Part 47Cika memeluk tas ranselnya. Hawa dingin karena Ac, juga hati yang mendadak sunyi, ditambah pula sikap dingin Han membuatnya menggigil. Cika mengangkat kaki ke atas jok mobil, lalu menarik sarungnya untuk menutupi kaki dan dia gunakan tas yang satunya untuk bantal.Cika yang lelah mulai terlelap. Bangun saat mendengar suara berisik. Membuka mata dan mendudukkan tubuh lalu terpana melihat pemandangan di hadapan. Han tengah melumat bibir seorang wanita yang tidak ia kenal sama sekali.Tanpa Cika tahu karena terlelap, Han menghampiri Sely yang sedang fitnes di sebuah tempat kebugaran tubuh. Dan Han sengaja menghampirinya karena jika setelah bertemu Aira, ia akan mengalami hasrat yang naik drastis. Sely selalu menjadi tujuan untuk itu.Ia berhenti di area parkir yang ada di depan tempat fitnes dan melihat Sely berjalan mendekat. Gadis yang sudah tidak gadis itu hanya memakai miniset ketat dipadukan dengan celana panjang yang tidak kalah ketatnya. Lehernya yang panjang dengan rambut
Part 48 Sely seperti kesetanan. Ia lupa pada Cika yang ada di luar. Begitu masuk rumah, gadis itu segera membuka celana yang dipakainya. “Kamu fitnes gak pakai celana?” tanya Han. “Iya. Aku selalu berjaga jika Om datang. Apalagi Om sudah bilang mau jemput aku, jadi aku sudah siap-siap. Om kenapa? Gak suka?” tanya Sely sambil berlenggok. “Tapi kelihatan kalau kamu gak pakai itu,” kata Han. “Biarin.” Sely langsung duduk di atas Han. Dan jika sudah seperti itu, maka Sely tidak malu untuk berteriak. Han berharap, kelak Aira bisa memanjakannya seperti sely. Cika merasa bosan. Bila menunggu selama dua jam, ia akan bosan. Tiba-tiba Cika melihat ponsel Han ketinggalan. Seperempat jam baru berlalu. Cika pikir bisa memeriksa ponsel tanpa ketahuan. Ia memanfaatkan momen itu dengan baik. Bernapas lega saat ponsel itu tidak terkunci. Ia bingung, apakah masa lalunya bisa diketahui hanya dari sebuah hp saja? Namun, Cika tidak putus asa. Chat pertama yang dibuka adalah milik Ines. Beberapa
Part 49Meski dibayangi oleh ketakutan, tetapi Cika merasa ingin tahu apa isi dari buku diary itu selanjutnya. Dengan tangan yang masih bergetar, ia kembali membuka lembar berikutnya.Aku biarkan kamu hidup, tetapi tidak untuk bahagia. Aku akan membuat kamu menyesal ada di dunia ini.Kali ini Cika yakin bahwa kalimat itu ditujukan padanya.“Ada sesuatu dengan masa laluku. Kemungkinannya ada dua. Aku adalah korban pemerkosaan dan mama membunuh ayahku. Ataukah ibuku yang dia bunuh. Ataukah ada rahasia lain?” katanya seorang diri. ia lalu menangis menelungkupkan wajah di atas lutut. Rumah sebesar itu akan ia tempati seorang diri sampai malam. Dulu sering seperti ini, tetapi kenapa sekarang Cika takut berada di rumah itu sendirian?Hendak menghubungi teman lamanya, Cika tidak mau terjerumus pada dunia yang menyesatkan seperti dulu kala. Melihat Sely yang menjijikan, mendadak Cika sadar harus membentengi diri agar tidak jatuh pada lembah dosa seperti wanita itu. terkadang, sebuah contoh per
Part 50 Han berhenti di depan rumah kos Dania. Ia memberikan fasilitas yang sama diantara Dania dan Sely, bedanya adalah, Dania sulit ditemui Han dan selalu mengatakan kalau ia sedang sibuk, sementara Sely seperti memiliki waktu penuh dua puluh empat jam untuk melayani Han. Sely juga anak yang sangat manja, sementara Dania, ia sangat cuek. Namun, Dania selalu membantunya berpikir masalah bisnis. Awal mula kedekatan Han dengan Dania, waktu itu ia menghadiri pameran sebuah produk dengan dania menjadi salesnya. Dania jugalah yang mengundangnya datang kesitu. Ia datang ke kantor Han untuk memberikan brosur launching produk furniture terbaru. Perempuan itu seperti memiliki magnet saat berbicara sehingga orang yang diajak bicara seperti tertarik untuk tetap berdiskusi dengannya. Han memiliki bisnis membuat perumahan. Ia membeli lahan kosong lalu memetak lahan tersebut untuk dibuat perumahan. Ia juga sendiri yang menangani pembuatan rumah-rumah yang berdiri di lahannya. Sempat kuliah arsit
Part 51“Anda orang baru buat saya, Pak, tidak pantas buat aku menceritakan rahasia sama Anda.”Han tertawa lagi. Dania selalu bisa menjawab apa yang dikatakannya.“Iya, iya, kamu benar. Jangan sembarangan menceritakan rahasia yang kita miliki pada orang lain. Karena orang itu belum tentu baik dan bisa menjaganya.”“Kita memang harus banyak hati-hati sama orang, Pak. Kita harus melindungi diri dari orang jahat.”“Apa maksud kamu? Apa kamu kira aku jahat?” tanya Han dengan mimik wajah yang sudah berbeda.“Ah, bukan Anda yang aku maksud, Pak, tapi semua orang. Kita akan mengenal banyak orang baru di dunia ini dan kita harus hati-hati,” kata Dania.“Kamu tidak pernah menghubungi kamu sama sekali?”“Jangan bahas apapun tentang masa laluku. Aku sudah menguburnya dalam-dalam.”“Apa ada luka yang kamu sembunyikan?”“Anda sedang menginterogasi saya?” tanya Dania sambil tertawa. “Maaf, Pak, aku tidak akan terpancing. Masa laluku adalah privasiku. Aku tidak akan menceritakan sama siapapun. Pun
Part 52Saat bahagianya, ia akan ke rumah Sely. Melampiaskan dengan bercinta selama berjam-jam karena gadis itu siap melayani kapanpun Han mau. Sely yang bodoh yang hanya dimanfaatkan tubuhnya saat Han butuh. Uang banyak yang diberikan, tidak sebanding dengan masa depan yang terancam hancur.“Om kelihatan bahagia sekali ya?” tanya sely sambil mengelus dada han.“Iya, aku sangat merindukan kamu dan saat bertemu kamu, hati Om merasa sangat bahagia,” kata Han. Padahal, bahagianya adalah karena sebentar lagi Dania akan kalah.“Om, aku ingin liburan kemana kek. Ke luar negeri gitu, masa di rumah terus, kan suntuk,” kata Sely manja.“Baik. Mau kemana?” tanya Han.“Aku mau ke negara yang di pantai itu, orang bebas pakai bikini,” kata Sely.“Aku suka kalau begitu. Aku malah berfantasi ingin melihat kamu pakai bikini di tempat umum. Dan ternyata kamu punya keinginan itu. kamu memang paling bisa memanjakan mataku, Sayang,” kata Han mencium gemas Sely.“Iya, tapi kalau di sini mana berani aku, O
Part 53Dania duduk terpekur di balkon hotel, memandang kelap-kelip lampu yang ada di bawah sana. Piirannya mengembara jauh pada keluarga dan sosok orang tua yang sangat membencinya hingga saat ini.Sesuai kesepakatan dengan Han, setelah rumah dan mobil dibeli dengan atas namanya, maka pernikahan itu digelar tiga hari kemudian.Takut, cemas dan marah bercampur menjadi satu. Namun, hatinya selalu menguatkan kalau jalan yang sudah dilalui sudah sangat jauh dan pantang baginya untuk mundur. Ia telah mengubah segala jati diri dan berada di posisi seperti sekarang, maka apa yang pernah terjadi dan belum tuntas, harus dituntaskannya meski rasa traumaitu hadir setiap waktu.“Aku sudah berjuang untuk bangkit hingga sejauh ini, maka, aku tidak boleh mundur. Hidupku sudah sangat hancur. Aku bagaikan sampah yang tidak punya nilai dan harganya sama sekali. Terbuang dan tersisih, memeluk laraku seorang diri tanpa ada satupun yang peduli dan mau mendengarkan penjelasan dariku. Maka, tidak ada guna
Part 54“Tidurlah! Kamu pasti lelah,” kata Han.“Tidak apa-apa, Pak, aku akan menyediakan handuk dan air hangat, lalu Pak Han mandi dan aku akan keluar mencari makan,” kata Dania.“Jangan! Aku mandi, kamu mandi dan kita akan keluar bersama,” ucap Han sambil bangkit.Ia langsung ke kamar mandi. Dania menelan kekecewaan karena sebenarnya, keinginannya untuk keluar adalah karena ingin menghindari Han. Ia tidak bisa lama-lama dengan lelaki itu.Sepasang pengantin baru itu duduk saling berhadapan dengan menghadap beberapa makanan yang terlihat lezat di atas meja.Han memandang Dania yang menunduk dan memainkan ponselnya. Ia merasa pernah melihat gadis itu, ia merasa begitu dekat dengan Dania, tapi ia tidak tahu pernah bertemu dimana dengannya. “Dania, apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Han.Dania mendongak. “Tidaklah, Pak, memangnya kita bertemu dimana? Aku mengenal Pak Han saja karena atasanku yang meminta padaku untuk menawarkan produk ke kantor Pak Han waktu itu,” jawabnya samb