Share

Bagian 62

“Pamit ya, Mbak?” ucap Anti saat menjemput putri tirinya.

“Hati-hati, Rin!” pesan Anti. Meskipun dalam hati penasaran, wanita itu memilih untuk tidak mendesak Erina agar jujur. Berpikir kalau Nadia pasti punya sebuah alasan, meskipun hatinya penuh rasa cemas.

Wanita itu bergegas masuk, bersiap-siap menghadiri kajian rutin yang selalu ia ikuti setiap akhir pekan.

“Jalannya gak sulit ‘kan, Mah?” Nadia bertanya saat mereka mulai memasuki hutan perbatasan. Hawa dingin mulai terasa, untung jaket tebal sudah ia kenakan.

“Kata temenku gak ada yang sulit, hanya saja banyak tanjakan. Kita santai saja jalannya. Yang penting sampai,” jawab Erina masih dengan fokus menyetir. Terkadang dirinya masih canggung bila harus menyebutkan diri dengan sebutan mama di hadapan Nadia.

Berkali-kali, Erina terpaksa menepikan kendaraan karena Nadia meminta untuk berfoto di air terjun yang mengalir di tebing pinggir jalan.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Wagirin
Banyak anak yg kadang Satu Ayah, tp mereka tdk tau, ada yg satu ibu lain Ayah mereka tdk tau..karena ortunya tdk memberi tahu, karena kebencian dlm hati.. ini sangat berbahaya..jika sampai mereka bertemu dewasa dan menjalin Asmara..
goodnovel comment avatar
ardy75
bgmn nasib aira..?? ank yg jg jd korban kePICIKan iyan,sdh miskin g mau taubat malah menyalahkan keadaan,bgmn mgkin istri nya bs sembuh dr gangguan gaib klo iyan murtad. selalu bergantung pd org lain & g bs menyadari kesalahan nya..semoga aira baik" saja.
goodnovel comment avatar
ardy75
sekali lagi ALLAH menunjukan kebeaaran NYA,mampu mebolak-balikkan hati umat NYA. krn kePICIKan & keEGOISan kedua ORTU nya,buah hati jd korban keEGOan masing".tp ALLAH MAHA KASIH apa yg terjadi adlh alur takdir yg hrs di jlni manusia,semoga impian anti terwujud
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status