Begitu keluar, Toby mendengar suara bisikan di sekelilingnya. Meski orang-orang itu berkomunikasi dalam bahasa Busang, Toby sedikit-sedikit masih mengerti.Sebagian besar isi percakapan mereka tidak lain menertawakan dirinya karena keluar untuk mati.“Kalian tahu nggak kalian semua mengendap-endap seperti itu adalah tindakan yang keji? Pantas saja orang Busang adalah orang licik yang hanya bisa serang secara diam-diam dari belakang.” Toby tahu tidak ada gunanya berbasa-basi dengan mereka. Oleh karena itu, lebih baik dia langsung mengomeli mereka.Wajah pembunuh dari Busang yang sedang bersembunyi itu seketika menjadi masam ketika mendengar ucapan Toby. Mereka sama sekali tidak menyangkan Toby akan menghina mereka seperti itu.Tiba-tiba, belasan bayangan hitam muncul di depan Toby. Orang-orang itu memakai baju dan topeng hitam. Selain bentuk tubuh mereka, Toby sama sekali tidak bisa melihat seperti apa rupa mereka.Masing-masing dari mereka memegang pisau pendek di tangan mereka. Mereka
Toby spontan mengerutkan kening ketika melihat ninja itu jatuh terkapar di tanah. Dia tidak menyangka kalau shuriken itu beracun. Raut wajah Toby berangsur-angsur mengeras. Kelihatannya, orang-orang itu bertekad untuk membunuhnya.Awalnya Toby masih memiliki sedikit belas kasihan. Namun, sejak dia melihat orang-orang itu menaruh racun di shuriken, maka dia tidak akan diam saja. Bagaimanapun juga, dia akan membuat orang-orang itu membayar harga atas perbuatan mereka.Toby mulai menyerang orang-orang itu dengan tegas. Setiap serangannya lebih ganas daripada serangan sebelumnya. Terlebih lagi, orang-orang lain itu nyaris tidak bisa menghindari serangannya.Orang-orang itu tercengang ketika melihat serangan Toby. Mereka hampir tidak percaya dengan mata mereka sendiri. Para ninja Jindo itu pun tidak dapat melawan Toby.Tidak lama kemudian, Toby sudah melumpuhkan para ninja Jindo itu. Sementara itu, Matthias yang melihat pemandangan itu hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Dia sangat terkej
Toby juga tidak enak hati menolak. Lagi pula dia sudah memutuskan untuk tinggal. Hanya jadi bodyguard saja rasanya tidak menarik. Ada Alicia yang selalu membawa kegembiraan membuatnya menjalani setiap hari dengan sepenuhnya. Kalau untuk Helena, Toby sudah tahu bagaimana menjelaskan situasi ini padanya.Matthias berkata, “Aku masih ada urusan. Kalau begitu, aku pergi dulu.”Toby menganggukkan kepala, lalu berbaring di sofa dan mulai menonton TV. Saat menonton TV, Toby sesekali melihat Alicia lewat. Tidak dapat dipungkiri, perempuan itu memiliki tubuh yang bagus.Toby langsung tertarik padanya. Namun, setelah Toby memikirkan Helena, dia segera menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan jauh-jauh pemikiran itu.Toby beranggapan pembunuh dari Jindo itu pasti akan datang untuk buat masalah lagi. Mereka pasti tidak akan berhenti di sini begitu saja.Pada saat ini, Toby tiba-tiba merasakan bahaya mendekat. Kebetulan, Alicia sedang memegang sebuah cangkir. Setelah Toby mendengar suara tembakan,
Toby sejak awal sudah menduga akan jadi seperti ini. Oleh karena itu, dia mengelak dengan mudah. Begitu orang-orang itu melihatnya mengelak, mereka semua tercengang tidak percaya. Mereka nyaris menduga Toby bisa membaca pikiran mereka sehingga pria itu bisa mengelak.Mereka sangat heran dengan semua ini. Mereka semua tercengang, sambil menatap Toby dengan kaget. Mereka diam membisu untuk waktu yang cukup lama.Sementara itu, setelah rekan mereka meninggal, mata rekan itu penuh dengan kebencian dan kemarahan. Dia tidak habis pikir rekan-rekannya akan mengkhianatinya seperti ini. Dia sama sekali tidak menyangka rekan-rekannya akan membunuhnya.Raut wajah para pembunuh berpistol itu menjadi muram. Mereka sama sekali tidak menyangka Toby begitu pandai menghindar dari serangan.Toby telah menemukan kesempatan, bergerak secara terpisah. Dia akan membuat mereka membayar harga atas perbuatan mereka.Orang-orang itu tercengang melihat Toby. Mereka terkejut bukan main. Namun, mereka segera menat
Orang itu sama sekali tidak menyangka tidak peduli bagaimana dia menyerang, dia tidak akan dapat melakukan apa pun pada Toby. Para pembunuh itu sangat kebingungan. Mereka sudah mengerahkan seluruh tenaga, tapi sama sekali tidak ada gunanya.Setelah Toby melumpuhkan orang itu, orang-orang yang ingin membawa Alicia pergi spontan tercengang. Kemudian, mereka mulai menyerang Toby dengan membabi buta.Toby melawan mereka dengan santai. Setiap kali dia mengeluarkan serangan, orang-orang itu tidak dapat mengelak dari serangannya. Sesaat kemudian, orang-orang itu sudah tidak sanggup bertahan lagi. Mereka pun menatap Toby dengan sorot mata penuh amarah.Jelas karena mereka kesal mengapa Toby mau menghalangi mereka. Kalau Toby tidak menghalangi mereka, mereka mungkin akan baik-baik saja.Meski mendapat tatapan sangar dari mereka, Toby tetap bersikap tenang. Seolah-olah dia sedang menatap sekelompok orang bodoh.Setelah melihat Toby, Alicia seketika merasa aman. Dia percaya kalau ada Toby di deka
Matthias menghela napas, lalu berkata, “Pak Toby, nggak ada yang salah dengan caramu itu. Tapi orang-orang Jindo begitu agresif. Takutnya mereka nggak akan mudah ditakut-takuti.”Toby tertegun ketika mendengar perkataan Matthias. Dia tidak menyangka Matthias akan berpikir seperti itu. Dia pun berkata, “Baiklah, kita pikirkan lagi nanti.”Matthias mengangguk setuju. Dia percaya dengan kata-kata Toby. Sementara itu, dua kelompok orang yang gagal melaporkan kejadian ini kepada pemimpin Jindo saat ini.Pemimpin Jindo seketika murka ketika mendengar hal tersebut. Dia tidak menyangka orang yang dia utus begitu tidak berguna dan kembali begitu cepat. Dia merasa sangat kecewa dengan hasil ini.Awalnya dia mengira orang yang dia utus adalah orang yang tidak terkalahkan di dunia. Namun sekarang, dia baru sadar dia terlalu berangan-angan.Raut wajah pemimpin Jindo menjadi muram. Dia pun berpikir keras. Kemudian, seorang pemuda datang, lalu memberi hormat kepada pemimpin Jindo dengan menangkupkan
“Ya, sudah. Masalah sudah jadi begini. Aku pergi dulu, sebentar lagi Weston akan datang,” kata Toby dengan tenang.Begitu mendengar Weston akan datang, Matthias sangat berterima kasih kepada Toby. Dia tidak menyangka Toby akan meminta penyelamat untuknya. Dia merasa sangat puas dengan hal ini.Setelah Toby meninggalkan kediaman Matthias, dia langsung menuju tempat tujuannya. Beberapa saat yang lalu, dia menerima telepon dari Helena. Helena terdengar sangat panik di telepon, seolah-olah telah terjadi sesuatu. Oleh karena itu, Toby bergegas ke sana. Begitu tiba di sana, dia melihat mobil Helena yang berhenti di tengah-tengah jalan.Raut wajah Toby seketika berubah ketika dia melihat ada kerusakan pada mobil istrinya. Toby seketika gelisah. Dia merasakan firasat buruk. Apakah Helena mengalami kecelakaan mobil?Tepat ketika dia mendekati mobil, dia melihat Helena baik-baik saja. Toby menghela napas lega pada saat itu juga. Untung saja, Helena baik-baik saja. Kalau tidak, hatinya akan sanga
Setelah melihat ekspresi orang-orang di sekitarnya, Toby tetap bersikap tenang. Dia sudah terbiasa dengan hal ini. Dia pun lebih memilih tidak menghiraukan orang-orang itu.Namun, orang-orang itu justru semakin memandang rendah Toby.“Orang seperti kamu jadi suami dia. Aku rasa kamu berpikir terlalu muluk.”“Benar-benar disayangkan, huh ....”“Kenapa perempuan secantik itu nggak jadi istriku saja?”“....”Semua orang mengeluh. Betapa irinya mereka pada Toby. Terutama pria-pria yang tabrakan dengan Helena. Wajah mereka menjadi masam. Mereka pun menatap Toby dengan dingin.Seandainya mereka tidak melihat bagaimana Helena memeluk Toby, sampai mati pun mereka tidak akan percaya kalau Toby adalah suami Helena.Tidak hanya pria-pria itu, semua orang yang berkerumun juga sangat terkejut dengan hal ini. Tanpa sadar, perhatian mereka kini tertuju pada Toby.Sedangkan pria yang jadi pusat perhatian itu hanya bertanya dengan perhatian kepada Helena, “Kamu nggak apa-apa, kan?”Hati Helena terasa h