Share

Bab 80 Seharusnya Kita

"Ran … " panggil Laura pelan dengan wajah khawatir. Kini dia menggenggam erat ponselnya.

Rania yang tidak mengerti, hanya mengerutkan kening bingung. Dia tidak paham dengan lemparan isyarat dari Laura.

"Kenapa tidak diangkat?" tanya Rania heran. Dia tetap tidak paham jika Tamalah yang tengah membuat ponsel Laura berdering.

Di sisi lain Laura juga tidak bisa berucap. Ada Bagas di depannya, dan dia tidak ingin pria baik itu tahu bahwa Rania pernah memiliki suami. Seorang suami yang menjadi bos gembong rentenir terbesar di seluruh negeri.

"Aku harus ke depan untuk mengangkat telepon ini," pamit Laura. Dia tidak punya banyak waktu karena Tama pasti akan murka jika dia tidak mengangkat telepon itu.

"Halo," jawab Laura dengan suara sepelan mungkin.

"Dimana kamu?" sambar Tama. "Apa kamu lupa ini pernikahan adikmu?"

Laura menutupi ponselnya dengan tangan agar tidak banyak suara bising orang-orang terekam di telinga Tama. "Aku sibuk. Sampaikan salamku untuk Vinko, semoga dia bahagia,"

"Aku je
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status