Setelah Louis mendengar hal tersebut, kedua kakinya seketika lemas tak bertenaga sehingga dia jatuh dan duduk di lantai. Informasi ini jelas membuatnya merasa sangat pusing. Dia bahkan nyaris tak percaya kalau semua ini nyata.Louis merasa frustrasi. Situasi apa ini? Ini benar-benar jauh berbeda dari yang dia bayangkan. Dia mengira Toby hanyalah orang biasa. Namun, siapa yang tahu kalau dia ternyata begitu hebat. Seandainya kakaknya tidak memberitahunya, mungkin saja dia akan dengan bodohnya pergi cari masalah dengan Toby. Kalau hal itu terjadi, mungkin saja nyawa Louis pun akan melayang.Kakak Louis menatap Louis dengan kesal. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi pada adiknya. Di saat seperti ini, adiknya itu masih begitu naifnya. Dia tidak tahu lagi dari mana adiknya mendapatkan keberanian sebesar itu untuk mengganggu teman Matthias.Louis saat ini baru menyadari kalau dia telah menimbulkan masalah besar. Dia seketika merasa ingin beli beberapa hadiah untuk Toby. Satu-satunya hal y
Toby melihat-lihat barang di dalam toko. Akhirnya, matanya tertuju pada sebuah cincin berlian. Dia spontan berpikir, sepertinya setelah menikah, dia tidak pernah memberi Helena cincin berlian yang layak.Pada saat itu, cincin yang Toby berikan adalah cincin pinjaman. Hanya saja, situasi saat itu memang sangat canggung. Meski sudah lama berlalu, Toby tetap ingin memberi Helena sebuah pernikahan yang sempurna.Toby melihat harga cincin berlian itu, tapi tidak ada angka pastinya. Hanya saja, berlian di cincin itu sebesar telur merpati. Ditambah lagi barang yang dijual toko ini adalah barang asli. Dia yakin memberikan cincin itu kepada Helena juga tidak akan terkesan terlalu murah.“Berapa harga cincin berlian ini?” tanya Toby dengan penasaran.Perempuan yang berdiri di konter seketika mengira dia bisa melakukan transaksi penjualan ketika mendengar Toby bertanya. Namun, begitu dia mendongak dan melihat penampilan Toby, dia serta-merta menunjukkan ekspresi menghina. Dia mengira orang kaya m
Benny merasa sangat puas, inilah yang dia inginkan. Perempuan yang datang bersama Benny langsung pergi memilih. Pada akhirnya, dia memilih seuntai kalung berlian senilai lebih dari 200 juta.Benny sama sekali tidak merasa terbebani. Dia rela menghabiskan ratusan juta untuk mendapatkan perempuan itu. Dia pun mengeluarkan kartu banknya dengan enteng.Setelah karyawan toko dan perempuan dalam pelukan Benny melihat pemandangan tersebut, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa kagum di mata mereka. Perempuan dalam pelukan Benny spontan berkata, “Pak Benny, kamu keren banget saat keluarkan kartu tadi.”Toby hanya terdiam ketika dia mendengar kata-kata itu. Hanya saja bulu kuduk di sekujur tubuhnya langsung berdiri. Perempuan itu bahkan mengatakan Benny keren saat mengeluarkan kartunya. Jelas-jelas perempuan itu hanya mengincar uang Benny.Akan tetapi, Toby tidak mengatakan apa-apa. Yang satu demi mendapatkan tubuhnya, dan yang satu lagi demi uang. Transaksi semacam ini sudah sangat umum.Karya
Perempuan yang berada di samping Benny menyadari kalau Benny terus menatap Tella. Dia spontan merasa cemburu. Tidak peduli seberapa kuat dia menggoyang tangan Benny, pria itu tidak menanggapinya sama sekali.Toby mendongak dan menatap karyawan toko, lalu berkata dengan tenang, “Kamu belum jawab pertanyaanku.”“Katakan saja padanya berapa harganya, biar dia menyerah dan pergi dari toko ini,” ujar Benny memanasi si karyawan toko.Karyawan toko sudah kesal menghadapi pertanyaan Toby. Kalau Toby orang kaya, mungkin saja dia mau beritahu harganya. Namun, dilihat dari bagian mana pun, Toby tidak tampak seperti orang kaya. Dari penampilan Toby, pria itu paling-paling hanya bisa mengeluarkan uang puluhan juta.Karyawan toko itu langsung berkata dengan ketus, “Harga cincin berlian ini 199.990.000.000.”Pada saat ini, Benny spontan tersentak. Dia tahu kalau cincin berlian itu adalah barang paling berharga di toko ini. Hanya saja, dia mengira cincin itu bakal seharga puluhan miliar. Dia sama seka
Benny seolah-olah telah melihat Toby mempermalukan dirinya sendiri. Dia spontan merasa senang sampai tidak bisa menahan tawa. Kalau Toby mempermalukan dirinya sendiri, maka Benny memiliki kesempatan untuk mengejeknya.Benny bahkan membayangkan betapa malunya Toby karena ketahuan tidak memiliki uang. Dia yakin kartu bank Toby pasti tidak ada uang sama sekali. Pada saat kebenaran terungkap, dia ingin melihat bagaimana Toby keluar dari situasi ini.Setelah si karyawan toko selesai menggesek kartu, tidak ada yang aneh. Sebaliknya, transaksi berhasil dilakukan. Karyawan toko itu hanya mematung di tempat sambil menatap mesin EDC di depannya. Kalau bukan karena melihat dengan matanya sendiri, dia tidak akan percaya hal ini benar-benar terjadi.Hasil akhir seperti ini benar-benar berbeda dari yang dia bayangkan. Dia nyaris tidak percaya dengan matanya sendiri. Dia sungguh terkejut melihat transaksi kartu Toby berhasil.Karyawan toko itu sama sekali tidak menyangka kartu Toby berhasil hanya den
Orang-orang itu segera mulai mengepung Toby. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan aneh.Setelah Toby memperhatikan ekspresi orang-orang itu, dia sama sekali tidak panik. Sebaliknya, dia bertanya pada mereka dengan acuh tak acuh, “Kalian ada urusan denganku?”Orang-orang itu spontan tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata-kata Toby. Salah satu dari mereka yang memiliki bekas luka di wajahnya berkata, “Bocah, tahu diri sedikit. Serahkan barang di tanganmu, maka kami akan biarkan kamu pergi. Kalau nggak, jangan salahkan kami nggak sungkan-sungkan lagi.”Toby pun tertawa saat mendengar perkataan orang. Itu. Orang-orang itu terlalu naif. Di saat seperti ini, mereka masih ingin melakukan sesuatu padanya. Bukankah mereka hanya cari sakit sendiri?Toby yakin bisa melawan mereka, karena itu dia berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu silakan.”Toby juga tahu orang-orang itu datang dengan niat tidak baik. Kalau begitu, dia tidak perlu banyak omong kosong dengan mereka.Ucapan Toby membu
Setelah Louis menyelesaikan semuanya, dia segera mengeluarkan selembar kartu nama dari dalam sakunya. Entah karena gugup atau gembira, tangannya yang memegang kartu nama gemetaran. Dia juga tidak tahu harus berkata apa.“Pak Toby, ini kartu namaku. Kalau Pak Toby ada perlu, silakan hubungi aku kapan saja. Selain itu, aku punya perusahaan keuangan yang bisa mengurus semua urusan keuangan. Kalau pilih orang dari tempatku, aku jamin nggak akan ada yang melakukan hal buruk.” Louis nyaris berkata dalam satu tarikan napas.Hanya satu yang dia takuti, yaitu Toby tidak memiliki kesabaran untuk mendengarkannya dan langsung pergi begitu saja. Kalau hal itu terjadi, maka akan sangat memalukan baginya. Untung saja, Toby tidak langsung pergi. Pria itu bahkan menerima kartu nama yang dia berikan.Sebenarnya Toby tidak ingin mengambil kartu nama Louis. Akan tetapi, kata-kata Louis di akhir telah menarik perhatiannya. Bagian keuangan adalah hal terpenting bagi perusahaan selain pemegang saham dan dire
Pemuda itu tidak termakan omongan Toby. Dia berjalan ke arah Toby dengan perlahan. Begitu dia datang, muncul retakan di tanah.Toby tidak tahu apakah pemuda itu petarung tenaga eksternal atau petarung tenaga internal. Namun, dia menduga pemuda itu mungkin petarung tenaga internal dan eksternal.Matthias spontan melihat ke arah Toby. Dia tahu saat ini hanya Toby yang bisa menyelamatkannya dari masalah ini.Toby tidak menduga Matthias akan menjadi begitu penakut saat ini. Haja saja, dia mengerti apa yang ditakuti Matthias. Oleh karena itu, dia pun tidak mengatakan apa-apa.Agar barang-barang di rumah Matthias tidak rusak, Toby segera keluar untuk menghadapi pemuda itu.Pemuda itu memperhatikan Toby sejenak, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Kamu Toby? Kamu yang sandera pemimpin kami di Jindo?”“Urusan lama itu,” kata Toby sambil tertawa.Pemuda itu tertawa sinis dan berkata, “Aku nggak tahu bagaimana kamu bisa sandera pemimpin kami. Aku lihat kamu sepertinya nggak bisa apa-apa, nggak p
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro