Share

Bab 104

"Maaf Pak. Apa ada kartu yang lain? Saldo di kartu ini hanya lima puluh ribu rupiah." tanya kasir di dealer mobil, dengan sopan.

Hari itu, adalah hari jatuh tempo pembayaran alphard putih milik Wawan.

Pria itu mengeryitkan dahi. Tidak ada saldo? Ah. Tidak mungkin. Itu kartu no limit. Saldonya tidak akan habis walaupun dipakai, sampai tujuh turunan sekalipun.

Keuntungan perusahaan tambang batu bara milik orang tua Anita, semuanya masuk ke situ. Bagaimana bisa tidak ada saldo lagi?

"Coba dicek yang bener, Mbak. Masa saldo milyaran bisa jadi lima puluh ribu dalam hitungan jam?"

Kasir di dealer itu menatap malas pada Wawan. Sambil menghembuskan nafas kesal, dia mencobanya lagi.

Wawan mengetikkan pin pada mesin EDC, yang disodorkan oleh petugas dealer itu. Lalu, muncul saldo lima puluh ribu di layar kecil mesin itu.

Dengan segera, dia membuka tas sampingnya, lalu mengeluarkan beberapa kartu, meletakan di atas meja, dan meminta petugas itu, menggesek kartunya.

Keringat sebesar biji
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
helendeil
Beneran kesel lho saya Kak. ...
goodnovel comment avatar
helendeil
Dasar Wawan balagu. ...
goodnovel comment avatar
helendeil
Di temoat saya, malah ada bidan gantung diri gegara cinta. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status