Share

Bagian 232

POV Agam

Mobil Tohir sudah berlalu pergi. Aku tahu karena, bagian kaca mobilnya terbuka. Adakah yang lebih menyakitkan dari ini? Menggendong bayi merah yang ditinggal pergi ibu dan kakek neneknya tanpa belas kasihan? Dibuang begitu saja seolah dia adalah barang yang harus disingkirkan.

Kupandangi Bilal yang masih menangis. Segera, tangan ini merogoh kantong celana dan mengambil botol susu yang masih ada isinya serta memasukkan ke dalam mulut mungilnya.

"Mas, itu kenapa bayinya digendong tanpa selendang? Pamali lho, Mas! Kena sawan nanti." seorang ibu paruh baya yang lewat menegur.

"Saya tidak punya selendang, Bu ..." jawab aku jujur. Kristal bening yang sejak tadi aku tahan, jatuh satu per satu menetes di pipi.

"Istrinya ke mana, Mas?"

"Sudah pergi,"

"Maksudnya?" aku diam tidak menjawab. Memilih menenangkan anak dalam gendongan. "Aku ada selendang itu, Mas! Tadi buat gendong cucu tapi, biarlah. Sebentar, ya, aku ambil dulu?" tanpa men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Anna Ciuning
makin kesini makin seru..
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Nia korban Agam.. Agam korban dari keluarganya
goodnovel comment avatar
Erwin Suko Wati
lengkap...seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status