Share

Part 39

Part 39

Iyan memilih meninggalkan dua orang yang sedang asyik berkutat dengan makanan yang dikirim Maharani. Sibuk menghitung berapa tetangga dan saudara yang akan diberi.

"Jangan dikasih semua, Bu, Pak. Itu bahan makanan kering bisa buat bekal sehari-hari Ibu dan Bapak. Biar tidak keluar biaya," kata Iyan sebelum pergi ke kuburan. Ia sudah memakai sarung, baju koko dan peci yang lengkap.

"Lhah berbagi itu harus, Iyan. Banyak sedekah biar hidup berkah," sahut Hanif.

"Tapi Bapak dan Ibu berbaginya mau pamer saja. Bukan karena mau sedekah."

"Kata siapa? Kami gak pamer kok. Hanya ingin mereka tahu kalau hidup kamu di sana sudah sukses," ujar Nusri.

"Makanya, nemu wanita seperti itu jangan disia-siakan, Iyan! Langsung saja dihalalin. Daripada yang kemarin itu. Pedagang es di depan rumah saja sombongnya minta ampun disukai kamu tidak mau. Milihnya malah sama penjual es keliling. Kalau kamu nikah sama Maharani, nanti keluarganya malu. Lihat saja!" tambah Hanif.

"Maya sudah menikah?" ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Murni Aty
anak udah mau lurus.. eehh biangnya masih terus nyasar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status