Seandainya hal ini didengar oleh orang lain, kemungkinan semua orang akan merasa sangat iri pada Toby. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat langka. Bisa-bisanya Toby yang diundang. Sekarang, entah berapa banyak orang yang akan iri pada Toby.Toby merasa tidak enak hati dengan ajakan Alicia. Namun, begitu dia melihat wajah Alicia yang memelas, dia juga merasa tidak enak hati untuk menolak. Oleh karena itu, dia mau tidak mau menerima ajakan perempuan itu.Alicia sangat gembira, dia langsung menarik Toby ke dalam rumah. Saat ini, Matthias belum pulang. Selain beberapa pengasuh, tidak ada orang lain di rumah itu.Setelah Toby dan Alicia masuk, kepala pelayan berkata dengan sopan kepada Alicia, “Non Alicia sudah pulang.”Begitu kepala pelayan itu melihat Toby, wajahnya seketika memancarkan rasa tidak suka. Apalagi setelah dia melihat penampilan Toby. Dia beranggapan kalau Toby hanya orang biasa. Kepala pelayan itu merasa frustrasi dengan selera Alicia. Bagaimana Alicia bisa bersama p
Meskipun kepala pelayan tahu statusnya rendah, bagaimanapun juga dia kepala pelayan di rumah Matthias. Oleh karena itu, dia memiliki pemikiran kalau dirinya orang yang berstatus tinggi. Karena itu pula, dia sangat memandang rendah Toby. Dia merasa kalau Toby hanya orang biasa. Dia sama sekali tidak menghormati Toby.Toby tidak mengatakan apa-apa ketika dia melihat sikap kepala pelayan yang seperti. Toby sama sekali tidak terkejut hal seperti ini terjadi.Pada akhirnya, si kepala pelayan tidak berani membantah perintah Alicia. Oleh karena itu, dia baru pergi menuangkan teh untuk Toby. Hanya saja, saat menuangkan teh, si kepala pelayan terus menatap Toby dengan tatapan menghina. Tidak terlalu banyak perubahan di wajah Toby. Dia menyesap tehnya pelan, lalu berkata, “Teh bagus, sepertinya teh fermentasi, ya.”“Huh, ternyata kamu tahu teh fermentasi juga. Aku kira kamu belum pernah minum teh ini,” kata kepala pelayan dengan nada aneh.Toby tersenyum dan tidak memedulikan sikap kepala pelay
Saat ini, kepala pelayan yang pergi mengambil barang telah kembali. Dia pun melihat Matthias yang hendak minum teh. Raut wajah kepala pelayan itu seketika berubah drastis. Kemudian, dia segera menghentikan Matthias, “Tunggu sebentar, jangan diminum.”Namun, Matthias sudah meminum tehnya. Begitu Matthias menyesap teh itu, ekspresi wajahnya spontan menjadi muram.Kepala pelayan pun berkata dengan terbata-bata, “Teh itu sudah agak dingin, rasanya akan berubah.”Matthias langsung melempar cangkir teh ke lantai. Setelah itu, dia menatap kepala pelayan dengan dingin dan berkata, “Teh apa yang kamu buat ini? Kenapa kamu nggak pakai daun teh hijau terbaik? Kenapa kamu malah sajikan teh hijau biasa?”Teh yang barusan diminum Matthias adalah teh dengan kualitas terendah di rumahnya. Toby adalah tamu terhormat, tentu saja dia harus menjamu tamu terhormatnya dengan teh kualitas terbaik. Tidak disangka, kepala pelayannya malah menyajikan teh seperti itu untuk tamunya. Hal ini membuat Matthias sanga
Toby tahu jelas apa yang dikhawatirkan Matthias. Dia tahu kalau Matthias hanya khawatir pemimpin Busang akan datang untuk cari masalah lagi. Sebenarnya, ini hal yang sangat normal.Orang lain juga akan mengkhawatirkan hal seperti itu, apalagi Matthias. Toby tidak terlalu mengenal pemimpin Busang. Namun, dia dapat melihat kalau pemimpin Busang pasti orang yang pendendam. Untungnya Matthias bisa memiliki pemikiran seperti itu. Dengan demikian, Matthias tidak akan berada dalam keadaan tidak waspada.“Ambil semua tindakan yang diperlukan. Di saat seperti ini, kamu bisa atur beberapa bodyguard untuk berjaga di sekitar vila untuk menghindari orang-orang itu datang cari masalah,” kata Toby dengan tenang.Setelah mendengar perkataan Toby, Matthias pun berkata, “Aku sudah memikirkan ide ini. Aku khawatir terutama karena pihakku selalu dalam keadaan pasif.”Toby berpikir sejenak. Kalau ingin mengakhiri masalah ini, mereka harus membuat pemimpin Busang terima kekalahannya. Kalau tidak, pemimpin B
Begitu keluar, Toby mendengar suara bisikan di sekelilingnya. Meski orang-orang itu berkomunikasi dalam bahasa Busang, Toby sedikit-sedikit masih mengerti.Sebagian besar isi percakapan mereka tidak lain menertawakan dirinya karena keluar untuk mati.“Kalian tahu nggak kalian semua mengendap-endap seperti itu adalah tindakan yang keji? Pantas saja orang Busang adalah orang licik yang hanya bisa serang secara diam-diam dari belakang.” Toby tahu tidak ada gunanya berbasa-basi dengan mereka. Oleh karena itu, lebih baik dia langsung mengomeli mereka.Wajah pembunuh dari Busang yang sedang bersembunyi itu seketika menjadi masam ketika mendengar ucapan Toby. Mereka sama sekali tidak menyangkan Toby akan menghina mereka seperti itu.Tiba-tiba, belasan bayangan hitam muncul di depan Toby. Orang-orang itu memakai baju dan topeng hitam. Selain bentuk tubuh mereka, Toby sama sekali tidak bisa melihat seperti apa rupa mereka.Masing-masing dari mereka memegang pisau pendek di tangan mereka. Mereka
Toby spontan mengerutkan kening ketika melihat ninja itu jatuh terkapar di tanah. Dia tidak menyangka kalau shuriken itu beracun. Raut wajah Toby berangsur-angsur mengeras. Kelihatannya, orang-orang itu bertekad untuk membunuhnya.Awalnya Toby masih memiliki sedikit belas kasihan. Namun, sejak dia melihat orang-orang itu menaruh racun di shuriken, maka dia tidak akan diam saja. Bagaimanapun juga, dia akan membuat orang-orang itu membayar harga atas perbuatan mereka.Toby mulai menyerang orang-orang itu dengan tegas. Setiap serangannya lebih ganas daripada serangan sebelumnya. Terlebih lagi, orang-orang lain itu nyaris tidak bisa menghindari serangannya.Orang-orang itu tercengang ketika melihat serangan Toby. Mereka hampir tidak percaya dengan mata mereka sendiri. Para ninja Jindo itu pun tidak dapat melawan Toby.Tidak lama kemudian, Toby sudah melumpuhkan para ninja Jindo itu. Sementara itu, Matthias yang melihat pemandangan itu hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Dia sangat terkej
Toby juga tidak enak hati menolak. Lagi pula dia sudah memutuskan untuk tinggal. Hanya jadi bodyguard saja rasanya tidak menarik. Ada Alicia yang selalu membawa kegembiraan membuatnya menjalani setiap hari dengan sepenuhnya. Kalau untuk Helena, Toby sudah tahu bagaimana menjelaskan situasi ini padanya.Matthias berkata, “Aku masih ada urusan. Kalau begitu, aku pergi dulu.”Toby menganggukkan kepala, lalu berbaring di sofa dan mulai menonton TV. Saat menonton TV, Toby sesekali melihat Alicia lewat. Tidak dapat dipungkiri, perempuan itu memiliki tubuh yang bagus.Toby langsung tertarik padanya. Namun, setelah Toby memikirkan Helena, dia segera menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan jauh-jauh pemikiran itu.Toby beranggapan pembunuh dari Jindo itu pasti akan datang untuk buat masalah lagi. Mereka pasti tidak akan berhenti di sini begitu saja.Pada saat ini, Toby tiba-tiba merasakan bahaya mendekat. Kebetulan, Alicia sedang memegang sebuah cangkir. Setelah Toby mendengar suara tembakan,
Toby sejak awal sudah menduga akan jadi seperti ini. Oleh karena itu, dia mengelak dengan mudah. Begitu orang-orang itu melihatnya mengelak, mereka semua tercengang tidak percaya. Mereka nyaris menduga Toby bisa membaca pikiran mereka sehingga pria itu bisa mengelak.Mereka sangat heran dengan semua ini. Mereka semua tercengang, sambil menatap Toby dengan kaget. Mereka diam membisu untuk waktu yang cukup lama.Sementara itu, setelah rekan mereka meninggal, mata rekan itu penuh dengan kebencian dan kemarahan. Dia tidak habis pikir rekan-rekannya akan mengkhianatinya seperti ini. Dia sama sekali tidak menyangka rekan-rekannya akan membunuhnya.Raut wajah para pembunuh berpistol itu menjadi muram. Mereka sama sekali tidak menyangka Toby begitu pandai menghindar dari serangan.Toby telah menemukan kesempatan, bergerak secara terpisah. Dia akan membuat mereka membayar harga atas perbuatan mereka.Orang-orang itu tercengang melihat Toby. Mereka terkejut bukan main. Namun, mereka segera menat