Sisilia menghampiri Resti, kemudian menamparnya "Sudah ku bilang, manjauh dari kehidupan kami," hardiknya kemudian.Elsa membuka tutup botol kemudian mengambil 1 obat berbentuk pil untuk dimasukkan kedalam mulut Resti."Kamu minum pil ini, biar musnah kamu dan anak kamu sekalian," sungut Elsa, menatap horor ke arah Resti.perempuan paruh baya itu mendekati Resti, kemudian mencengkram dagunya. Resti terus menggelengkan kepalanya dan berkata "jangan Mah! Aku minta maaf, kasihani anakku. Aku akan pergi" pintanya lirih, air matanya sudah meleleh di kedua pipinya yang memerah bekas tamparan Sisilia "aku janji akan pergi, Mah! tolong lepasin aku" pintanya kembali"Janji, kamu akan pergi dari kehidupan kita" "Iya, Mah! Aku berjanji. Aku akan pergi dari kehidupan Mas Richard.""Sudah Mah, kita pulang saja. Yang terpenting dia sudah berjanji, awas saja sampai dia menipu kita, aku lenyapkan kamu dan anak kamu itu." tukas Sisilia panjang lebar ke arah Resti.Akhirnya mereka pergi, Resti terdudu
"Kamu ngapain ke sini?" "Kenapa tanya?" Richard sembari mengernyitkan dahinya ke arah Resti "aku mau ketemu sama kamu?""Tumben kamu ingat aku.""Apa kamu bilang? Tumben! memang ada larangan seorang suami bertemu dengan istrinya" "ISTRI? Sejak kapan kamu anggap aku istri?" cibir Resti menanggapi ucapan sang suami "memang tidak ada yang melarang sih, cuma agak aneh aja!" sambung perempuan itu dengan nada datarnya "Kok, kamu kayak gitu" ucap Richard menatap RestiPerempuan itu mengedikkan bahunya "terserah kamu, mau datang dan tidak datang pun. Aku biasa saja" timpal Resti, sembari tersenyum mengejek ke arah Richard."Kamu?" geram Richard, sembari menunjuk menggunakan jari telunjuknya, menatap Resti menahan amarahnya."Kenapa? mau marah? silahkan!" sembari berkata, Resti mengedikkan bahunya tanda tidak mau perduli lagi dan malas untuk bedebat.Perempuan itu terus berjalan menuju arah lift, meninggalkan Richard yang masih menahan emosinya.Laki-laki itu menghela napasnya dengan kasar,
"Aku sama sekali tidak masalah, selagi aku mampu dan bisa, pasti Akan aku bantu. Tapi maaf untuk sementara waktu, kamu aku pindahkan ke klinik sahabatku, karena kamu belum pulih betul. Aku pastikan jika kamu sudah bisa melakukan perjalanan jauh, kamu boleh pergi dan akan aku antar sampai ke tempat tujuan kamu." Tutur dokter Adrian.Saat Resti tiba di rumah sakit, dokter Adrian sedang bertugas. Akhirnya, dia lah yang membantu perempuan itu dengan proses persalinan normal.Resti meminta pertolongan kepada Adrian, untuk mengganti data dirinya dirumah sakit tersebut. Setelah 1 hari pasca melahirkan Resti dipindahkan ke klinik yang memang sudah direkomendasikan oleh Adrian."Terima kasih banyak dokter, aku enggak tau harus bagaimana tanpa bantuan dokter," terang Resti ke arah Adrian"Panggil Adrian saja,""Sekali lagi terima kasih dokter," ucap Resti kembali, dan diangguki oleh Adrian."Apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Adrian ke arah pandang Resti.Perempuan itu menundukkan kepalanya m
Kamu yakin akan menetap dan tinggal di Surabaya, nak?" Tanya Daniel ke arah Resti."Yakin, Pah" Jawab Resti tanpa ada keraguan sedikitpun."Ceklek!!"Pintu ruangan kamar pasien terbuka, manampilkan seorang perempuan yang sedang tersenyum dan langsung masuk menghampiri Resti.Sontak kehadiran Minah membuat Resti takut. Pasalnya, kedatangan Minah bisa saja berbarengan dengan Richard. Seperti sudah mengetahui keterkejutan dan kekhawatiran Resti, Daniel menceritakan semuanya. Bahwa Minah yang tak lain adalah orang suruhannya selama ini. Karena Minah pula, laki-laki paruh baya itu dapat mengetahui semua informasi dan semua kelakuan sang istri dan menantu nya yang bernama Sisilia."Papa hanya bisa mendoakan dari jauh, semoga kalian bahagia. Papa akan siapkan 1 buah rumah di sana, kamu tolong jangan menolak pemberian dari papa. Anggap saja ini hadiah untuk cucu opa yang cantik" tutur Daniel menatap bayi dalam gendongannya "siapa namanya, nak?" tanyanya kemudian."Rachelica friona Richardo.
Di dalam kamar hotel, kini sepasang kekasih sedang bergumul panas di atas ranjang, desahan dan desahan kini terdengar dari mulut keduanya.Decitan ranjang, juga mulai menggema diseluruh ruangan kamar hotel tersebut. Sepertinya Sisilia melepas hasratnya yang selama ini tidak pernah tersalurkan dengan Richard. Saling melumat dan saling memberikan kepuasan tersendiri bagi pasangan kekasih itu. Laki-laki itu melumat habis bibir Sisilia, keduanya saling membelit dan mengeksplor, menjelajahi ronggo mulut milik perempuan itu hingga membuat keduanya saling menikmati satu sama lain. Laki-laki itu meremas ke dua bukit kembar milik Sisilia dengan kuat, kini dia sudah merobek paksa baju minim yang dikenakan perempuan itu.Ciuman itu sudah berpindah tempat menyusuri tengkuk leher Sisilia, hingga kemudian turun ke bawah tepat di ke dua gundukan yang terlihat sangat menantang. Bobby mengulum senyumannya saat melihat keindahan di depan matanya, dengan tidak sabaran laki-laki itu mulai melahap habi
"Mau kemana kamu?" tanya Elsa tepat saat dia ingin melangkah menuruni anak tangga, namun langkahnya terhenti saat melihat penampilan Sisilia yang terlihat sudah rapih dan bersiap untuk pergi."Mama tanya aku,-""Iya, siapa lagi!" Sela Elsa sembari menatap Sisilia "manusia di sini hanya ada saya, dan kamu! Apa mungkin kamu bukan manusia?" Sindirnya kemudian."Heh! nenek sihir!" geram Sisilia dengan memicingkan matanya ke arah Elsa dari atas hingga ke bawah, seperti tatapan sedang mengejeknya "lo itu cerewet banget, gue gak suka di atur-atur. Lagian gue ini bukan seperti perempuan kampung itu yah. Yang bisa lo injak-injak harga dirinya,-""Sudah cukup Sisilia! Kamu itu kurang ajar sama saya!" hardik Elsa dengan amarahnya menatap Sisilia "saya sudah tahu, siapa kamu yang sebenarnya. Kamu hanya menginginkan harta keluarga saya, saya juga tahu anak siapa Arka itu! Selama ini saya diam, karena saya ingin melihat kamu. Sampai di mana kelakuan bejat kamu itu, jangan di kira saya tidak tahu y
"Lumpuh!" "Benar, Pak! tapi semua bisa kembali normal, jika bu Elsa menjalani beberapa tahapan""Artinya, mama bisa sembuh seperti sebelumnya" Dokter salim tersenyum dan menganggukan kepalanya."Berapa lama?" tanya Richard kembali"Saya tidak bisa memastikan kapan akan sembuh seperti sebelumnya, tapi saya dan team saya akan berusaha semaksimal mungkin, untuk membantu dalam proses penyembuhan bu Elsa" jelas dokter Salim*** Selepas Richard bertemu dan berbicara dengan dokter salim, laki-laki itu terus melamun dan tidak banyak berbicara. Dia masih mengamati Elsa yang sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit.Sudah 3 jam dia menunggu, tetapi. Perempuan paruh baya itu masih betah menutup matanya, pasca operasi siang tadi. Pintu ruang perawatan VVIP itu tiba-tiba di buka dari luar. Seseorang datang dengan menampilkan raut kecemasan pada wajahnya yang sudah tidak muda lagi, Yang tak lain adalah Daniel ayah dari Richard. Dia menghampiri sang istri kemudian duduk disebelah tempat di ma
"Hati-hati dengan Sisilia, saat nya membuka mata hati kamu. Dan segera cari, di mana saat ini keberadaan anak kandungmu."Setelah mengucapkan itu semua, dengan entengnya Daniel meninggalkan Richard. Yang saat itu tengah memendam kebingungannya.Lak-laki itu mengacak-acak rambutnya, kemudian berteriak dengan keras meluapkan kekesalannya."Apa maksud dari perkataan papa!" gumam Richard kesal dengan sang papa, pasalnya dia belum selesai berbicara. Daniel sudah pergi entah kemana "aaahh!!" teriaknya kemudian.Dia keluar dari dalam ruangannya, saat sudah menutup pintu dia berpapasan dengan sekertarisnya yang bernama Melly."Saya keluar, jangan ganggu saya dengan apapun" titah sang bos "Tapi, pak!!" belum sempat mencegah atau bertanya sang bos sudah meninggalkannya.Perempuan itu menghela napasnya kemudian menghembuskannya. Dia mendaratkan bokongnya duduk dikursi ruangannya, Melly melempar berkas yang baru saja akan dia berikan kepada Richard untuk ditanda tangani oleh laki-laki itu."Ini
Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema
Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp
Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m
Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.
Dirumah sakit. Tepatnya, diruangan dokter kandungan seketika menjadi gempar, saat Arka bersorak bahagia karena kini di dalam rahim istrinya terdapat dua janin sekaligus. Pantas saja selama hampir 2 bulan ini tubuhnya terasa sedikit cepat lelah, sering juga merasakan pusing dikepalanya. Belum lagi, jika dipagi hari dia akan selalu memuntahkan segala isi dalam perutnya. Yang sudah terasa seperti diaduk-aduk.Kehamilan simpatik. Justru Arka lah yang merasakannya, sedangkan sang istrinya terlihat baik-baik saja. Bahkan perempuan itu semakin bertambah nafsu makannya, karena dia mengandung dua janin sekaligus.Arka pun tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting istrinya sehat dan baik-baik saja. "Abang, astaga" pekik Rachel menatap manik mata suaminya dengan tatapan yang tajam "Aku bukan lumpuh loh, aku masih bisa berjalan" kesal Rachel saat suaminya menggendong dirinya ala bridal style, sesaat mereka keluar dari dalam ruang pemeriksaan kandungan. Kemudian lelaki itu mendudukan tubuh is
Abang, Bunda minta maaf. Karena keinginan, Bunda. kamu jadi menikah dengan adikmu. Tapi bunda bahagia, telah memberikan harta yang paling berharga untuk diberikan kepada anak lelaki satu-satunya yang sangat bunda banggakan dan bunda sayangi" tutur Resti saat berada pada panggilan teleponnya siang ini bersama Arka"Bunda sudah lama sekali mengetahui jika anak perempuan kesayangan, Bunda. Sangat mencintai abangnya, melebihi rasa cinta terhadap kedua orang tuanya. Untuk itu bunda sangat berharap. Tolong jangan sakiti, Achel. Jika abang tidak menginginkan pernikahan itu. Maka, kembalikan anak perempuan bunda kepelukan, Bunda" Sembari menatap wajah Rachel saat terlalap dia mengingat kembali pembicaraannya terhadap sang bunda siang tadi. Untuk itu sebisa mungkin dia akan mulai merubah sikapnya. Dan dia juga telah menyadari, bahwa sesungguhnya dia juga telah mencintai adik perempuannya yang kini telah menjadi istrinya sudah sejak lama. Dan bukan lagi memandangnya sebagai adik melainkan seb
Sesak di dada yang kemudian perlahan naik. Menggerayangi setiap rongga yang teramat sangat nyeri ke ulu hati. Setiap inchi tatapan tajam yang diberikan oleh Arka rasanya seperti menghujam keseluruh tubuh. Meninggalkan luka yang kemudian menganga begitu saja dan membiarkannya tersapu bersama angin malam.Jika pasangan pengantin baru pada umumnya ingin selalu berdekatan dengan sang istri setelah melewati malam indah. Justru lain dengan pasangan ini, di mana sang suami malah membenci sang istri dan meninggalkannya sendiri di dalam kamar dengan luka sayatan di hati atas perkataan suaminya."Bodoh kamu, Arka. Kenapa bisa kebablasan" maki Arka pada dirinya sendiri.Lelaki itu mengendarai mobilnya sendiri, pagi ini dia sengaja tidak masuk ke kantor. Ingin melupakan sedikit penat, yang entah kenapa hati nya tidak bisa dibohongi. Karena pada dasarnya dia tidak bisa membenci istrinya, rasa sayang teramat sangat mendominasi pada dirinya."Aku benci dengan pernikahan ini" umpat dia lagi, sembari
Suasana di dalam diskotik yang di datangi Arka terlihat gelap, dan hanya mengandalkan lampu sorot yang berputar. Di sana juga terdapat dance flour berukurang cukup besar. Dengan beberapa wanita seksi yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya, seiring dengan alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey menggema di dalam ruangan itu.Arka juga memesan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk melepaskan penatnya. Tentu saja tidak cukup satu atau dua botol saja, bahkan Arka terlihat sudah setengah sadar. Otaknya hanya memikirkan nasib pernikahan yang diawali berdasarkan keterpaksaan saja. Lelaki itu masih ingin bebas, tanpa terikat oleh pernikahan. "Brengsek!!!"Dia melempar botol kosong yang berada di atas meja, hingga pecahan kacanya berhamburan di lantai. Terlihat beberapa pegawai diskotik datang dan langsung sigap untuk membersihkannya."Kerja yang bagus, nih. Buat lo jajan"Dia memberikan beberapa lembar uang, dalam bentuk pecahan berwarna merah."Terima kasih, Tuan" Tanpa se