Orang itu sama sekali tidak menyangka tidak peduli bagaimana dia menyerang, dia tidak akan dapat melakukan apa pun pada Toby. Para pembunuh itu sangat kebingungan. Mereka sudah mengerahkan seluruh tenaga, tapi sama sekali tidak ada gunanya.Setelah Toby melumpuhkan orang itu, orang-orang yang ingin membawa Alicia pergi spontan tercengang. Kemudian, mereka mulai menyerang Toby dengan membabi buta.Toby melawan mereka dengan santai. Setiap kali dia mengeluarkan serangan, orang-orang itu tidak dapat mengelak dari serangannya. Sesaat kemudian, orang-orang itu sudah tidak sanggup bertahan lagi. Mereka pun menatap Toby dengan sorot mata penuh amarah.Jelas karena mereka kesal mengapa Toby mau menghalangi mereka. Kalau Toby tidak menghalangi mereka, mereka mungkin akan baik-baik saja.Meski mendapat tatapan sangar dari mereka, Toby tetap bersikap tenang. Seolah-olah dia sedang menatap sekelompok orang bodoh.Setelah melihat Toby, Alicia seketika merasa aman. Dia percaya kalau ada Toby di deka
Matthias menghela napas, lalu berkata, “Pak Toby, nggak ada yang salah dengan caramu itu. Tapi orang-orang Jindo begitu agresif. Takutnya mereka nggak akan mudah ditakut-takuti.”Toby tertegun ketika mendengar perkataan Matthias. Dia tidak menyangka Matthias akan berpikir seperti itu. Dia pun berkata, “Baiklah, kita pikirkan lagi nanti.”Matthias mengangguk setuju. Dia percaya dengan kata-kata Toby. Sementara itu, dua kelompok orang yang gagal melaporkan kejadian ini kepada pemimpin Jindo saat ini.Pemimpin Jindo seketika murka ketika mendengar hal tersebut. Dia tidak menyangka orang yang dia utus begitu tidak berguna dan kembali begitu cepat. Dia merasa sangat kecewa dengan hasil ini.Awalnya dia mengira orang yang dia utus adalah orang yang tidak terkalahkan di dunia. Namun sekarang, dia baru sadar dia terlalu berangan-angan.Raut wajah pemimpin Jindo menjadi muram. Dia pun berpikir keras. Kemudian, seorang pemuda datang, lalu memberi hormat kepada pemimpin Jindo dengan menangkupkan
“Ya, sudah. Masalah sudah jadi begini. Aku pergi dulu, sebentar lagi Weston akan datang,” kata Toby dengan tenang.Begitu mendengar Weston akan datang, Matthias sangat berterima kasih kepada Toby. Dia tidak menyangka Toby akan meminta penyelamat untuknya. Dia merasa sangat puas dengan hal ini.Setelah Toby meninggalkan kediaman Matthias, dia langsung menuju tempat tujuannya. Beberapa saat yang lalu, dia menerima telepon dari Helena. Helena terdengar sangat panik di telepon, seolah-olah telah terjadi sesuatu. Oleh karena itu, Toby bergegas ke sana. Begitu tiba di sana, dia melihat mobil Helena yang berhenti di tengah-tengah jalan.Raut wajah Toby seketika berubah ketika dia melihat ada kerusakan pada mobil istrinya. Toby seketika gelisah. Dia merasakan firasat buruk. Apakah Helena mengalami kecelakaan mobil?Tepat ketika dia mendekati mobil, dia melihat Helena baik-baik saja. Toby menghela napas lega pada saat itu juga. Untung saja, Helena baik-baik saja. Kalau tidak, hatinya akan sanga
Setelah melihat ekspresi orang-orang di sekitarnya, Toby tetap bersikap tenang. Dia sudah terbiasa dengan hal ini. Dia pun lebih memilih tidak menghiraukan orang-orang itu.Namun, orang-orang itu justru semakin memandang rendah Toby.“Orang seperti kamu jadi suami dia. Aku rasa kamu berpikir terlalu muluk.”“Benar-benar disayangkan, huh ....”“Kenapa perempuan secantik itu nggak jadi istriku saja?”“....”Semua orang mengeluh. Betapa irinya mereka pada Toby. Terutama pria-pria yang tabrakan dengan Helena. Wajah mereka menjadi masam. Mereka pun menatap Toby dengan dingin.Seandainya mereka tidak melihat bagaimana Helena memeluk Toby, sampai mati pun mereka tidak akan percaya kalau Toby adalah suami Helena.Tidak hanya pria-pria itu, semua orang yang berkerumun juga sangat terkejut dengan hal ini. Tanpa sadar, perhatian mereka kini tertuju pada Toby.Sedangkan pria yang jadi pusat perhatian itu hanya bertanya dengan perhatian kepada Helena, “Kamu nggak apa-apa, kan?”Hati Helena terasa h
Sementara itu, pria itu berkata dalam hati, “Dasar bocah tengik, kalau kamu mau bertarung denganku, kamu masih kalah jauh. Aku kenal orang-orang di kepolisian. Mereka pasti akan berpihak padaku.”Tepat ketika Toby merasakan kepercayaan diri dari orang-orang itu, dia spontan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Saat ini, orang-orang dari kepolisian yang masih memakai seragam tiba. Begitu tiba, mereka langsung membubarkan kerumunan. Setelah itu, mereka langsung berjabat tangan dengan pria-pria yang tabrakan dengan Helena. Mereka terlihat sangat akrab.Orang dari kepolisian terus membungkuk kepada pria yang bicara dengan Toby sebelumnya, lalu berkata, “Ada apa dengan, Pak Louis? Pak Louis nggak apa-apa, kan?”“Aku baik-baik saja. Aku ada sedikit masalah. Kamu lihat bagaimana urus masalah ini.” Pria yang bernama Louis itu berkata sambil tersenyum. Isyarat yang dia berikan pada polisi itu sudah sangat jelas.Ketua polisi lalu lintas tertegun sejenak. Dia memahami maksud Louis. Sebelum it
Raut wajah Louis menjadi sangat aneh ketika dia melihat Helena menatapnya seperti. Dia tidak menyangka Helena sama sekali tidak memberinya muka. Hal itu membuatnya jadi sangat canggung.Louis yang sudah terbiasa dipuja-puja nyaris tidak percaya akan mendapat perlakuan seperti itu dari Helena.“Aku bisa bayar empat miliar itu. Tapi aku nggak terima, karena ini bukan salah aku. Kenapa pula aku harus bayar empat miliar?” ujar Helena.Jika ini memang kesalahannya, Helena mau saja ganti rugi. Akan tetapi, ini sama sekali bukan salahnya. Atas dasar apa dia harus membayar uang sebanyak itu untuk sesuatu yang bukan kesalahannya?Selain itu, uangnya tidak jatuh dari langit. Helena juga pernah mengalami situasi yang paling sulit. Oleh karena itu, dia tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu dengan mudah.Pada saat ini, wajah Louis menjadi muram. Dia berdecak kesal, lalu berkata, “Sepertinya kalian nggak mau ganti rugi. Kalau begitu, Pak Polisi, tangkap saja mereka. Tahan mereka selama beberapa
Louis berpikir lama tapi tak kunjung mendapat jawabannya. Dia pun menatap Toby dengan dingin.“Bagaimana kamu bisa jadi suami perempuan secantik ini?” tanya Louis dengan ketus sambil mengerutkan kening.Louis tidak mengerti apa yang Helena sukai dari Toby. Kalau dia jadi Helena, dia pasti tidak akan menyukai pria seperti Toby. Namun, justru orang seperti Toby yang bisa mendapatkan hati Helena. Hal itu yang membuat Louis semakin bingung.Toby diam saja ketika mendengar perkataan Louis. Dia juga tahu apa yang ingin dikatakan Louis. Pada saat ini, dia tidak membantah, hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Namun, senyum di wajah Toby membuat Louis semakin kesal padanya. Dia justru merasa Toby sedang mengejeknya. Karena itu, dia tidak dapat menahan emosinya lagi. Berani-beraninya Toby mengejeknya.“Bocah tengik, apa maksud kamu? Kamu ejek aku? Sepertinya kamu meremehkan aku,” tukas Louis.“Aku nggak ngomong apa-apa, kamu sendiri yang berpikir seperti itu. Nggak ada hubungannya
Louis senang bukan main ketika melihat pemandangan itu. Seperti inilah hasil akhir yang dia inginkan. Dia bahkan seperti sudah melihat adegan di mana Toby dipukul habis-habisan. Setelah membayangkannya, Louis diam-diam tertawa gembira.Pada dasarnya Louis sangat memandang rendah Toby. Dia mengira Toby pasti akan mati. Berani-beraninya Toby melawannya. Bukankah Toby cari sakit sendiri?“Bocah tengik, kamu sendiri yang cari masalah. Kalau begitu, jangan salahkan aku,” cibir Louis dalam hati.Meskipun Louis memiliki latar belakang, dia juga tidak berani melawan ketua polisi itu tanpa alasan. Dia tahu seperti apa kemampuan bela diri polisi itu. Oleh karena itu, dia yakin Toby pasti akan mati.Semua orang yang ada di sana juga terkesiap. Mereka semua beranggapan kalau Toby terlalu impulsif. Kalau Toby bisa lebih tenang sedikit, Toby tidak akan berada dalam situasi ini. Mereka hanya menggelengkan kepala, malas untuk bicara dengan Toby.Namun, sebagian dari mereka masih menatap Toby dengan si