Sofia tersenyum sendiri saat membaca pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Hari ini Reynard mengabari bahwa ia menghadiri acara ulang tahun teman seprofesinya, Paula. Sofia sempat cemburu, Reynard yang peka pun menggodanya dan memberikan kata romantis yang membuat calon pengantin itu tersenyum geli. Sesekali Reynare mengirimkan fotonya yang sudah sampai Ballroom Hotel. Tempat diselenggarakannya acara ulang tahun Paula. Sebenarnya Sofia sudah cukup rindu karena beberapa hari ini ia tak bertemu dengan calon suaminya. Ingin Sofia utarakan, namun tentu saja ia merasa malu. Entahlah, hanya saja Sofia merasakan rasa cintanya semakin besar pada Reynard. Mungkin dari cara pria itu yang selalu mencintai Sofia, membuat hatinya tersentuh. Sofia pun melihat-lihat galeri di ponselnya. Di sana banyak sekali foto dirinya dan Reynard yang sedang berpose berdua di acara lamaran kemarin. Foto itu sangat manis, membuat Sofia mengusap layar ponsel itu dengan ibu jarinya. Ia pun masih menyimpan foto m
Hari ini adalah hari ulang tahun Paula.Wanita cantik itu merayakan ulang tahunnya dengan pesta yang diadakan di salah satu ballroom hotel ternama dengan sangat meriah. Paula mengundang semua tenaga medis dan staff Rumah sakit harapan ibu dan anak, tak terkecuali dengan Reynard dan keluarganya. Paula menatap dirinya di pantulan cermin. Hari ini ia begitu puas dengan penampilannya yang menurutnya sangat cantik. Paula mengenakan dress tanpa lengan berwarna hitam dengan panjang selutut. Rambutnya ia gerai begitu saja. Tak lupa polesan make-up flawles melengkapi kecantikannya yang sangat mempesona. "Anak papa cantik sekali!" Dokter Bagus tersenyum. Ia merasa bangga memiliki putri secantik Paula. "Mamamu pasti bangga mempunyai putri secantik kamu, Pau!" Kata Dokter Bagus lagi. Matanya berkaca-kaca, karena ia mengingat sang istri yang telah pergi lebih dulu meninggalkannya. "Makasih, Pa. Ya, mama pasti sedang berbahagia di sana," sahut Paula. "Ayo, Pa!" Lanjutnya lagi. Ia pun m
Rizal memarkirkan mobilnya di halaman rumah sang ibu. Ia yang sudah menerima NIP dari pemerintah memang akan segera berangkat ke Indonesia bagian Timur, tepatnya di Nusa Tenggara Barat Rizal akan mendedikasikan diri. Rizal bukan mencari materi saat ini, tapi dirinya hanya ingin ketenangan hidup yang belakangan ini sulit ia dapatkan.Rizal menatap rumah ibunya. Rumah yang sarat akan kesedihan di mana sang ibu dan sang adik lebih memilih orang lain dibandingkan dirinya. Hati Rizal masih terluka. Akan tetapi, ia mencoba menegarkan hati. Bagaimana pun dirinya harus memberikan kabar kepada sang ibu mengenai kepergiannya yang akan mengabdi di tempat yang jauh. Rizal turun dari mobil dengan hati yang masih amat terluka. Ingin berusaha melupakan kejadian yang telah lalu, tapi amat sulit baginya. Semuanya bak sudah terpatri dalam hati Rizal. Kepahitan, kesakitan itu masih sangat membekas di hatinya. Bukan pengkhianatan sang mantan istri yang kini mengganggu hatinya, tapi kejadian saat sang ib
Pernikahan Reynard dan Sofia dilangsungkan secara mewah di sebuah hotel berbintang lima. Bahkan Hartanto menyewa seluruh hotel untuk tamu, kolega bisnis dan keluarga kedua untuk beristirahat. Acaranya pun dilangsungkan secara langsung oleh televisi swasta milik Hartanto.Binar bahagia menyelimuti kedua insan yang tengah di mabuk asmara itu. Bahkan dengan tegas dan lugas Reynard membaca ikrar akad dengan lantang hingga keduanya pun sudah sah menjadi suami istri di mata agama dan negara. Charlotte selaku desain yang merancang gaun resepsi Sofia tersenyum senang saat Sofia mengenakan gaun rancangannya. Bahkan Sofia beberapa kali berterima kasih karena gaunnya lebih bagus dan elegan. Charlotte bersyukur, bisa memperbaiki gaun itu tepat waktu dan menghadiri pesta pernikahan Sofia dengan perasaan lega. Bahkan setelah ini Charlotte akan memberikan bonus kepada karyawannya yang sudah bekerja dengan sangat baik dalam memperbaiki gaun Sofia yang rusak. Sementara Reynard, pria tampan itu sedet
Sudah beberapa minggu ini Mega dan Daffa pindah ke rumah mereka yang berada di samping rumah Rahman dan Sri. Selama itu pun rumah tangga mereka selalu cekcok. Mega merasa kesulitan seorang diri mengerjakan semua tugas pekerjaan rumah karena semua asisten rumah tangga yang ia pekerjakan selalu resign karena tak kuat dengan peringai bidan muda itu. Mega selalu saja bersikap kasar dan seenaknya pada semua asisten rumah tangganya. Akibatnya mereka tak tahan, hingga memutuskan berhenti bekerja. Belum lagi mual dan muntah di pagi hari semakin membuat Mega tersiksa. Tak lupa peringai Daffa yang berubah pun membuat Mega kepikiran. Pria itu kerap marah-marah tak jelas padanya. "Sayang, mana kopi dan sarapanku!" Teriak Daffa, ia baru saja selesai bermain game online. Ya, Daffa mendapatkan skorsing dari pihak maskapai selama beberapa bulan. Jadi waktu skorsing itu ia pakai untuk bermain game online dan berleha-leha di rumah mewahnya. Ia tak pernah sekali pun membantu istrinya yang kesulitan
Lily mematut dirinya di cermin. Kulitnya yang glowing kini kering dan tak terawat. Ia memang sudah tidak bisa membeli cream langganannya lagi di dokter kulit. Selain karena tabungannya habis, Eril juga tak mau memberikan uang untuk perawatan."Mungkin ini yang dirasakan si Sofia dulu!" Lily berdiri dengan susah payah dari duduknya. Maklum saja kini kandungannya sudah memasuki usia tua.Lily keluar dari kamar. Ia melihat suaminya sedang menatap ponselnya dengan wajah nelangsa. Wanita itu merasa heran karena biasanya prianya itu selalu tertawa tawa melihat konten lucu di inst*gram."Kenapa muka kamu ditekuk gitu?" Sapa Lily yang membuat Eril sedikit terkejut karena kehadirannya."Sofia nikah," jawabnya lesu dan tak berbasa-basi."Ya terus kalau dia nikah kenapa?" Lily meradang mendengar ucapan Eril yang seolah tanpa beban dan tak memikirkan perasaannya."Aku sedih padahal aku berharap bisa menikah lagi dengan Sofia," jawabnya gamblang yang membuat Lily tertohok."Kamu ini waras gak sih,
Flashback on....."Rangga, apa yang kamu lakukan?" Ghina tercekat, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Bagaimana tidak, di sana Rangga terlihat sedang memaksa Paula untuk melakukan hal yang dilarang agama. Rangga sedang mengukung Paula di atas ranjang. Dokter Ali pun tak kalah kagetnya, juga Melisa dan Reynard. Mereka kecewa dengan apa yang dilakukan Rangga. Rangga yang terkejut pun segera melepaskan pelukannya dari Paula. Paula bisa bernafas lega, karena ia tak jadi dilecehkan oleh Rangga. "Tolong saya, Tante!" Paula menjauhi Rangga. Dokter cantik itu berjalan tergopoh-gopoh ke arah Ghina. "Ma, Pa, ini gak seperti yang kalian pikirkan!" Rangga berusaha menjelaskan, namun Ghina terlihat kecewa sekali. "Stop di situ, Rangga! Jangan buat kalian jadi tontonan orang!" Dokter Ali terlihat naik pitam. Tangannya mengepal, karena apa yang Rangga lakukan seperti melempar kotoran di wajahnya. Rangga menurut, Rangga hanya diam di tempat ia berdiri. Rangga sangat takut melihat
Reynard membuka matanya terlebih dahulu. Hal pertama yang ia lihat adalah Sofia yang sudah menjadi istrinya itu tengah tertidur pulas dengan selimut yang membungkus tubuh polosnya. Reynard tersenyum mengingat malam yang telah ia lalui bersama Sofia. Ia telah memiliki Sofia seutuhnya. Diusapnya pipi merona sang istri dengan ibu jarinya, ia tersenyum. Merasa sangat bahagia karena Sofia telah menjadi istrinya secara sah. Sentuhan lembut Reynard membangunkan Sofia. Wanita itu menggeliat pelan, ia mengerjapkan matanya khas seseorang yang baru bangun tidur. "Sayang, bangun. Ayo kita mandi!Kita belum shalat shubuh," ucap Reynard dengan lembut. Ia merapikan anak rambut Sofia yang menyentuh dahinya. "Hm, kita masih di hotel?" Sofia membuka matanya dengan sempurna. Ia melihat keadaan sekitar yang tampak asing. "Iya, kita masih di hotel. Bangunlah! Atau perlu aku gendong dan aku mandikan?" Reynard mengedipkan matanya dengan nakal membuat Sofia merinding. "Eh?" Sofia menggaruk puncak ra