Louis senang bukan main ketika melihat pemandangan itu. Seperti inilah hasil akhir yang dia inginkan. Dia bahkan seperti sudah melihat adegan di mana Toby dipukul habis-habisan. Setelah membayangkannya, Louis diam-diam tertawa gembira.Pada dasarnya Louis sangat memandang rendah Toby. Dia mengira Toby pasti akan mati. Berani-beraninya Toby melawannya. Bukankah Toby cari sakit sendiri?“Bocah tengik, kamu sendiri yang cari masalah. Kalau begitu, jangan salahkan aku,” cibir Louis dalam hati.Meskipun Louis memiliki latar belakang, dia juga tidak berani melawan ketua polisi itu tanpa alasan. Dia tahu seperti apa kemampuan bela diri polisi itu. Oleh karena itu, dia yakin Toby pasti akan mati.Semua orang yang ada di sana juga terkesiap. Mereka semua beranggapan kalau Toby terlalu impulsif. Kalau Toby bisa lebih tenang sedikit, Toby tidak akan berada dalam situasi ini. Mereka hanya menggelengkan kepala, malas untuk bicara dengan Toby.Namun, sebagian dari mereka masih menatap Toby dengan si
Jika Ellen mengetahui masalah hari ini, maka polisi itu akan kehilangan jabatannya. Oleh karena itu, orang yang paling tidak ingin dia lihat adalah Ellen.Sementara itu, Ellen langsung menemukan sosok Toby. Dia berjalan dengan cepat ke arah pria itu.Raut wajah si polisi langsung berubah drastis. Dia menyeka keringat dinginnya, lalu segera berlari ke depan Ellen. Dia pun mencoba menyapa lebih dulu untuk mengalihkan perhatian Ellen, “Bu Ellen, kenapa kamu ada di sini? Biarkan aku urus masalah di sini. Aku dengar ada kasus di persimpangan jalan. Bagaimana kalau Bu Ellen gantikan saya ke sana saja?”Ellen begitu cerdas, mana mungkin dia tidak mengerti apa yang ada di pikiran polisi itu. Usai mendengar kata-kata polisi itu, Ellen justru menatapnya seperti menatap orang bodoh.“Kalau mau urus, kamu saja yang pergi urus.” Sikap Ellen begitu dingin. Dia langsung mengabaikan polisi itu dan berjalan ke arah Toby.Toby tersenyum senang ketika melihat Ellen sudah datang. Akhirnya perempuan itu da
Semua terjadi begitu cepat. Louis bahkan belum memahami apa yang terjadi, tiba-tiba dia mendapati perubahan sikap polisi itu. Dia diam tercengang, tidak menyangka polisi itu akan mengkhianatinya dan tidak membelanya lagi.Jantung Louis seketika berdetak kencang. Dalam situasi seperti ini, apa pun yang dia katakan percuma saja.Polisi itu merutuk dalam hati. Kelihatannya, Ellen sudah memahami keseluruhan perkara. Sekarang dia sangat menyesal. Kalau tahu akan begini jadinya, dia tidak akan membantu Louis. Lebih baik dia ambil cuti saja. Siapa sangka, hari ini akan ada kejadian seperti ini.Toby menatap Ellen dengan rasa terima kasih. Kalau Ellen tidak membantunya membuktikan kebenaran, maka Louis benar-benar akan mengambil keuntungan dari dia dan Helena.Ellen menatap si polisi dengan marah, lalu berkata, “Aku sudah tahu masalah hari ini. Kamu nggak hanya menyembunyikan kebenaran masalah ini, kamu juga memutar balikkan fakta. Kamu nggak boleh duduk di jabatanmu ini lagi.”Sudut bibir pol
Setelah Toby melihat hubungan Ellen dan Helena begitu harmonis, dia pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Terus terang saja, Toby selalu merasa sesuatu akan terjadi ketika melihat kedua perempuan itu pergi makan bersama.Toby tidak banyak berpikir lagi. Helena seharusnya akan baik-baik saja karena ada Ellen bersamanya. Usai memikirkan hal itu, Toby pun merasa jauh lebih lega.Toby mengambil kesempatan ini untuk pergi ke vila Matthias. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi Matthias dan Alicia. Karena masalah di sini sudah terselesaikan, dia tidak perlu berlama-lama di sini.Pada saat ini, Toby telah kembali ke vila Matthias. Matthias dan Alicia telah melihatnya. Keduanya begitu gembira ketika melihat Toby muncul.Terutama Matthias. Sejak Toby pergi, dia selalu merasa waswas. Dia khawatir Toby akan sangat lama baru kembali. Kalau pembunuh Jindo itu mengutus orang ke rumahnya lagi sebelum Toby kembali, masalah akan jadi merepotkan. Oleh karena itu, Matthias selalu memikirkan hal itu.Sekar
Setelah Louis mendengar hal tersebut, kedua kakinya seketika lemas tak bertenaga sehingga dia jatuh dan duduk di lantai. Informasi ini jelas membuatnya merasa sangat pusing. Dia bahkan nyaris tak percaya kalau semua ini nyata.Louis merasa frustrasi. Situasi apa ini? Ini benar-benar jauh berbeda dari yang dia bayangkan. Dia mengira Toby hanyalah orang biasa. Namun, siapa yang tahu kalau dia ternyata begitu hebat. Seandainya kakaknya tidak memberitahunya, mungkin saja dia akan dengan bodohnya pergi cari masalah dengan Toby. Kalau hal itu terjadi, mungkin saja nyawa Louis pun akan melayang.Kakak Louis menatap Louis dengan kesal. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi pada adiknya. Di saat seperti ini, adiknya itu masih begitu naifnya. Dia tidak tahu lagi dari mana adiknya mendapatkan keberanian sebesar itu untuk mengganggu teman Matthias.Louis saat ini baru menyadari kalau dia telah menimbulkan masalah besar. Dia seketika merasa ingin beli beberapa hadiah untuk Toby. Satu-satunya hal y
Toby melihat-lihat barang di dalam toko. Akhirnya, matanya tertuju pada sebuah cincin berlian. Dia spontan berpikir, sepertinya setelah menikah, dia tidak pernah memberi Helena cincin berlian yang layak.Pada saat itu, cincin yang Toby berikan adalah cincin pinjaman. Hanya saja, situasi saat itu memang sangat canggung. Meski sudah lama berlalu, Toby tetap ingin memberi Helena sebuah pernikahan yang sempurna.Toby melihat harga cincin berlian itu, tapi tidak ada angka pastinya. Hanya saja, berlian di cincin itu sebesar telur merpati. Ditambah lagi barang yang dijual toko ini adalah barang asli. Dia yakin memberikan cincin itu kepada Helena juga tidak akan terkesan terlalu murah.“Berapa harga cincin berlian ini?” tanya Toby dengan penasaran.Perempuan yang berdiri di konter seketika mengira dia bisa melakukan transaksi penjualan ketika mendengar Toby bertanya. Namun, begitu dia mendongak dan melihat penampilan Toby, dia serta-merta menunjukkan ekspresi menghina. Dia mengira orang kaya m
Benny merasa sangat puas, inilah yang dia inginkan. Perempuan yang datang bersama Benny langsung pergi memilih. Pada akhirnya, dia memilih seuntai kalung berlian senilai lebih dari 200 juta.Benny sama sekali tidak merasa terbebani. Dia rela menghabiskan ratusan juta untuk mendapatkan perempuan itu. Dia pun mengeluarkan kartu banknya dengan enteng.Setelah karyawan toko dan perempuan dalam pelukan Benny melihat pemandangan tersebut, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa kagum di mata mereka. Perempuan dalam pelukan Benny spontan berkata, “Pak Benny, kamu keren banget saat keluarkan kartu tadi.”Toby hanya terdiam ketika dia mendengar kata-kata itu. Hanya saja bulu kuduk di sekujur tubuhnya langsung berdiri. Perempuan itu bahkan mengatakan Benny keren saat mengeluarkan kartunya. Jelas-jelas perempuan itu hanya mengincar uang Benny.Akan tetapi, Toby tidak mengatakan apa-apa. Yang satu demi mendapatkan tubuhnya, dan yang satu lagi demi uang. Transaksi semacam ini sudah sangat umum.Karya
Perempuan yang berada di samping Benny menyadari kalau Benny terus menatap Tella. Dia spontan merasa cemburu. Tidak peduli seberapa kuat dia menggoyang tangan Benny, pria itu tidak menanggapinya sama sekali.Toby mendongak dan menatap karyawan toko, lalu berkata dengan tenang, “Kamu belum jawab pertanyaanku.”“Katakan saja padanya berapa harganya, biar dia menyerah dan pergi dari toko ini,” ujar Benny memanasi si karyawan toko.Karyawan toko sudah kesal menghadapi pertanyaan Toby. Kalau Toby orang kaya, mungkin saja dia mau beritahu harganya. Namun, dilihat dari bagian mana pun, Toby tidak tampak seperti orang kaya. Dari penampilan Toby, pria itu paling-paling hanya bisa mengeluarkan uang puluhan juta.Karyawan toko itu langsung berkata dengan ketus, “Harga cincin berlian ini 199.990.000.000.”Pada saat ini, Benny spontan tersentak. Dia tahu kalau cincin berlian itu adalah barang paling berharga di toko ini. Hanya saja, dia mengira cincin itu bakal seharga puluhan miliar. Dia sama seka