Raut wajah Louis menjadi sangat aneh ketika dia melihat Helena menatapnya seperti. Dia tidak menyangka Helena sama sekali tidak memberinya muka. Hal itu membuatnya jadi sangat canggung.Louis yang sudah terbiasa dipuja-puja nyaris tidak percaya akan mendapat perlakuan seperti itu dari Helena.“Aku bisa bayar empat miliar itu. Tapi aku nggak terima, karena ini bukan salah aku. Kenapa pula aku harus bayar empat miliar?” ujar Helena.Jika ini memang kesalahannya, Helena mau saja ganti rugi. Akan tetapi, ini sama sekali bukan salahnya. Atas dasar apa dia harus membayar uang sebanyak itu untuk sesuatu yang bukan kesalahannya?Selain itu, uangnya tidak jatuh dari langit. Helena juga pernah mengalami situasi yang paling sulit. Oleh karena itu, dia tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu dengan mudah.Pada saat ini, wajah Louis menjadi muram. Dia berdecak kesal, lalu berkata, “Sepertinya kalian nggak mau ganti rugi. Kalau begitu, Pak Polisi, tangkap saja mereka. Tahan mereka selama beberapa
Louis berpikir lama tapi tak kunjung mendapat jawabannya. Dia pun menatap Toby dengan dingin.“Bagaimana kamu bisa jadi suami perempuan secantik ini?” tanya Louis dengan ketus sambil mengerutkan kening.Louis tidak mengerti apa yang Helena sukai dari Toby. Kalau dia jadi Helena, dia pasti tidak akan menyukai pria seperti Toby. Namun, justru orang seperti Toby yang bisa mendapatkan hati Helena. Hal itu yang membuat Louis semakin bingung.Toby diam saja ketika mendengar perkataan Louis. Dia juga tahu apa yang ingin dikatakan Louis. Pada saat ini, dia tidak membantah, hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Namun, senyum di wajah Toby membuat Louis semakin kesal padanya. Dia justru merasa Toby sedang mengejeknya. Karena itu, dia tidak dapat menahan emosinya lagi. Berani-beraninya Toby mengejeknya.“Bocah tengik, apa maksud kamu? Kamu ejek aku? Sepertinya kamu meremehkan aku,” tukas Louis.“Aku nggak ngomong apa-apa, kamu sendiri yang berpikir seperti itu. Nggak ada hubungannya
Louis senang bukan main ketika melihat pemandangan itu. Seperti inilah hasil akhir yang dia inginkan. Dia bahkan seperti sudah melihat adegan di mana Toby dipukul habis-habisan. Setelah membayangkannya, Louis diam-diam tertawa gembira.Pada dasarnya Louis sangat memandang rendah Toby. Dia mengira Toby pasti akan mati. Berani-beraninya Toby melawannya. Bukankah Toby cari sakit sendiri?“Bocah tengik, kamu sendiri yang cari masalah. Kalau begitu, jangan salahkan aku,” cibir Louis dalam hati.Meskipun Louis memiliki latar belakang, dia juga tidak berani melawan ketua polisi itu tanpa alasan. Dia tahu seperti apa kemampuan bela diri polisi itu. Oleh karena itu, dia yakin Toby pasti akan mati.Semua orang yang ada di sana juga terkesiap. Mereka semua beranggapan kalau Toby terlalu impulsif. Kalau Toby bisa lebih tenang sedikit, Toby tidak akan berada dalam situasi ini. Mereka hanya menggelengkan kepala, malas untuk bicara dengan Toby.Namun, sebagian dari mereka masih menatap Toby dengan si
Jika Ellen mengetahui masalah hari ini, maka polisi itu akan kehilangan jabatannya. Oleh karena itu, orang yang paling tidak ingin dia lihat adalah Ellen.Sementara itu, Ellen langsung menemukan sosok Toby. Dia berjalan dengan cepat ke arah pria itu.Raut wajah si polisi langsung berubah drastis. Dia menyeka keringat dinginnya, lalu segera berlari ke depan Ellen. Dia pun mencoba menyapa lebih dulu untuk mengalihkan perhatian Ellen, “Bu Ellen, kenapa kamu ada di sini? Biarkan aku urus masalah di sini. Aku dengar ada kasus di persimpangan jalan. Bagaimana kalau Bu Ellen gantikan saya ke sana saja?”Ellen begitu cerdas, mana mungkin dia tidak mengerti apa yang ada di pikiran polisi itu. Usai mendengar kata-kata polisi itu, Ellen justru menatapnya seperti menatap orang bodoh.“Kalau mau urus, kamu saja yang pergi urus.” Sikap Ellen begitu dingin. Dia langsung mengabaikan polisi itu dan berjalan ke arah Toby.Toby tersenyum senang ketika melihat Ellen sudah datang. Akhirnya perempuan itu da
Semua terjadi begitu cepat. Louis bahkan belum memahami apa yang terjadi, tiba-tiba dia mendapati perubahan sikap polisi itu. Dia diam tercengang, tidak menyangka polisi itu akan mengkhianatinya dan tidak membelanya lagi.Jantung Louis seketika berdetak kencang. Dalam situasi seperti ini, apa pun yang dia katakan percuma saja.Polisi itu merutuk dalam hati. Kelihatannya, Ellen sudah memahami keseluruhan perkara. Sekarang dia sangat menyesal. Kalau tahu akan begini jadinya, dia tidak akan membantu Louis. Lebih baik dia ambil cuti saja. Siapa sangka, hari ini akan ada kejadian seperti ini.Toby menatap Ellen dengan rasa terima kasih. Kalau Ellen tidak membantunya membuktikan kebenaran, maka Louis benar-benar akan mengambil keuntungan dari dia dan Helena.Ellen menatap si polisi dengan marah, lalu berkata, “Aku sudah tahu masalah hari ini. Kamu nggak hanya menyembunyikan kebenaran masalah ini, kamu juga memutar balikkan fakta. Kamu nggak boleh duduk di jabatanmu ini lagi.”Sudut bibir pol
Setelah Toby melihat hubungan Ellen dan Helena begitu harmonis, dia pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Terus terang saja, Toby selalu merasa sesuatu akan terjadi ketika melihat kedua perempuan itu pergi makan bersama.Toby tidak banyak berpikir lagi. Helena seharusnya akan baik-baik saja karena ada Ellen bersamanya. Usai memikirkan hal itu, Toby pun merasa jauh lebih lega.Toby mengambil kesempatan ini untuk pergi ke vila Matthias. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi Matthias dan Alicia. Karena masalah di sini sudah terselesaikan, dia tidak perlu berlama-lama di sini.Pada saat ini, Toby telah kembali ke vila Matthias. Matthias dan Alicia telah melihatnya. Keduanya begitu gembira ketika melihat Toby muncul.Terutama Matthias. Sejak Toby pergi, dia selalu merasa waswas. Dia khawatir Toby akan sangat lama baru kembali. Kalau pembunuh Jindo itu mengutus orang ke rumahnya lagi sebelum Toby kembali, masalah akan jadi merepotkan. Oleh karena itu, Matthias selalu memikirkan hal itu.Sekar
Setelah Louis mendengar hal tersebut, kedua kakinya seketika lemas tak bertenaga sehingga dia jatuh dan duduk di lantai. Informasi ini jelas membuatnya merasa sangat pusing. Dia bahkan nyaris tak percaya kalau semua ini nyata.Louis merasa frustrasi. Situasi apa ini? Ini benar-benar jauh berbeda dari yang dia bayangkan. Dia mengira Toby hanyalah orang biasa. Namun, siapa yang tahu kalau dia ternyata begitu hebat. Seandainya kakaknya tidak memberitahunya, mungkin saja dia akan dengan bodohnya pergi cari masalah dengan Toby. Kalau hal itu terjadi, mungkin saja nyawa Louis pun akan melayang.Kakak Louis menatap Louis dengan kesal. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi pada adiknya. Di saat seperti ini, adiknya itu masih begitu naifnya. Dia tidak tahu lagi dari mana adiknya mendapatkan keberanian sebesar itu untuk mengganggu teman Matthias.Louis saat ini baru menyadari kalau dia telah menimbulkan masalah besar. Dia seketika merasa ingin beli beberapa hadiah untuk Toby. Satu-satunya hal y
Toby melihat-lihat barang di dalam toko. Akhirnya, matanya tertuju pada sebuah cincin berlian. Dia spontan berpikir, sepertinya setelah menikah, dia tidak pernah memberi Helena cincin berlian yang layak.Pada saat itu, cincin yang Toby berikan adalah cincin pinjaman. Hanya saja, situasi saat itu memang sangat canggung. Meski sudah lama berlalu, Toby tetap ingin memberi Helena sebuah pernikahan yang sempurna.Toby melihat harga cincin berlian itu, tapi tidak ada angka pastinya. Hanya saja, berlian di cincin itu sebesar telur merpati. Ditambah lagi barang yang dijual toko ini adalah barang asli. Dia yakin memberikan cincin itu kepada Helena juga tidak akan terkesan terlalu murah.“Berapa harga cincin berlian ini?” tanya Toby dengan penasaran.Perempuan yang berdiri di konter seketika mengira dia bisa melakukan transaksi penjualan ketika mendengar Toby bertanya. Namun, begitu dia mendongak dan melihat penampilan Toby, dia serta-merta menunjukkan ekspresi menghina. Dia mengira orang kaya m