Share

Bab 88 Duri

Setelah menunggu segala proses administrasi dan persiapan kamar VIP, akhirnya Arif dibawa ke kamarnya. Laura dan Mada berjalan saling beriringan, mengikuti para perawat yang mendorong ranjang Arif. Keduanya diam, tapi si pria nyentrik itu terus tersenyum licik sambil sesekali melirik ke arah Laura. Ketika Laura hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Mada menghentikan langkahnya.

"Ayo kita bicara dulu diluar," ajak Mada.

"Apa yang kamu inginkan?" Laura bertanya ketus, meski Mada sudah membayarkan segala biaya administrasi rumah sakit.

Mada tersenyum licik. "Apakah semua anggota keluarga Tuan Hadi memang tidak bisa diajak bicara baik-baik, eh?" seloroh Mada menyindir.

"Langsung saja," Laura melipat tangan dengan tatapan menantang. "Apa yang kamu inginkan dariku?"

"Kamu benar-benar tidak ingin bicara santai denganku?"

"Jawab!" Laura bersikap tegas, sangat berbeda dengan kebiasaannya apalagi saat menghadapi Tama.

Tanpa terduga Mada justru terkikik. Pria nyentrik dengan baju motif mencolok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status