Share

Bagian 245

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2022-02-09 11:04:51

Agam merasa kebingungan karena, Tuti tidak bisa menjaga Bilal dikarenakan anak bungsunya jatuh dari motor dan harus dirawat di Puskesmas rawat inap.

"Maaf ya, Mas? Aku sedih ninggalin Bilal tapi, gimana lagi, Dwi gak ada yang jagain." Begitu kata Tuti dalam sambungan teleponnya.

"Mbak Tuti ada saran siapa gitu yang bisa aku mintai bantuan?" Agam bertanya penuh harap. Tuti diam tidak menjawab, berpikir siapa yang kira-kira bisa ia minta bantuan menjaga anak Agam.

"Palingan Laila, Mas. Kalau dia bagaimana? Mas Agam setuju-kah?" Mendengar satu nama disebut, Agam jadi bimbang. Sejujurnya, dirinya ingin menghindar dari janda tanpa anak itu. Hatinya sedang ingin menikmati semua sendiri.

"Kalau orang lain, ada gak Mbak?" Hati Agam begitu cemas. Saat ini, sudah tidak tinggal di kantor jadi, tidak bisa mengajak Bilal ke ruang kerja.

"Emang kenapa, Mas?" tanya Tuti penuh selidik.

"Mbak, aku kan pria sendiri. Laila juga janda. Aku tidak mau ada g

Nay Azzikra

Assalamualaikum, dear Pembaca. Terima kasih untuk segala dukungannya pada cerita ini. Jangan pernah khawatir cerita ini tidak tamat. Cerita ini sudah tamat di laptop saya. Hanya saja, memang saya uploud beberapa bab saja per harinya. Termasuk cerita Balada Cinta Fani, itu juga cerita sudah tamat di laptop. jadi, jangan takut digantung ya .... Saya sangat berterima kasih atas apresiasi yang sangat besar dari para pembaca semuanya, sehingga cerita ini berada di urutan pertama peringkat pustaka dan gem bulanan. Tanpa Anda semuanya, saya bukan apa-apa. Saya selalu berdoa, semoga pembaca semua mendapatkan limpahan rezeki dan kebahagiaan.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Yani Sarumaha
bacaan ini sangat menyenangkan.ini bisa dibuat jadi sinetron
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
wah kali ini Agam bisa lebih tahan soal wanita... karna ada Bilal fokusnya skrng
goodnovel comment avatar
Yuli Handayani
inspirasi buat kehidupan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 246

    Agam mencoba melupakan kekecewaan yang ditunjukkan Laila. Sebisa mungkin, ingin agar semua berjalan baik-baik saja. Tapi tidak dengan Tuti. Sepulangnya dari puskesmas, istri Yanto itu menemui Agam dan menanyakan tentang apa yang dialami Laila."Mbak Tuti, aku pernah terlibat kasus yang benar-benar mencoreng nama baikku. Juga membuatku harus dipindah tugaskan. Aku orang perantauan di sini, Mbak. Tidak ingin mendapatkan masalah. Aku benar-benar menghindari hal itu." Agam menjelaskan semua keluh kesah dalam hati secara jujur. Tuti terlihat mulai memahami hal itu."Maaf, Mas Agam, soalnya Laila tersinggung. Aku pikir, Mas Agam benci dia," ujar Tuti penuh sesal."Tidak ada alasan untuk aku membenci Laila. Aku sangat berterimakasih dengan apa yang ia lakukan. Hanya saja, aku memang menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah. Karena kemarin, Laila hanya bersama Bilal saja di rumah ini. Dan saat aku pulang, kami berdua sebagai manusia dewasa dalam satu rumah. Aku

    Last Updated : 2022-02-10
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 247

    "Begini, Pak! Langsung saja, kedatangan aku kemari bukan untuk meminta makan, apalagi belas kasihan. Aku hanya mau bilang, tanah yang aku beli dengan Nia mau aku jual. Jadi, Bapak boleh ambil apapun yang Bapak tanam di sana yang sekiranya sudah bisa diambil. Hanis ini, aku mau ke Kang Juri yang biasa jadi makelar tanah." Agam menjelaskan tanpa meminta persetujuan."Ya tidak bisa seperti itu, Gam. Jangan seenaknya saja kamu. Kamu harus meminta persetujuan dari kami. Gak bisa kamu seperti itu. Itu namanya kamu semena-mena!" Pak Hanif terlihat tidak terima dengan apa yang ia dengar."Semena-mena dari mananya, Pak? Itu milik aku sendiri. Bukan menjual tanah warisan," celetuk Agam kesal."Jangan harap kamu bisa jual tanah itu. Tanah yang sudah dikelola Bapak selama bertahun-tahun. Sebagai sumber penghasilan dan buat beli rokok juga!" Iyan tiba-tiba muncul dan ikut menyambung. Bak ada kabel yang menghubungkan."Kata siapa aku tidak bisa menjual? Itu sertifikat

    Last Updated : 2022-02-10
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 248

    "Kamu sengsara dibuat sendiri. Kamu ini perempuan yang tidak pernah bersyukur dengan pasangan yang kamu dapatkan. Selalu mencari kekurangan dari suami kamu. Lalu membuangnya bagai sampah, dan mencari tempat labuhan baru, begitu? Mau sampai kapan? Seandainya kamu menerima takdir yang telah menimpamu, membina rumah tangga dengan Agam, kamu tidak akan seperti ini. Lagipula, bukankah, dia pria yang sangat kamu inginkan?" Tohir terus berbicara sambil menyetir. "Aku menyesal Mas, sudah menikah dengan Mas Agam." Anti membela diri. "Kamu boleh membenci Agam, tapi tidak dengan bayi yang tidak berdosa itu. Kamu ini perempuan paling buruk yang kukenal dalam hidupku. Aku menyesal telah menikah denganmu dulu." Berbagai macam kata menyakitkan diucapkan Tohir demi menempatkan Anti menjadi wanita paling rendah. Sementara yang dimaki diam tidak menjawab. "Mas, nanti temui Bapak, ya?" pinta Anti lembut setelah beberapa saat saling diam. Tohir hanya melirik sekilas tanpa menjaw

    Last Updated : 2022-02-10
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 249

    'Wanita seperti Anti harus dikasih pelajaran. Bukan, bukan aku yang jahat. Akan tetapi, dia dan keluarganya yang terlalu memaksa orang lain untuk berbuat seperti yang mereka inginkan. Aku tidak akan melakukan ini bila, hidupku bebas dari gangguan,' gumam Tohir dalam hati.Hubungan Nadia dengan Erina sudah semakin erat. Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk saling akrab. Beberapa kali, Erina datang berkunjung. Bukan untuk menemui caoln suaminya. Melainkan, menghabiskan waktunya dengan banyak hal bersama Nadia. Sesuatu yang Tohir suka dari gadis pilihannya itu adalah, sikap keibuan. Seringkali dirinya mendengar percakapan mereka. Erina banyak memberikan nasehat-nasehat pada Nadia yang mulai puber. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan."Jangan dulu dekat dengan cowok ya, Nad? Jangan sampai kamu terjerumus cinta monyet yang akan menghancurkan nama baik kamu. Perempuan itu harus pandai menjaga kehormatan. Ibarat bunga mawar, lindungilah dirimu dengan duri-duri yang

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 250

    "Lhoh, An, katanya tadi kamu bilang mau diantar Tohir pakai mobil?" sebuah suara mengagetkan wanita yang hari ini berdandan ala sosialita itu saat sampai di parkiran rumah sakit. Teman arisannya berdiri tidak jauh dari dirinya."Eh, iya. Mas Tohir mobilnya bannya pecah. Dia kirim ojek agar aku tidak terlambat," jawab Anti sambil membetulkan hijab yang agak berantakan. Harga dirinya seketika hancur. Terlihat naik ojek dan kepergok kawan sosialitanya itu."Oooh ... aku duluan, ya?""Iya. Sial. Gara-gara kamu ini. Aku jadi turun level." Anti melampiaskan kemarahan pada tukang ojek. Kemudian berlalu masuk ke dalam poliklinik dengan labgkah tertatih.'Aku harus mendapatkan Mas Tohir lagi Kalau tidak, bisa hancur reputasiku," tekadnya dalam hati. Dirinya nemang sudah terlanjur mengatakan akan balik menikah dengan Tohir di hadapan teman-temannya. Tak disangka, di depan poli kandungan, Anti bertemu lagi dengan temannya tadi."Kamu mau apa Fir?

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 251

    Sepanjang jalan akhirnya Anti memilih diam. Saat sampai di halaman rumahnya, barulah ibu dari Nadia itu bernapas lega. Segera turun dari motor dan berjalan pelan tanpa mengucapkan terimakasih pada sosok yang telah mengantarnya pulang. Di dalam kamar, Anti melihat-lihat story dari kontak yang ia simpan. “Setiap orang akan kemakan omongan dan perbuatannya sendiri. Tinggal menunggu waktu saja, dia akan terjatuh oleh karena perbuatannya” Kata-kata yang ditulis Fira seolah menyindirnya. Untung saja, tidak ada obrolan di grup tentang dirinya yang tidak jadi diantar Tohir. Ibunya yang setelah operasi tinggal bersamanya, terlihat bingung karena mantan menantu yang ia harapkan ternyata sudah menunjukkan sinyal penolakan. "Padahal, Ibu sudah bilang sama orang-orang lho, An, kalau kamu mau balikan lagi sama Tohir. Kalau itu tidak terjadi, kita pasti malu," ucap ibu Anti memberikan tanggapan tentang yang terjadi hari ini. Mereka tengah duduk di meja makan

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 252

    Lewat empat puluh hari sudah sejak Anti melahirkan. Menurut adat Jawa maka, masa pingit pada wanita yang baru saja melahirkan, selesai sudah. Dirinya boleh pergi keluar dengan sesuka hati. Pun dengan bayinya. Namun, karena bayi Anti tidak ada maka, tidak ada acara cukur rambut layaknya orang lain.Anti sudah tidak pernah bermimpi buruk tentang bayinya lagi. Sejak dirinya dimintakan air pada ustadz setempat. Hubungan dengan orangtuanya menjadi renggang akibat sertifikat rumah yang digadaikan ke bank. Meskipun tinggal satu atap, Anti lebih sering menghindar.Kini, dirinya tinggal menyusun masa depan yang sudah terlanjur kacau."Uang yang sisa hutang bank masih berapa, Bu?" tanya Anti suatu pagi saat sedang sarapan."Tinggal sepuluh juta, An," jawab ibunya lirih."Itu artinya, hanya cukup untuk lima bulan saja?""I-iya, An ....""Terus, setelah ini, Ibu mau setor pakai apa?" Anti kembali bertanya dengan nada kesal."Ibu pasrah sam

    Last Updated : 2022-02-13
  • Istri Lima Belas Ribu   Bagian 253

    Berkali-kali dirinya menghubungi yang lain, tak satupun ada yang minat untuk bertemu. Bahkan beberapa ada yang sengaja tidak mau angkat telepon. Seolah, mereka sudah kompak untuk tidak berhubungan dengan wanita yang tega membuang bayinya itu.Dipegangnya gawai dan menimbang-nimbang untuk menghubungi Nadia. Namun, ketika hal itu dilakukan, nomer Nadia justru sudah memblokirnya."Arrrrrgh ...," teriak Anti sambil membanting alat komunikasinya di atas kursi. Dirinya terisak sendiri tanpa ada yang peduli.Sementara di tempat lain, Erina tengah menghabiskan waktu weekend bersama Tohir, juga Nadia. Mereka bertiga menyewa sebuah villa di kebun teh yang berisi dua kamar. Satu untuk Erina dan Nadia, satu lagi untuk Tohir.Wajah sumringah terpancar dari anak semata wayang Tohir. Gadis remaja itu sudah tidak canggung bermanja-manja dengan calon ibunya.Erina juga sudah mulai merubah penampilan. Dengan uang yang diberikan calon suaminya, dirinya melakukan perm

    Last Updated : 2022-02-13

Latest chapter

  • Istri Lima Belas Ribu   Ending

    Part 11 POV Dania (Ending) Lelah hati tatkala harus menghadapi banyak hal. Akhirnya aku menyerah pada keadaan. Aku tidak akan memaksakan takdir apapun sekarang. Selalu bertemu dengan orang-orang yang membuat hati ini sakit hati, membuatku semakin sadar kalau hanya keluarga Laura saja yang baik padaku. Melihat penghianatan Nindi dan juga sikap Cika yang masih dingin dan membenciku, membuat hati ini sudah memutuskan. Aku akan menghilang dari hidup orang-orang yang mengenalku. Untuk apa mempedulikan Cika yang sangat membenciku? Baginya, Ines adalah ibunya. Setelah Nindi keluar dari rumah, Laura menelpon malam-malam dan menangis. Ia mengatakan kalau pacarnya ternyata selingkuh dan dia seorang diri. Laura menanyakan perkembangan hubunganku dengan Cika, dan aku menjawab apa adanya. “Cika tidak akan pernah bisa menerimaku. Itu kenyataannya,” jawabku sudah pasrah dengan keadaan. “Dania, aku minta maaf, bisakah kamu kembali kesini? Hidup bersamaku dan aku menarik semua ucapanku kemarin,” p

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 10

    Part 10Tiga hari tinggal bersama, dia tetap masih diam. Makananku tetap disiapkan, tetapi menunggu aku keluar untuk makan sendiri. Dia sama sekali tidak seperti dulu yang memanggilku, menyiapkan baju ganti dan segala keperluanku. Akhirnya, pagi ini kuberanikan diri untuk mengajaknya berbicara.“Apa aku akan diusir seperti Nindi?” tanyaku pelan. Dia yang lagi-lagi berkutat dengan laptop--mengangkat wajah.“Pilihlah mana dari milikku yang akan kamu ambil, Cika! Sisanya, bila kamu tidak mau, maka akan kujual. Kamu bisa gunakan untuk keperluan hidupmu. Itu jika kamu mau,” jawabnya tanpa ekspresi ramah.Aku memainkan jari jemariku. Bingung hendak menjawab apa. Ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya. Aku masih berdiri mendengarkan dia berbicara dengan orang yang kukira ada di luar negeri.Meski sudah lama tidak pernah belajar bahasa asing lagi, tetapi aku tahu apa arti dari ucapan yang disampaikan seseorang dari seberang telepon sana. Speaker ponsel yang dihidupkan membuatku bi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 9

    Part 9“Mbak Dania, aku minta maaf, Mbak, aku akui memang salah dan aku akan meminta dia untuk keluar dari rumah Mbak Dania asalkan Mbak Dania masih mengizinkan aku untuk tetap di sini. Aku akan menjaga Cika, Mbak, aku janji,” kata Nindi sambil bersimpuh dan memegang kaki dia.“Aku sudah tidak butuh siapapun lagi, Nindi. Aku akan membiarkan orang-orang yang hanya memanfaatkanku dan juga orang-orang yang tidak menyukaiku untuk pergi dari hidupku. Aku tidak akan memaksakan takdir bahagia bersamaku, jadi, kamu tidak perlu bersimpuh meminta, karena aku sudah akan menghapusmu dari daftar orang-orang yang kukenal,” jawab dia santai.Seketika aku memandang wajah cantik itu. Ada sebuah perasaan terluka di sana. Jika dia benar-benar tidak mau lagi mengurusku, maka, siapa yang akan mengurusku lagi? Tiba-tiba saja ketakutan besar menguasai hati.Wajah itu, dia tidak mau melihat padaku. Padahal, aku berharap itu.Nindi masih bersimpuh sambil menangis.“Dimana mobilku, Nindi?” tanya dia datar.“Ee

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 8

    Part 8POV CikaAku memilih masuk dan duduk di atas hamparan pasir meski terik matahari terasa sangat menyengat di kulit. Benar-benar bingung hendak minta tolong dan mengadu pada siapa, maka kuputuskan untuk menangis seorang diri.“Ya Allah, kirimkan bantuan untukku. Ya Allah, ampuni aku jika aku selama ini nakal dan banyak dosa. Ya Allah, aku janji, jika aku mendapatkan pertolongan untuk masalahku ini, aku akan kembali sholat seperti saat di pondok dulu. Jika ada orang yang menolongku, maka aku akan menjadikannya sahabat,” ucapku sambil menangis.Lama aku berada dalam posisi ini, hingga leher terasa pegal, lalu aku mengangkat kepala. Saat menoleh, ternyata ada seseorang yang duduk di sebelahku dan dia melakukan hal yang sama.Menatapku.Deg.Jantungku berpacu lebih cepat tatkala mendengar orang itu memanggil namaku. Dia sosok yang kurindu, tetapi juga kubenci.“Kenapa kamu berpanas-panasan sendirian di sini?” ucapnya sambil berteriak.Aku diam, enggan menjawab. Teringat olehku Nindi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 7

    Part 7POV DaniaAku menatap tubuh Nyonya dan Tuan yang terbujur kaku di rumah sakit dengan darah bersimbah di sekujur tubuh mereka–dengan hati yang sangat hancur.Baru sebentar kembali bekerja bersama mereka yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri, tetapi harus merasakan sakitnya kehilangan. Nyonya dan Tuan tewas dalam kecelakaan tunggal. Mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pohon dan nyawa mereka langsung hilang di tempat itu juga.Tak tahu lagi harus berusaha tegar seperti apa. Karena mereka berdua adalah keluarga yang kumiliki saat ini dan kenapa takdir selalu tidak berpihak padaku?Mayat Nyonya dan Tuan dimakamkan dua hari kemudian setelah berbagai prosesi keagamaan mereka berdua berlangsung. Kini, saat semua pelayat pergi, aku hanya berdua saja dengan anak semata wayang Nyonya yang berusia dua puluh tahun.“Aku akan melanjutkan kuliah di negara sebelah. Kamu jika masih mau di sini, maka harus mencari pekerjaan lain. Karena aku sudah tidak bisa membayarmu. Rumahku aka

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 6

    Part 6POV CIKAAku menatap rumah besar itu, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Meski keberadaanku tidak diakui di sini, tetapi nyatanya, belasan tahun diriku hidup di sana.Walaupun tanpa kenangan indah, tetapi aku bisa melakukan apapun di rumah itu. Kini, aku harus melangkah pergi untuk yang terakhir kalinya. Hati benar-benar sadar, jika memang diri ini tiada lagi diharapkan oleh mereka. Kehadiranku di rumah itu hanya untuk mengukir kisah sedih.Hari ini aku pergi dengan naik taksi. Pulangnya, memilih berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan elit yang semuanya memiliki pagar yang tinggi. Sengaja memilih berjalan kaki, hanya sekadar ingin menikmati rasa yang sangat menyesakkan dalam dada ini. Rencananya, nanti akan pulang dengan naik bus. Di dekat gerbang perumahan ini ada sebuah halte.Langkah kaki ini berjalan lambat. Aku sadar kini aku sudah benar-benar sendiri, dan sebentar lagi, bisa saja harus tiba-tiba hidup dengan sosok yangtidak kukenal sama sekali. Aku Cika, harus ber

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 5

    Part 5Sebuah ketukan di luar pintu kamar membuat Cika beranjak dari tempat tidurnya. Ia yang sudah setengah mengantuk terpaksa bangun untuk menemui orang yang sudah pasti itu Nindi. Dengan memicingkan mata, Cika menatap perempuan yang masih lajang itu yang sudah siap dengan koper besar.“Mbak Nindi mau pergi?” Seketika mata Cika yang semula setengah mengantuk terbuka sempurna.“Iya,” jawab Nindi singkat dan ragu.Napas Cika mulai narik turun. Antara takut dan kaget.“Mbak Nindi, aku sama siapa di sini?” tanya Cika mulai menampakkan ketakutannya.“Sudah saatnya kamu belajar hidup mandiri , Cika. Tidak mungkin aku akan terus bersama dengan kamu. Ibu kamu saja sudah pergi. Dan keluarga kamu saja sudah tidak memperdulikan keberadaanmu lagi. Masa aku yang bukan siapa-siapa kamu harus bertahan di sini? Aku punya impian untuk menikah, aku punya keluarga yang harus aku rawat. Jadi, aku akan pergi sekarang dan mulai saat ini, kamu hidup di sini sendiri,” jelas Cika.“Mbak Nindi, tidak bisakah

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 4

    Part 4 Cika merasa sangat kesepian dengan hidup yang dijalani saat ini. Bingung karena setiap hari yang dilakukan hanyalah makan dan tidur saja. Hendak keluar untuk sekadar mencari kesenangan bersama teman-temannya pun susah dilakukan karena rumah yang ditempatinya saat ini cukup jauh dengan rumah kawan semasa ia sekolah. Bermain ponsel juga membuat kepalanya pusing. Nindi juga lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Jika malam minggu tiba, gadis yang sudah dewasa itu akan keluar bersama dengan sang kekasih dan pulang jika sudah dini hari saat Cika sudah terlelap dalam mimpi. Dua bulan sudah dilalui Cika hidup seorang diri di rumah besar peninggalan Dania. Di suatu pagi, Cika yang baru saja bangun menemui Nindi yang tengah sarapan pagi. Dengan langkah berat dan kepala tertunduk berjalan pelan menghampiri Nindi yang sedang sarapan. “Kenapa?” tanya Nindi saat Cika sudah sampai di hadapannya. “Pembantu yang katanya mau datang itu, apa tidak ada kabarnya?” tanya Cika ragu. Sikap ke

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 3

    Part 3Langit mulai gelap. Tidak ada bintang satupun di sana. Aku mulai menoleh ke kanan dan kiri mencari sebuah tumpangan yang bisa membawaku pulang. Entah pulang kemana. Dalam keadaan bimbang, aku membuka ponsel. Ternyata Rindi menelpon banyak ke nomorku. Ia juga berkirim pesan. Aku membukanya, tetapi hanya di bagian akhir yang kubaca.[Kamu kemana saja?][Kenapa belum pulang?][Cika, balas pesanku!][Cika, kamu kemana? Cepat pulang]Aku takut, tetapi tidak mungkin aku mengatakan kalau saat ini sedang di bandara. Akhirnya, aku memilih mencari taksi dengan berjalan keluar bandara. Tidak ada tempat lagi untuk pulang selain rumah Dania dan aku berharap Rindi sedang menungguku di sana. Aku sangat takut.Seketika bernapas lega saat kulihat Rindi tengah menungguku dengan cemas. “Dari mana saja kamu?” tanyanya cemas dengan wajah marah.Kali ini aku tidak akan melawannya. Dia satu-satunya orang yang masih peduli berada di sisiku. Aku diam sambil memainkan ujung kuku.“Cika, kamu dari mana?”

DMCA.com Protection Status