Share

Bab 216 - Petaka Keegoisan

"Bisa-bisanya dia bilang begitu!"

Bela berjalan keluar dari rumah dengan menendang-nendang kakinya. Ia kesal pada Nial yang dengan entengnya mempermasalahkan bagaimana ia membuka pintu untuk Leo saat ia pergi.

Dan penjelasan dengan mengatakan bahwa Bela membukanya itu karena ia menganggap yang memencet bel adalah Nial hanya dianggap angin lalu saja olehnya.

"Kalau suasana hatinya buruk karena paspornya hilang kenapa dia marah padaku? Harusnya dia marah saja pada pemilik rumah itu."

Bela masih belum mau menurunkan rasa kesalnya. Nial telah meluluh-lantahkan mood baiknya menjadi hancur tak berbentuk.

Bela terus berjalan, dengan selimut di punggungnya. Berharap rasa kesalnya akan memudar dan dia bisa kembali dengan keadaan lebih baik.

Atau lebih tepatnya, orang yang ia tinggalkan di dalam rumah juga bisa memperbaiki suasana hatinya agar ia sadar bahwa ia sedikit banyak telah menyakiti Bela.

Bela memandang sekitar. Keadaan sudah cukup lengang karena ini memang hampir tengah malam.

Dan se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status