingan itu!""Baik. Berikan saja! Tapi aku harus menghubunginya lagi untuk memastikan di mana keberadaannya saat ini."Tangan Nial bergetar saat kembali melihat ponselnya. Tapi saat itu, laju mobil Jerry berhenti dan pergelangan tangannya di raih olehnya."Jangan, Pak Nial!""Lalu aku harus bagaimana?"Suara Nial menyeriak marah. Dia menatap Jerry dengan mata serigalanya yang putus asa."Kita nggak bisa gegabah. Dengarkan aku! Kita bicarakan ini pada kepolisian setempat--""Tapi dia melarangku untuk--""Apa dia tahu kita akan menghubungi polisi? Nggak, 'kan? Kita datangi dia malam ini, bukan besok pagi. Kalau kita datang malam ini,

    Last Updated : 2024-04-03

Latest chapter

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 229 - Akhir Sebuah Perjalanan (END)

    ***"Selamat pagi."Bariton dalam nan seksi milik Nial selalu menyambutnya setiap pagi.Dia juga tampak baru saja mandi saat melihat Bela yang bangun dari tidurnya dan memberi istrinya kecupan yang manis."Selamat pagi, Mas. Kamu sudah mandi?""Sudah, Sayang. Hm ... kenapa kamu bangun cepat-cepat? Istirahatlah lagi!""Tapi belum ada makanan untuk pagi ini."Nial tersenyum mendengarnya. Ia berlutut di depan Bela dengan sebelah kakinya dan mengusap perutnya yang bulat dan lucu."Oh? Oh!"Nial terkejut. Ia memandang Bela dengan tidak percaya."Kenapa Mas? Dia gerak ya?""Iya. Oh mungkin ingin ucapan selamat pagi juga? Hm ... kamu iri?"Nial mengecup perutnya dan memandang Bela."Bela?""Ya?""Kamu sempurna. Terima kasih untuk sudah mengandung dan mwlahirkan anak-anak kita."Bela mengangguk. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat senyum Nial juga tampak sangat manis."Kamu mandilah! Nanti jadi pergi, 'kan?"Nial lebih dulu bangkit dari posisinya. Mengusap puncak kepala Bela dan memer

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 228 - Dear Bela, Apa Kabar?

    ***"Ini kebebasan?"Terik. Matahari bersinar terik siang ini.Cerah dan juga berawan. Gugusan Cirro stratus membentang seperti karpet selamat datang yang menyaksikannya keluar dari tahanan. Pada akhirnya ....Tahun-tahun penebusannya telah berlalu. Dan ia tersenyum sekarang. Senyum yang kini tampak lega. Itu adalah Vida.Ia bebas dari tahanan setelah melewati masa yang suram. Yang tidak ingin lagi ia ulangi untuk ke dua kalinya.Dadanya lega sekaligus sebah. Ada perasaan bersalah pada Bela yang kini meluap hingga tumpah.Ia berjalan di sepanjang jalur pedestrian, menunduk dan memasuki sebuah kafe setelah keluar dari toko emas, menjual perhiasan yang dulu masih ia pakai sebelum dibawa polisi.Ponsel dan emas yang dikembalikan padanya itu ia jual dan ia gunakan setidaknya untuk bertahan hidup beberapa waktu ke depan. Sementara ponselnya masih bagus dan saat ini ada di atas meja.Ia duduk. Menghadap sebuah kertas kosong yang baru ia beli dari sebuah toko alat tulis.Netranya tergenan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 227 - Sembuh Dari Luka

    Bela tersenyum membaca pesan dari Nial yang mengatakan agar ia bicara dengan Niko lebih dulu.Kini, bagi mereka ... semua telah sembuh dari luka. Tidak ada lagi pertengkaran atau baku hantam sama seperti yang dilakukan Nial dan Niko jika dulu mereka bertemu.Kebencian mereka telah berakhir. Bela ingat Nial sempat mengatakan bahwa Niko-lah yang dulu memberi tahu Nial saat Bela pergi ke Jawa Barat dan memutuskan akan mengakhiri hidupnya sendiri.Niko jugalah yang telah menanganinya saat Bela dilukai Jenni.Semuanya telah berlalu dengan sangat cepat. Waktu membuat kebencian bermetamorfosa menjadi obat penyembuh paling mujarab."Bagaimana kabarnya Pak Nial?"Pertanyaan Niko kembali merengkuh kesadaran Bela yang sedari tadi dibelenggu oleh pemikiran panjangnya."Kabar baik juga, Kak Nik. Dia sedang menikmati hari menjadi Papa yang super sibuk dengan anak lelakinya yang berlarian tanpa henti."Niko tersenyum mendengarnya. Sudah lama ia juga tidak bertemu Nial."Kak Niko mau bertenu dengan M

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 226 - Setiap Dari Kita Berhak Bahagia

    "Baby, be careful!"Bela merendahkan tinggi tubuhnya, berlutut saat anak kecil laki-laki berumur tiga tahun itu berlari dan memeluknya."Mommy! Mrs. Kim gets some letters!"Jari kecilnya menunjuk pada pintu ruang makan. Tapi saat Bela melihatnya, Nial lah yang masuk dengan bahu merosot penuh kelegaan. Ia baru saja berlari mengikuti anak lelakinya yang berderap secepat kilat meninggalkannya di belakang."Gavin? Papa 'kan sudah bilang jangan--""Mas? Sudahlah!"Bela tersenyum, mengusap punggung tangan Nial saat mendekat."Gavin, lihat perut mama! Hm? Gavin sayang dengan mama?"Nial ikut berlutut dan mengusap puncak kepalanya."Pasti sayang. Gavin sayang mama.""Kalau begitu pelan-pelan ya kalau peluk mama? Nanti kalau adik sakit bagaimana?"Gavin mengusap perut Bela yang membesar."Dia namanya adik?"Bela tertawa mendengar pertanyaan polosnya."No, Baby! Dia belum punya nama. Masih di dalam perut Mama. Nanti kalau sudah keluar, baru bisa diberi nama."Bela meraih tangan kecilnya. Meleta

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 225 - Hadiah Terbaik Dari Tuhan

    Bela hanya menahan senyumnya saat ini. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan Siska rasakan bersama Jerry untuk pertama kalinya.'Jadi, akan ada yang segelnya dirusak malam ini.'Bela tertawa sendiri. Ia berdiri di deoan cermin setinggi pintu yang ada di dalam kamar ganti dan mengulurkan tangannya ke belakang. Meraih resleting di punggungnya, untuk melepas gaun malam yang tadi ia gunakan untuk menghadiri pernikahan Siska dan juga Jerry."Astaga! Kenapa selalu saja seperti ini. Tadi dipakai mudah tapi kalau mau dilepas sulitnya minta ampun."Bela menggerutu. Ia masih mencoba menarik resletingnya tapi rasanya tidak bisa.Sampai sebuah tangan menariknya turun dan Bela dengan cepat menoleh ke belakang. Ia menunduk teelalu lama sampai tidak sadar Nial sudah masuk dan membantunya."Terima kasih, Mas Nial.""Iya, sama-sama, Sayang."Bela melepasnya. Melemparnya ke sandaran sofa ruang ganti dengan hanya menyisakan underwear. Saat Nial juga membuka kancing jasnya dan ikut melemparnya di temp

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 224 - Our First Night

    Nial tidak bisa membendung senyumnya saat tahu isi di dalam kotak kado itu. Itu berisi figura yang membingkai sebuah foto.Foto anak kecil perempuan dengan topi bundarnya. Itu adalah foto masa kecil Bela."Mas Nial 'kan selalu bilang kalau aku adalah hadiah yang kamu sukai?""Ya. Memang benar begitu, kok.""Jadi aku memberikan foto anak kecil itu padamu. Anak kecil yang hidupnya kamu selamatkan dan meski terpisah selama lebih dari satu dekade, takdir kembali mempertemukannu dengannya.""Ya, benar. Terima kasih. Mas akan letakkan ini di atas meja kantor kalau pulang nanti. Tapi ada yang harus kamu lakukan sekarang."Nial menutup kotak kado itu dan meletakkannya di atas nakas. Ia meraih tangan Bela dan membuatnya duduk di atas pangkuannya."Apa? Apa yang harus aku lakukan?""Berperan sebagai hadiah yang baik. Hm?"Nial telah membuka kancing dress yang dipakai Bela."Mas? Kamu nggak ingin makan kuenya dulu? Itu enak loh! Aku pesan di toko kue di ujung jalan yang ramai itu."Nial menggele

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 223 - Birthday

    ***Nial membuka matanya, hari sudah pagi. Dengan keadaan dirinya yang terbaring di atas ranjang bulan madunya. Dengan keadaan tanpa pakaian.Ia sama sekali tidak turun dari ranjang sejak dengan Bela kemarin sore. Akh.Mengingatnya saja membuatnya gerah setengah mati bahkan saat pendingin udara dinyalakan di atas sana. Ingatannya kembali terpanggil di saat-saat ia dan Bela memasuki kamar kemarin."Are you sure?" ragu Bela, bertanya memastikan pada Nial bahwa ia diperbolehkan mengambil alih kontrol mulai saat ini sejak Nial tidak bisa mendominasi hubungan ranjang karena ia masih tidak diperbolehkan bergerak terlalu banyak."Yeah, Baby! Take off my clothes!"Jantung Bela berdebar mendengar permintaan Nial agar melucuti pakaiannya. Bela tidak membantahnya dan membuka kancing kemeja Nial satu demi satu. Melihat perutnya yang masih terlilit perban dan belum sepenuhnya bisa dikatakan pulih.Nial hanya tersenyum saat Bela membuka kancing di celana panjang putih yang ia kenakan dan membuatny

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 222 - I Need Your Touch

    Darah lebih kental dari Air. Jika di Swiss Leo menyerang Nial saat semua orang lengah, atau Jenni yang menyerang Bela saat itu, sekarang di sini, di Jakarta, Rafael menyerang Jerry.Tapi Jerry telah meningkatkan kewaspadaannya sepuluh kali lipat. Ia membaca pergerakan Rafael dan secepat mungkin menahan pergelangan tangannya yang membawa pisau cutter."Kamu yang brengsek!"Jerry memuntir tangannya hingga terbalik dan jatuhlah pisau itu. Rafael didorongnya hingga punggungnya terbentur dinding dengan kasar."Untuk semua yang telah kamu lakukan pada keluarga Nial, dan kali ini padaku. Bayarkan dan tebuslah semuanya, Rafael! Kamu punya kesempatan untuk menyesal."Jerry mengalihkan tangannya dari bahu Rafael ke kerah bajunya."Tapi saat kamu nggak berubah, aku pastikan kerah bajumu ini nggak lagi sama karena kamu akan mendekam di dalam penjara. Do you get it? Get lost you bastard!"Jerry memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Membuat Rafael bergidik ngeri karena dia dalam ancaman yan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 221 - Pasca Tragedi

    "Selamat malam."Jerry datang dan menunduukan kepalanya pada Nial dan juga Bela yang ada di dalam kamar rawat."Selamat malam," balas mereka hampir bersamaan."Pak Nial sudah baikan?""Ya, Jerry. Dari mana kamu seharian? Kamu nggak datang menjengukku loh."Jerry menunjukkan senyumnya yang manis. Tapi Bela dapat melihat ada gurat kemarahan yang ia pendam saat ini."Bisa kita bicara? Hanya berdua saja."Jerry memandang Bela, memohon pengertian dan maaf."Sure, aku akan keluar. Aku akan ngobrol dengan Pak Watson."Bela hanya melemparkan senyumnya lalu memberi tempat untuk Jerry."Sebentar ya, Sayang?" Nial meraih tangannya sebelum ia benar-benar pergi."Iya, Mas. Kalian bicaralah!"Bela melambaikan tangannya sekilas pada Nial sebelum menghilang di balik pintu ruangan."Kenapa, Jerry? Hari ini kamu mengunjungi anak itu?"Nial bertanya sesegera mungkin. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak karena ia ingin dengar apa yang ingin dikatakan oleh Jerry sampai membuat Bela harus pergi dari si

DMCA.com Protection Status