Setelah Toby melihat hubungan Ellen dan Helena begitu harmonis, dia pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Terus terang saja, Toby selalu merasa sesuatu akan terjadi ketika melihat kedua perempuan itu pergi makan bersama.Toby tidak banyak berpikir lagi. Helena seharusnya akan baik-baik saja karena ada Ellen bersamanya. Usai memikirkan hal itu, Toby pun merasa jauh lebih lega.Toby mengambil kesempatan ini untuk pergi ke vila Matthias. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi Matthias dan Alicia. Karena masalah di sini sudah terselesaikan, dia tidak perlu berlama-lama di sini.Pada saat ini, Toby telah kembali ke vila Matthias. Matthias dan Alicia telah melihatnya. Keduanya begitu gembira ketika melihat Toby muncul.Terutama Matthias. Sejak Toby pergi, dia selalu merasa waswas. Dia khawatir Toby akan sangat lama baru kembali. Kalau pembunuh Jindo itu mengutus orang ke rumahnya lagi sebelum Toby kembali, masalah akan jadi merepotkan. Oleh karena itu, Matthias selalu memikirkan hal itu.Sekar
Setelah Louis mendengar hal tersebut, kedua kakinya seketika lemas tak bertenaga sehingga dia jatuh dan duduk di lantai. Informasi ini jelas membuatnya merasa sangat pusing. Dia bahkan nyaris tak percaya kalau semua ini nyata.Louis merasa frustrasi. Situasi apa ini? Ini benar-benar jauh berbeda dari yang dia bayangkan. Dia mengira Toby hanyalah orang biasa. Namun, siapa yang tahu kalau dia ternyata begitu hebat. Seandainya kakaknya tidak memberitahunya, mungkin saja dia akan dengan bodohnya pergi cari masalah dengan Toby. Kalau hal itu terjadi, mungkin saja nyawa Louis pun akan melayang.Kakak Louis menatap Louis dengan kesal. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi pada adiknya. Di saat seperti ini, adiknya itu masih begitu naifnya. Dia tidak tahu lagi dari mana adiknya mendapatkan keberanian sebesar itu untuk mengganggu teman Matthias.Louis saat ini baru menyadari kalau dia telah menimbulkan masalah besar. Dia seketika merasa ingin beli beberapa hadiah untuk Toby. Satu-satunya hal y
Toby melihat-lihat barang di dalam toko. Akhirnya, matanya tertuju pada sebuah cincin berlian. Dia spontan berpikir, sepertinya setelah menikah, dia tidak pernah memberi Helena cincin berlian yang layak.Pada saat itu, cincin yang Toby berikan adalah cincin pinjaman. Hanya saja, situasi saat itu memang sangat canggung. Meski sudah lama berlalu, Toby tetap ingin memberi Helena sebuah pernikahan yang sempurna.Toby melihat harga cincin berlian itu, tapi tidak ada angka pastinya. Hanya saja, berlian di cincin itu sebesar telur merpati. Ditambah lagi barang yang dijual toko ini adalah barang asli. Dia yakin memberikan cincin itu kepada Helena juga tidak akan terkesan terlalu murah.“Berapa harga cincin berlian ini?” tanya Toby dengan penasaran.Perempuan yang berdiri di konter seketika mengira dia bisa melakukan transaksi penjualan ketika mendengar Toby bertanya. Namun, begitu dia mendongak dan melihat penampilan Toby, dia serta-merta menunjukkan ekspresi menghina. Dia mengira orang kaya m
Benny merasa sangat puas, inilah yang dia inginkan. Perempuan yang datang bersama Benny langsung pergi memilih. Pada akhirnya, dia memilih seuntai kalung berlian senilai lebih dari 200 juta.Benny sama sekali tidak merasa terbebani. Dia rela menghabiskan ratusan juta untuk mendapatkan perempuan itu. Dia pun mengeluarkan kartu banknya dengan enteng.Setelah karyawan toko dan perempuan dalam pelukan Benny melihat pemandangan tersebut, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa kagum di mata mereka. Perempuan dalam pelukan Benny spontan berkata, “Pak Benny, kamu keren banget saat keluarkan kartu tadi.”Toby hanya terdiam ketika dia mendengar kata-kata itu. Hanya saja bulu kuduk di sekujur tubuhnya langsung berdiri. Perempuan itu bahkan mengatakan Benny keren saat mengeluarkan kartunya. Jelas-jelas perempuan itu hanya mengincar uang Benny.Akan tetapi, Toby tidak mengatakan apa-apa. Yang satu demi mendapatkan tubuhnya, dan yang satu lagi demi uang. Transaksi semacam ini sudah sangat umum.Karya
Perempuan yang berada di samping Benny menyadari kalau Benny terus menatap Tella. Dia spontan merasa cemburu. Tidak peduli seberapa kuat dia menggoyang tangan Benny, pria itu tidak menanggapinya sama sekali.Toby mendongak dan menatap karyawan toko, lalu berkata dengan tenang, “Kamu belum jawab pertanyaanku.”“Katakan saja padanya berapa harganya, biar dia menyerah dan pergi dari toko ini,” ujar Benny memanasi si karyawan toko.Karyawan toko sudah kesal menghadapi pertanyaan Toby. Kalau Toby orang kaya, mungkin saja dia mau beritahu harganya. Namun, dilihat dari bagian mana pun, Toby tidak tampak seperti orang kaya. Dari penampilan Toby, pria itu paling-paling hanya bisa mengeluarkan uang puluhan juta.Karyawan toko itu langsung berkata dengan ketus, “Harga cincin berlian ini 199.990.000.000.”Pada saat ini, Benny spontan tersentak. Dia tahu kalau cincin berlian itu adalah barang paling berharga di toko ini. Hanya saja, dia mengira cincin itu bakal seharga puluhan miliar. Dia sama seka
Benny seolah-olah telah melihat Toby mempermalukan dirinya sendiri. Dia spontan merasa senang sampai tidak bisa menahan tawa. Kalau Toby mempermalukan dirinya sendiri, maka Benny memiliki kesempatan untuk mengejeknya.Benny bahkan membayangkan betapa malunya Toby karena ketahuan tidak memiliki uang. Dia yakin kartu bank Toby pasti tidak ada uang sama sekali. Pada saat kebenaran terungkap, dia ingin melihat bagaimana Toby keluar dari situasi ini.Setelah si karyawan toko selesai menggesek kartu, tidak ada yang aneh. Sebaliknya, transaksi berhasil dilakukan. Karyawan toko itu hanya mematung di tempat sambil menatap mesin EDC di depannya. Kalau bukan karena melihat dengan matanya sendiri, dia tidak akan percaya hal ini benar-benar terjadi.Hasil akhir seperti ini benar-benar berbeda dari yang dia bayangkan. Dia nyaris tidak percaya dengan matanya sendiri. Dia sungguh terkejut melihat transaksi kartu Toby berhasil.Karyawan toko itu sama sekali tidak menyangka kartu Toby berhasil hanya den
Orang-orang itu segera mulai mengepung Toby. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan aneh.Setelah Toby memperhatikan ekspresi orang-orang itu, dia sama sekali tidak panik. Sebaliknya, dia bertanya pada mereka dengan acuh tak acuh, “Kalian ada urusan denganku?”Orang-orang itu spontan tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata-kata Toby. Salah satu dari mereka yang memiliki bekas luka di wajahnya berkata, “Bocah, tahu diri sedikit. Serahkan barang di tanganmu, maka kami akan biarkan kamu pergi. Kalau nggak, jangan salahkan kami nggak sungkan-sungkan lagi.”Toby pun tertawa saat mendengar perkataan orang. Itu. Orang-orang itu terlalu naif. Di saat seperti ini, mereka masih ingin melakukan sesuatu padanya. Bukankah mereka hanya cari sakit sendiri?Toby yakin bisa melawan mereka, karena itu dia berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu silakan.”Toby juga tahu orang-orang itu datang dengan niat tidak baik. Kalau begitu, dia tidak perlu banyak omong kosong dengan mereka.Ucapan Toby membu
Setelah Louis menyelesaikan semuanya, dia segera mengeluarkan selembar kartu nama dari dalam sakunya. Entah karena gugup atau gembira, tangannya yang memegang kartu nama gemetaran. Dia juga tidak tahu harus berkata apa.“Pak Toby, ini kartu namaku. Kalau Pak Toby ada perlu, silakan hubungi aku kapan saja. Selain itu, aku punya perusahaan keuangan yang bisa mengurus semua urusan keuangan. Kalau pilih orang dari tempatku, aku jamin nggak akan ada yang melakukan hal buruk.” Louis nyaris berkata dalam satu tarikan napas.Hanya satu yang dia takuti, yaitu Toby tidak memiliki kesabaran untuk mendengarkannya dan langsung pergi begitu saja. Kalau hal itu terjadi, maka akan sangat memalukan baginya. Untung saja, Toby tidak langsung pergi. Pria itu bahkan menerima kartu nama yang dia berikan.Sebenarnya Toby tidak ingin mengambil kartu nama Louis. Akan tetapi, kata-kata Louis di akhir telah menarik perhatiannya. Bagian keuangan adalah hal terpenting bagi perusahaan selain pemegang saham dan dire