Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
"Pokoknya, kamu harus menikah sore ini juga dengan anak sahabat papa," jelas Daniel. Sepulang dari rumah sakit, Daniel berbicara dengan anaknya, kalau sore ini juga akan menikahkan sang anak dengan anak sahabat baiknya yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya. "Nggak bisa gitu dong, Pah," protes anaknya. "Aku gak cinta dan gak kenal dengan perempuan itu. Lagi pula, aku itu cintanya sama Sisilia," sambung anaknya lagi. "Sisilia itu bukan perempuan baik-baik." "Lalu, menurut papa, perempuan itu baik untukku? Aku rasa papa hanya belum mengenal Sisilia aja." "Diam!" titah Daniel tidak mau mendengarkan alasan sang anak. "Sudah papa putuskan, kamu menikah sore ini juga. Tidak ada penolakan dan kalau kamu gak setuju, tinggalkan rumah ini!" "Ma?" Richard, anak laki-laki Daniel tersebut memanggil mamanya. "Arghhhh, brengsek!!" Richard mengumpat kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Kemudian dia duduk menekuk kepalanya dengan kedua tangannya, memijit pelipisnya merasa frustasi sendiri.
"Apa kamu bilang tadi? aku berengsek?!" Richard balik menatap Resti dengan mata yang menyalang tajam. Laki-laki itu menghampiri Resti dengan napas yang memburu, kemudian dia menarik pergelangan tangan perempuan itu menuju arah lantai atas di mana kamar dia berada. "Kamu mau apa, Mas?" Resti berusaha melepaskan cekalan Richard pada tangannya, namun tidak bisa karena tenaganya kalah kuat dibanding laki-laki itu. "Kamu harus tahu bagaimana laki-laki yang kamu bilang berengsek ini!" Richard masih terus menarik pergelangan tangannya. Laki-laki itu membuka pintu kamarnya dengan kasar, kemudian mendorong Resti untuk masuk ke dalamnya. Richard membuka paksa kaos yang dia kenakan, kemudian melempar kaosnya dengan asal. Matanya memancarkan kemarahan yang sudah di ubun-ubun atas umpatan istrinya. "Mas... jangan, Mas!" cicit Resti dengan nada memohon. Dia melangkah mundur dengan lelehan air mata yang terus mengalir di kedua pipinya. Selangkah demi selangkah Resti berjalan mundur, hingga t
Walaupun dia membenci suaminya, akan tetapi Resti tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri layaknya pasangan pada umumnya. Dia yang menyiapkan sarapan untuk suaminya. "Kamu jangan merasa di atas awan, yah! Hanya karena, kita bisa duduk berdampingan di meja makan layaknya suami istri. Ingat aku gak pernah cinta sama kamu, ini murni karena papa dan mama," jelas Richard.Dia berbisik di telinga Resti penuh dengan penekanan. Perempuan itu memutar kedua bola matanya dengan jengah, saat menanggapi ucapan pengakuan laki-laki itu. "Aku, enggak perduli. Mas!" jawab Resti balas berbisik di telinga laki-laki itu. Mata Richard menatap nyalang ke arah Resti, dia mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja makan. "Berani sekali dia melawanku, sampai kapanpun kamu enggak akan pernah aku lepaskan," batin Richard berkata sembari terus menatap perempuan itu. Laki-laki itu mengabaikan titah sang Papa, untuk segera berbulan madu dengan sang istri. Dia lebih mementingkan bersama dengan sa
Hari-hari terus berlalu hingga tidak ada kebencian lagi yang dirasakan oleh Resti saat ini. Dan selama hampir 4 bulan Resti terpenjara akan cintanya terhadap Richard. Di mana dia mulai merasakan yang namanya jatuh cinta dengan suaminya, akan tetapi suaminya tidak sama sekali pun mencintai dirinya. Berkali-kali lelaki itu menekankan bahwa tidak adanya cinta di dalam hatinya terhadap Resti, lalu hubungan yang dia inginkan hanya sebatas kebutuhan hasratnya saja. Sudah beberapa hari ini dia merasakan tubuhnya semakin cepat terasa lelah, belum lagi mual dan muntah di pagi hari, rasa pusingnya pun sering kali dia rasakan. "Deg!" Jantungnya berdebar-debar, saat dia mengingat jadwal menstruasinya yang dirasa bulan ini dia belum mendapatkannya. Resti bergegas berangkat ke apotik untuk membeli sesuatu sebagai alat benar dan tidaknya apa yang dia pikirkan saat ini. Setelah menggunakan alat tersebut, semua yang dia pikirkan benar. Saat ini dia sedang mengandung anak dari Richard suaminya. D
Sisilia bergegas naik ke lantai atas di mana kamar miliknya nerada, dia langsung membuka paksa pintu kamar tersebut. Kemudian perempuan itu menatap horor ke arah Richard yang saat itu tengah menekuk kepalanya seperti orang yang sedang frustasi."Yang!" Panggil Sisilia ke arah Richard "kamu habis ngapian? Kamu digoda sama perempuan sialan itu?" Cecar Sisilia dengan pertanyaan yang beruntun "jawab, yang! Kamu habis ngapain? kok, rambut kamu basah gini?" tanyanya kemudian."Hemm, aku kena cipratan air shower, saat aku mengguyur perempuan itu" Richard terpaksa berkata bohong, agar Sisilia sedikit lebih tenang. "Benar?" tanya Sisilia tak percaya, dan hanya diangguki oleh laki-laki itu.Dia menekankan kembali pada dirinya, bahwa dia masih sangat-sangat mencintai Sisilia. Entah perasaan apa yang dia rasakan untuk Resti, apakah hanya sekedar rasa iba atau sebatas rasa bersalah. Karena Dia telah memperlakukan Resti dengan tidak berperasaan."Aku sudah lapar, sebaiknya kita sarapan di luar saj
Pipi Resti terasa kebas atas tamparan yang dilayangkan oleh Elsa-Mama mertuanya, selama ini Elsa tau bahwa Richard telah menikah lagi dengan perempuan yang dicintainya. Bahkan saat ini sedang mengandung anaknya Richard.Resti merasa aneh, mendapatkan tuduhan bahwa dia yang menyebabkan Sisilia pingsan. Dia sendiri bingung apa yang sudah dilakukannya, sampai-sampai mertuanya mengancam dia. Untuk saat ini dia hanya bisa diam, biarkan waktu yang menjawabnya. Apa yang mertuanya katakan barusan? "Menantu!!! aku pun menantunya. Tapi menantu yang tidak dia harapkan, bahkan menantu yang tidak sama sekali dia anggap. Baiklah aku akan berperan sebagai menantu cadangan, yang sewaktu-waktu akan dia buang. Aku akan mengikuti semua alur yang Tuhan gariskan untukku," batinnya berkata.Dari pagi bahkan sampai menjelang sore dia hanya berada di dalam kamarnya yang sempit dan lusuh, tidak ada aktifitas apapun di rumah ini. Rumah yang luas dan semewah ini tampak tak berpenghuni, padahal di dalam kamar a
Sisilia menghampiri Resti, kemudian menamparnya "Sudah ku bilang, manjauh dari kehidupan kami," hardiknya kemudian.Elsa membuka tutup botol kemudian mengambil 1 obat berbentuk pil untuk dimasukkan kedalam mulut Resti."Kamu minum pil ini, biar musnah kamu dan anak kamu sekalian," sungut Elsa, menatap horor ke arah Resti.perempuan paruh baya itu mendekati Resti, kemudian mencengkram dagunya. Resti terus menggelengkan kepalanya dan berkata "jangan Mah! Aku minta maaf, kasihani anakku. Aku akan pergi" pintanya lirih, air matanya sudah meleleh di kedua pipinya yang memerah bekas tamparan Sisilia "aku janji akan pergi, Mah! tolong lepasin aku" pintanya kembali"Janji, kamu akan pergi dari kehidupan kita" "Iya, Mah! Aku berjanji. Aku akan pergi dari kehidupan Mas Richard.""Sudah Mah, kita pulang saja. Yang terpenting dia sudah berjanji, awas saja sampai dia menipu kita, aku lenyapkan kamu dan anak kamu itu." tukas Sisilia panjang lebar ke arah Resti.Akhirnya mereka pergi, Resti terdudu
Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema
Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp
Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m
Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.
Dirumah sakit. Tepatnya, diruangan dokter kandungan seketika menjadi gempar, saat Arka bersorak bahagia karena kini di dalam rahim istrinya terdapat dua janin sekaligus. Pantas saja selama hampir 2 bulan ini tubuhnya terasa sedikit cepat lelah, sering juga merasakan pusing dikepalanya. Belum lagi, jika dipagi hari dia akan selalu memuntahkan segala isi dalam perutnya. Yang sudah terasa seperti diaduk-aduk.Kehamilan simpatik. Justru Arka lah yang merasakannya, sedangkan sang istrinya terlihat baik-baik saja. Bahkan perempuan itu semakin bertambah nafsu makannya, karena dia mengandung dua janin sekaligus.Arka pun tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting istrinya sehat dan baik-baik saja. "Abang, astaga" pekik Rachel menatap manik mata suaminya dengan tatapan yang tajam "Aku bukan lumpuh loh, aku masih bisa berjalan" kesal Rachel saat suaminya menggendong dirinya ala bridal style, sesaat mereka keluar dari dalam ruang pemeriksaan kandungan. Kemudian lelaki itu mendudukan tubuh is
Abang, Bunda minta maaf. Karena keinginan, Bunda. kamu jadi menikah dengan adikmu. Tapi bunda bahagia, telah memberikan harta yang paling berharga untuk diberikan kepada anak lelaki satu-satunya yang sangat bunda banggakan dan bunda sayangi" tutur Resti saat berada pada panggilan teleponnya siang ini bersama Arka"Bunda sudah lama sekali mengetahui jika anak perempuan kesayangan, Bunda. Sangat mencintai abangnya, melebihi rasa cinta terhadap kedua orang tuanya. Untuk itu bunda sangat berharap. Tolong jangan sakiti, Achel. Jika abang tidak menginginkan pernikahan itu. Maka, kembalikan anak perempuan bunda kepelukan, Bunda" Sembari menatap wajah Rachel saat terlalap dia mengingat kembali pembicaraannya terhadap sang bunda siang tadi. Untuk itu sebisa mungkin dia akan mulai merubah sikapnya. Dan dia juga telah menyadari, bahwa sesungguhnya dia juga telah mencintai adik perempuannya yang kini telah menjadi istrinya sudah sejak lama. Dan bukan lagi memandangnya sebagai adik melainkan seb
Sesak di dada yang kemudian perlahan naik. Menggerayangi setiap rongga yang teramat sangat nyeri ke ulu hati. Setiap inchi tatapan tajam yang diberikan oleh Arka rasanya seperti menghujam keseluruh tubuh. Meninggalkan luka yang kemudian menganga begitu saja dan membiarkannya tersapu bersama angin malam.Jika pasangan pengantin baru pada umumnya ingin selalu berdekatan dengan sang istri setelah melewati malam indah. Justru lain dengan pasangan ini, di mana sang suami malah membenci sang istri dan meninggalkannya sendiri di dalam kamar dengan luka sayatan di hati atas perkataan suaminya."Bodoh kamu, Arka. Kenapa bisa kebablasan" maki Arka pada dirinya sendiri.Lelaki itu mengendarai mobilnya sendiri, pagi ini dia sengaja tidak masuk ke kantor. Ingin melupakan sedikit penat, yang entah kenapa hati nya tidak bisa dibohongi. Karena pada dasarnya dia tidak bisa membenci istrinya, rasa sayang teramat sangat mendominasi pada dirinya."Aku benci dengan pernikahan ini" umpat dia lagi, sembari
Suasana di dalam diskotik yang di datangi Arka terlihat gelap, dan hanya mengandalkan lampu sorot yang berputar. Di sana juga terdapat dance flour berukurang cukup besar. Dengan beberapa wanita seksi yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya, seiring dengan alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey menggema di dalam ruangan itu.Arka juga memesan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk melepaskan penatnya. Tentu saja tidak cukup satu atau dua botol saja, bahkan Arka terlihat sudah setengah sadar. Otaknya hanya memikirkan nasib pernikahan yang diawali berdasarkan keterpaksaan saja. Lelaki itu masih ingin bebas, tanpa terikat oleh pernikahan. "Brengsek!!!"Dia melempar botol kosong yang berada di atas meja, hingga pecahan kacanya berhamburan di lantai. Terlihat beberapa pegawai diskotik datang dan langsung sigap untuk membersihkannya."Kerja yang bagus, nih. Buat lo jajan"Dia memberikan beberapa lembar uang, dalam bentuk pecahan berwarna merah."Terima kasih, Tuan" Tanpa se