Share

51. Cemburu

last update Last Updated: 2024-06-27 17:06:39
Tajam sekali mulut Liana. Meskipun begitu Katherine tersenyum tipis karena telah membuat wanita ini menunjukkan taringnya.

Katherine hendak membalas. Namun, Frederick terlebih dahulu berkata,"Apa urusanmu Nona Liana? Mengapa kau ikut campur dengan permasalahan percintaanku?"

Atmosfer di sekitar mendadak dingin. Frederick mengeluarkan aura mematikan. Mampu membuat Liana membeku di tempat.

Sementara Katherine sangat terkejut. Mendengar penuturan Frederick barusan. Dia gerakkan kepalanya sedikit ke samping. Melihat Frederick memandang lurus ke arah Liana sejak tadi. Ada rasa senang merambat relung hatinya sekarang. Merasa dibela oleh sang suami. Walaupun dia tahu semua ini hanyalah sandiwara saja.

Liana mati kutu. Genggaman tangannya perlahan mengendur. Matanya bergerak ke sana kemari, tak mampu membalas tatapan Frederick yang terasa mengintimidasi dan sangat menakutkan.

Kesunyian menerpa ketiga manusia tersebut. Sampai pada akhirnya Frederick mengeluarkan suara.

"Inilah yang me
Ocean Na Vinli

Jangan lupa beri ulasannya Kakak² ^_^

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    52. Hukuman

    "Katherine mau ke mana?" Namun, belum juga beranjak. Katherine sedikit terkejut saat tangannya ditahan Frederick. Lelaki itu baru saja membuka mata, bergeming di posisi semula sambil memandangi wajah Katherine lekat-lekat. Katherine tak langsung membalas, malah mengalihkan pandangan ke depan. Di mana Karl dan anak buahnya tidak terlihat lagi. Frederick mengerutkan dahi saat tak ada tanggapan. Dia ikuti arah mata Katherine. Tak ada siapa pun yang terlihat. "Apa yang kau lihat?" tanya Frederick masih bergeming, berbaring di gazebo. Dengan mimik muka gelisah Katherine menoleh cepat. "Tadi aku melihat Karl bersama anak buahnya berdiri di ujung sana, sepertinya mereka mau keluar istana."Frederick bergegas duduk tegak lalu menoleh ke depan. Memindai keadaan sekitar. Tak ada batang hidung Karl yang terlihat. "Karl dan buahnya yang kau lihat tempo lalu?""Iya, ayo kita ikuti mereka, aku yakin mereka belum terlalu jauh." Belum juga mendengar tanggapan, Katherine bangkit berdiri. Akan teta

    Last Updated : 2024-06-27
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    53. Terbakar

    Di luar rumah, para asisten dan para tetangga sibuk mencari akal agar api bisa dipadamkan. Ada yang mengambil air dari rumah mereka masing-masing, ada pula yang menggunakan selang untuk menyiram mansion William. Namun, semuanya sia-sia karena api terlalu besar dan semakin berkobar-kobar sekarang. Berbeda dengan Zara tersenyum penuh kemenangan. Melihat api menyambar mansion Brown. 'Kau pikir aku bodoh, Katherine.' Zara tak peduli barang-barang berharganya. Di dalam pikirannya sekarang, yang terpenting salah satu hama telah berhasil dia lenyapkan. Dialah otak dari tragedi kebakaran. Setelah kejadian aneh yang terjadi di kamarnya minggu lalu. Zara berspekulasi bila ada orang yang mematai-matainya. Sejak saat itu ia pun diam-diam menyelidiki siapa yang menjadi kaki tangan Katherine. Dan benar tebakannya, Grace. Malam ini, sesuai dugaannya Grace ternyata masuk lagi ke dalam kamarnya. Zara pergi ke pesta tapi hanya untuk menampakkan muka. Dia kembali lagi ke rumah, sementara Lea masi

    Last Updated : 2024-06-29
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    54. Menyesal

    "Apa?!"Matanya baru saja terbuka. Bisikan pelan di telinga kanan tadi membuat Katherine mendadak terbangun dalam tidurnya. Masih berbaring di peraduan, Katherine memandangi Frederick dengan tatapan terkejut. "Kau pasti berbohong 'kan? Tidak mungkin rumah Papaku terbakar." Embusan pelan keluar dari hidung mancung Frederick. "Aku tidak berbohong, ayo kita ke sana sekarang," ujar Frederick.Bibir Katherine terkunci. Dia mendadak ling-lung, berharap perkataan Frederick tadi hanyalah candaan saja. Kini pikirannya langsung tertuju pada seseorang yaitu Grace. Wanita yang tidak bisa hadir di pesta topeng. "Ayo, pakailah baju Katherine." Perlahan, Frederick menyentuh kedua pundak Katherine guna menenangkan sang istri. Lalu menuntunnya turun dari ranjang. Tak ada respons, Katherine masih tenggelam pada pikirannya. Tetapi, ia patuh juga pada sang suami. Dalam keadaan tubuh polos dan hanya ditutupi selimut. Ia beranjak dari kasur. Jejak percintaan terlihat amat kentara. Belum sampai sejam m

    Last Updated : 2024-06-29
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    55. Berhasil Ditangkap

    "Di mana dia sekarang? Aku akan menemuinya dulu." Frederick pun langsung bertanya. Ada kepuasan yang terpancar dari bola matanya."Dia ada di ruang interogasi Pangeran."Frederick mengangguk kemudian menoleh ke samping. Di mana Katherine terdiam membisu, mendengarkan obrolannya dengan pengawal tadi."Fred, aku ikut ya?" kata Katherine, penuh harap menatap Frederick. Namun, Frederick malah menggeleng cepat. "Tidak, kau harus beristirahat, aku tidak mau kau kecapean."Jawaban yang diberikan Frederick membuat Katherine kecewa berat. Dia ingin menemui Karl juga. Ingin melihat lelaki itu tidak berdaya dan tidak dapat berkutik. "Tapi Fred ...."Perkataannya menggantung di udara tatkala mendapatkan tatapan dingin dari Frederick sekarang. "Jangan membantah Katherine, ingat Mama menginginkan cucu, kau tidak boleh keletihan harus cukup tidur dan tidak boleh stress." Masuk akal, balasan Frederick. Katherine tidak menyahut apalagi menganggukkan kepala. Dia masih kecewa. Kini tatapannya berubah

    Last Updated : 2024-06-30
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    56. Berbeda

    Perkataan Frederick, menciptakan tiga garis lekukan di kening Karl. Lelaki itu memandang Frederick dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu?" tanya Karl. Masih menggerakkan tangan ke segala arah, berharap ikatan di belakang dapat terlepas. Sayangnya ikatan tersebut terlalu kuat hingga membuat pergelangan tangannya mulai memerah sekarang. Frederick menyeringai. "Kau tidak perlu tahu," katanya, lalu melayangkan pukulan pada rahang Karl dengan sangat kuat."Argh, sial!" Karl memekik kesakitan. Rahangnya terasa sakit seperti dihantam balok yang sangat besar dan membuat darah mengalir lembut dari sudut bibirnya. Dia mendongak kembali, memandang tajam pria di hadapannya. "Sebenarnya apa maumu hah?!" Frederick berdecak sejenak. "Kau masih bertanya?" Tak ada tanggapan, Karl membuang ludah bercampur darah miliknya tepat di muka Frederick. Frederick kembali menyeringai sambil mengusap pelan air ludah di hidung mancungnya itu. "Aku akan membunuhmu sialan!" jerit Karl lagi. Lagi dan lagi, F

    Last Updated : 2024-06-30
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    57. Diabaikan Lagi

    Lea bertanya seraya melempar senyum simpul. Sejak tadi sudah memperhatikan Frederick dari kejauhan ketika pasangan suami istri itu dihadang pengawal. Tentu saja dia tak mau melewatkan kesempatan untuk menggoda Frederick. Lea mengerutkan dahi saat Frederick tak merespons sama sekali. Lelaki itu pandangi dia sangat datar, tanpa menunjukkan ekspresi sama sekali. Lea merasa tertantang lalu berkata lagi,"Pangeran?"Frederick menaikan satu alis mata. Lalu memindai penampilan wanita di depannya dari atas hingga ke bawah. Hal itu membuat Lea tampak salah tingkah. Namun, belum sampai lima menit, Frederick seketika melengoskan muka lalu melangkah cepat, melewati Lea. Melihat reaksi Frederick, Lea tercengang, dengan pupil mata melebar sedikit. Cepat-cepat ia memutar badan lalu bergegas mengekori Frederick.Lea berhasil menyentuh lengan atas Frederick sehingga membuat langkah kaki pria itu terhenti. "Pangeran mau ke mana?" Frederick mendengus, menoleh ke belakang. Dengan raut wajah dingin di

    Last Updated : 2024-07-01
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    58. Kenapa Dihukum?

    Pagi-pagi sekali Katherine sudah bangun. Padahal waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Katherine menguap sejenak, menatap lurus ke depan. Wajahnya terlihat muram dan matanya tampak sembap karena terlalu lama menangis semalam. Dia melirik ke samping melihat Frederick tengah mengerutkan dahi saat mendengar bunyi grasak-grusuk akibat ulahnya barusan.Secara perlahan Frederick membuka mata, pandangan keduanya langsung bertemu."Katherine kenapa sudah bangun, matahari belum terlihat, ayo tidur lagi." Pelan dan agak serak suaranya, ciri khas seseorang yang baru saja bangun tidur. Katherine menggeleng cepat. "Aku ingin menemui Karl."Frederick menghela napas pendek kemudian duduk tegak. Menyentuh pelan punggung tangan kanan Katherine. "Katherine tidurlah dulu, kau kurang tidur. Ini masih pagi, nanti saja kita bertemu Karl.""Tapi Fred aku ingin sekali bertemu lelaki itu!" protes Katherine. Jika semalam dia mengalah. Tapi, hari ini dia tak mau menghilang kesempatan untuk bertemu Karl. F

    Last Updated : 2024-07-02
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    59. Rencana Lain

    "Kau!" Lea meradang. Secepat kilat mengangkat tangan kanan ke udara hendak menampar Katherine.Namun, pergelangan tangannya ditangkap Frederick seketika. Lea terkesiap. Pandangannya langsung terhubung dengan Frederick. Frederick menatapnya sangat tajam sampai-sampai Lea diserang kepanikan mendadak. Telapak tangannya mulai berkeringat dingin sekarang. "Pang—er—an," ucap Lea terbata-bata."Apa kau ingin dihukum mati juga hah?!" geram Frederick, mencekal pergelangan tangan Lea dengan sangat kuat dan erat. Hingga terdengarlah rintihan pelan keluar dari bibir Lea. Lea menelan ludah berkali-kali saat atmosfer di sekitar terasa sangat dingin dan mencekam sekarang. "Maaf Pangeran aku, ahk!" Lea tersentak. Frederick menghempas kuat tangannya tiba-tiba hingga mengakibatkan dia terhuyung-huyung ke belakang sejenak. Secepat kilat Lea menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. "Shfft ...." desis Lea seraya mengusap pelan pergelangan tangan kanan. Napas Frederick semakin memburu. Sama seperti Kath

    Last Updated : 2024-07-02

Latest chapter

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    127. Keluar Dari Istana

    "Kenapa kalian ingin keluar istana? Apa ada seseorang yang menyakiti kalian?" Dengan sorot mata merah menyala, Katherine lantas beranjak dari kursi. Riak mukanya pun berubah tak enak pandang sekarang. Mendengar tanggapan Katherine, Xavier dan Grace saling lempar sesaat dengan dahi mengerut samar. "Tidak ada Putri, ini kulakukan karena kami ingin hidup tenang dan jauh dari hiruk pikuk,"jawab Xavier. Tadi malam Xavier dan Grace telah mempertimbangkan rencana dengan matang. Keduanya ingin hidup tenang dan menetap di desa terpencil, hanya berdua dan suatu saat nanti tinggal bersama buah hati mereka. Bukan hanya alasan itu, Xavier juga tak enak hati dengan kedatangan Robert dan Sisilia akhir-akhir ini. "Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan kalian keluar istana!" seru Katherine kemudian. Xavier melebarkan mata, tampak terkejut dengan respons Katherine. "Tapi Putri, kami—""Aku bilang tidak, ya tidak–""Sayang, tenangkan dirimu dulu, hei duduklah." Frederick langsung menyela saat kondisi d

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    126. Perketat Keamanan

    "Fred." Katherine merasa ada yang tidak beres lantas mendorong pelan dada Frederick. Frederick pun merasakan hal yang sama. Sungguh aneh, malam-malam begini malah terdengar bunyi pecahan kaca. Katherine dan Frederick serempak melirik jendela, memastikan apa jendelanya yang rusak. Akan tetapi, setelah diamati, jendela kamar dalam keadaan aman. Kerutan di kening Katherine dan Frederick makin bertambah. Pasangan suami istri tersebut menyudahi kegiatan panasnya lalu beringsut dari kasur dan memakai pakaian dengan tergesa-gesa. Begitu pula dengan Xavier dan Grace menghentikan kegiatannya, memilih keluar hendak memeriksa apa yang telah terjadi. Keduanya tanpa sengaja berpapasan dengan Frederick dan Katherine di lantai satu. "Ada apa ini Pangeran?" tanya Xavier dengan kening mengerut kuat. "Entahlah, aku juga tidak tahu, aku pikir dari jendela kamar kalian?" Frederick pun bertanya. Jika bukan berasal dari kamarnya bisa jadi bunyi pecahan dari kamar Grace. Sebab kamar Grace tepat berada

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    125. Kami Tahu

    Katherine dan Frederick saling melirik satu sama lain, tengah menahan senyum sekaligus merasa bersalah atas perbuatan mereka tempo lalu. "Untuk apa meminta maaf Xavier?" Frederick memberi tanggapan terlebih dahulu, perasaan bersalah mulai memenuhi hatinya. Sebab demi egonya dia menjebak Xavier dengan obat perangsang kala itu. "Sudah seharusnya kami meminta maaf pada Pangeran dan Putri karena telah berbohong selama ini, aku juga minta maaf." Grace ikut menimpali. "Kalian tidak salah Grace, Xavier. Itu masalah kalian, dan setidaknya buah dari kebohongan kalian menghasilkan sebuah rasa, 'kan?" ujar Katherine, ikut berkomentar. Grace malah cengengesan. Merasa pasangan suami istri di hadapannya ini, terlampau baik. Hal yang wajar jika Katherine dan Frederick marah. Namun, reaksi keduanya di luar perkiraan. Xavier pun memiliki pikiran yang sama dengan Grace. Secara perlahan menatap kembali pasangan tersebut."Iy—a Putri, tapi terimalah permohonan maaf dari kami, hatiku rasanya mengganj

DMCA.com Protection Status