Share

Bagian 238

Beberapa hari berlalu, Agam mulai menyesuaikan diri dengan keadaan yang sekarang. Malam ia lewati sendiri, belajar semua hal dari awal. Mengganti popok, memberi susu, menidurkan saat menangis. Hanya memandikan saja yang tidak ia lakukan. Memilih meminta bantuan pada Tuti sekaligus menjaga saat dirinya harus mengantor.

Siang itu, bapak dan ibu Agam datang menjenguk dengan niat melihat cucu mereka yang baru lahir.

Tidak ada rasa bahagia mendapat kunjungan dari orang tuanya karena hatinya telah mati dengan sikap tak peduli yang selalu ia dapat.

Agam yang saat itu sedang melipat pakaian dengan Bilal tidur lelap di atas ayunan yang berbentuk keranjang, hanya melirik seklias tanpa menyapa.

"Salim ayo, sama Pakde!" bukannya menanyakan kabar, pertama kali yang ibunya tunjukkan malah cucu kesayangan dan kebanggaannya.

"Pakde ..." Aira memanggil manja namun, tidak dihiraukan oleh Agam. Hatinya sudah beku bahkan terhadap anak yang dulu sangat ia sanjung itu.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Marice Samay
lànjutkan ceritanya
goodnovel comment avatar
Umi Pipit
trimakasih.uupnya..semog selalu sukses selalu
goodnovel comment avatar
Salmah Jaafar
Ramadhani ngambek ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status