Share

40. Bukti

last update Last Updated: 2024-06-19 17:51:42

"Dasar wanita bermuka dua dan tidak tahu diri!" seru Lea setelah berhasil mendaratkan tamparan di pipi kanan Katherine.

Dia sangat marah pada Katherine dan Celine tadi. Ingin melampiaskan kepada Celine. Itu tidak mungkin, sama halnya, dia menggali lubang kematiannya. Maka dari itu Katherine-lah yang pantas dia tampar. Terlebih mengingat sikap Katherine saat di pesta teh tadi. Sangat menjengkelkan dan membuatnya malu.

Katherine mengelus perlahan pipinya lalu tersenyum sinis. "Bermuka dua? Tidak tahu diri? Apa kau sedang mengatai dirimu sendiri, uh?" tanyanya dengan mata melotot tajam.

Mata hitam Lea semakin melebar. Kobaran dari matanya sejak tadi berkobar-kobar.

"Ternyata adikku ini tidak tahu malu, mengatai kakaknya sendiri jalang, padahal dia lebih dari jalang," lanjut Katherine lagi, tenang dan pelan. Namun, menusuk jantung Lea.

"Kau!" Lea menggerakkan tangan hendak menampar lagi. Tetapi, Katherine segera menepis dan menangkap dengan cepat pergelangan tangan Lea.

Lea terkesiap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    41. Panik

    Dengan cepat Grace menutup kembali lemari Zara lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari tempat persembunyian. Grace tampak panik, keringat dingin mulai mengucur dari dahinya sekarang. Dia celingak-celinguk ke sembarang arah. Bingung harus bersembunyi di mana. Di luar, tepat di depan pintu, masih terdengar suara Zara berbicara dengan seseorang. "Aku tidak mau tahu, pokoknya rencana kita harus berhasil." Begitulah percakapan Zara terdengar. Seketika pintu didorong dari luar perlahan-lahan.Grace semakin panik, matanya melebar sempurna kala telah menemukan tempat persembunyian. Dalam hitungan detik Grace berjalan cepat menuju tempat tidur Zara dan memutuskan bersembunyi di bawah kolong ranjang.'Akhirnya!' seru Grace sedikit bernapas lega. Kendati demikian perasaannya mulai was-was sekarang. Sebab melupakan lampu kamar yang belum di padamkan. Secara bersamaan Zara pun masuk ke dalam. Langkahnya seketika terhenti, dahinya berkerut sangat kuat. Saat melihat keadaan ruangan dalam kond

    Last Updated : 2024-06-20
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    42. Citra Buruk

    Katherine memperhatikan dengan seksama perubahan raut wajah Karl sekarang. Menjadi sebuah senyum penuh arti. "Apa kau cemburu karena tahu aku dan Lea menjalin hubungan?" tanya Karl sambil mengulas senyum. Namun, bagi Katherine senyuman itu adalah sebuah senyuman pria mesum dan tak berperasaan. Bisa-bisanya lelaki di hadapannya ini, menanyakan hal yang tak sepatutnya dipertanyakan. Bukannya merasa bersalah Karl malah mempertegas hubungan mereka. Benar-benar menjijikkan bukan!Jika dulu dia cemburu. Tapi, sekarang tidak sama sekali. Melainkan merasa jijik dan kesal. Kala mengingat semua perlakuan Karl dan Lea dahulu, hanyalah kedok semata."Jangan gila untuk apa aku cemburu denganmu, sadarlah Karl. Kau sudah kucampakkan, apa kau tidak mengerti kalau kau hanyalah barang bekas bagiku," ucap Katherine sambil menyeringai tajam."Barang bekas ini pernah membuat hatimu berbunga-bunga Katherine. Apa yang terjadimu, mengapa kau berubah drastis? Tadi Lea mengatakan padaku kau mengancamnya, ap

    Last Updated : 2024-06-21
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    43. Wanita Asing

    Katherine dan Frederick terkejut sekaligus keheranan. Dengan cepat mengurai pelukan lalu serempak menoleh ke sumber suara. Melihat seorang wanita berlari kencang ke arah mereka sambil membawa bayi. Para bangsawan yang lalu lalang di istana pun memusatkan perhatian ke arah sosok tersebut. Celine dan James kebetulan melintas di sekitar mengalihkan pandangan. "Pangeran, Puteri Katherine, tolonglah aku," jerit sang wanita. Pakaiannya compang-camping dan tubuhnya terlihat kotor. Bayi perempuan yang didekapnya pun tidak mengeluarkan suara atau pun menangis. "Pangeran maafkan kami, wanita ini tiba-tiba masuk ke istana!" pekik salah satu penjaga, mengejar dari belakang. "Tidak apa-apa, ada apa Lady?" tanya Frederick sambil berjalan cepat, mendekati wanita yang sepertinya harus dibantu itu. Katherine mengekorinya dari belakang.Belum juga ia menjawab, seorang pria asing di belakang tiba-tiba berseru,"Hei, ke sini kau!"Wanita itu tampak ketakutan dengan cepat berlindung di antara Frederic

    Last Updated : 2024-06-23
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    44. Terpecahkan

    Dia langsung menghentikan langkah kaki. Sekarang, keringat dingin mulai timbul di keningnya. "Maafkan aku Puteri," katanya lagi.Katherine melirik sekilas lalu menoleh ke depan kembali. "Simpan kata maafmu itu, biarkan suamimu menjelaskan. Lanjutkan Tuan Simon, katamu istrimu berselingkuh. Lalu kau selama ini ada di mana?" tanya Katherine, melanjutkan interogasi. "Ya dia berselingkuh, selama ini aku memang berkerja di luar kota, dan tadi subuh saat datang ke rumah melihat bayiku terbujur kaku di tempat tidur. Aku mencari dia ke sana kemari, tapi kata tetanggaku, istriku sudah berhari-hari tidak pulang ke rumah, pergi bersama selingkuhannya. Aku berencana akan mengubur anakku nanti siang, tapi di saat aku sedang tidur, dia mengambil anakku dan berlari ke sini," balasnya, tak ada kebohongan yang terpancar dari matanya. Mendengar hal itu sang wanita tampak mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Secara diam-diam Katherine melihat gerak-geriknya. "Baiklah, sekarang giliranmu," kata Kath

    Last Updated : 2024-06-23
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    45. Cucu?

    Penasaran? Cucu? Mendengar komentar Celine barusan, mata Katherine berkedip berulang kali.'Apa aku tidak salah mendengar sekarang?' batin Katherine seraya melirik ke samping kemudian melempar senyum kaku, hendak memastikan apa yang dikatakan Celine tadi benar atau tidak.Frederick membalas dengan sebuah senyuman penuh arti pula. Untuk beberapa detik keduanya saling berbicara, melalui sorot mata. Katherine tampak terkejut saat Frederick memberi kode. Mengatakan apa yang didengarnya tadi, semuanya benar."Aku bertanya padamu Katherine, kenapa kau diam?" Celine membuka suara kembali.Sangking terkejutnya dan masih dalam mode tak percaya, Katherine sampai lupa pertanyaan tadi ditujukan padanya. Secepat kilat menoleh ke depan. Namun, belum juga bibirnya bergerak, Frederick langsung menyela. "Masih dalam proses, Mama tenang saja, aku dan Katherine akan segera memberikan Mama dan Papa cucu, benar kan Katherine?" balas Frederick sambil menyenggol pelan lengan Katherine.Katherine mengelu

    Last Updated : 2024-06-24
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    46. Meminta

    Katherine semakin terkejut saat mengikuti arah mata Celine. Matanya memicing, melihat Frederick ternyata di luar gazebo. Lelaki bermata biru tersebut berjalan bersama James mendekati mereka sekarang. Entah sejak kapan kedua pria itu berada di sekitar. Sesampainya di dalam, Frederick segera duduk di samping Katherine. James pun melakukan hal yang sama, duduk di sebelah Celine. "Aku tahu, Ma. Mama tenang saja. Bukankah sudah kukatakan tadi, masih dalam proses, benar tidak Katherine?" Frederick tiba-tiba menoleh ke samping, menatap dalam mata Katherine sambil meraih tangan sang istri lalu mengenggamnya erat-erat. Katherine kembali membeku. Lidahnya mendadak kelu. Sebuah tatapan aneh sekali lagi dia dapatkan. Tidak mungkin Frederick melupakan perjanjian kontrak menikah mereka bukan. Di mana tak ada cinta dan tak ada sentuhan-sentuhan di antar kedua belah pihak di atas ranjang. Ya, walaupun sebenarnya ia dan Frederick sudah saling bersentuhan. Namun, dalam tahap wajar. Itu pun akiba

    Last Updated : 2024-06-24
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    47. Permintaan Mama

    Katherine sangat terkejut. Mata kelabu itu mengerjap singkat. Bagaimana dia tidak terkejut. Tangannya ditarik barusan lalu tubuhnya dipeluk dengan sangat erat dan bibirnya dibungkam dengan kecupan lembut sekarang.Frederick tengah melumat pelan bibir ranumnya dengan lembut dan pelan. Lelaki itu memejamkan mata, sedang menikmati, apa yang tengah dilakukannya sekarang.Katherine masih mematung. Merasa semua ini hanyalah mimpi semata. Namun, alam bawah sadarnya tiba-tiba memberi signal. Memperingati bahwa situasi saat ni salah. Dalam kesadaran penuh Katherine dorong kuat dada bidang Frederick, hingga ada sedikit jarak di antara keduanya. "Fred, apa yang kau lakukan?" tanya Katherine pelan dengan napas ngos-ngosan. Frederick enggan menyahut. Sepasang mata abu-abu itu memandangi Katherine sangat dalam. Katherine membeku kembali. Sebuah tatapan yang membuat hati dan tubuhnya berdesir aneh. Dalam hitungan detik lelaki itu sambar tangan kanannya kemudian menggendong tubuhnya dengan cepat.

    Last Updated : 2024-06-25
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    48. Jangan Gegabah

    "Jangan Ma!" Lea protes tiba-tiba. Zara mengerutkan dahi sejenak, bingung mengapa Lea melarangnya, mengirimkan seseorang ke istana untuk membunuh Katherine.Dia sudah tak mampu lagi, membendung amarahnya. Katherine telah membuat Lea menderita kemarin. Rasa dendam di dalam hatinya, semakin menumpuk-numpuk sekarang. Wanita jalang itu harus segera mati!Rahang Zara mengeras lagi. Dengan napas memburu, dia pun berseru," Kenapa tidak boleh? Apa kau sudah gila?! Katherine telah membuat kau kesakitan, mama tidak akan diam! Mama akan membuat Katherine merasakan apa yang kau alami kemarin!" Terdengarlah helaan napas berat di ujung sana. Kening Lea berkerut, sedang berpikir keras sekarang. Diamnya Lea, membuat Zara semakin meradang. Dia pejamkan matanya sesaat lalu mendengus dingin. "Kau mendengar mama 'kan?"Lea agak sedikit jengkel. Bola matanya berputar ke atas sejenak. "Iya, iya, dari tadi aku mendengar."Zara mendengus kembali."Bukannya aku melarang Mama, tapi Katherine yang sekarang

    Last Updated : 2024-06-25

Latest chapter

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    127. Keluar Dari Istana

    "Kenapa kalian ingin keluar istana? Apa ada seseorang yang menyakiti kalian?" Dengan sorot mata merah menyala, Katherine lantas beranjak dari kursi. Riak mukanya pun berubah tak enak pandang sekarang. Mendengar tanggapan Katherine, Xavier dan Grace saling lempar sesaat dengan dahi mengerut samar. "Tidak ada Putri, ini kulakukan karena kami ingin hidup tenang dan jauh dari hiruk pikuk,"jawab Xavier. Tadi malam Xavier dan Grace telah mempertimbangkan rencana dengan matang. Keduanya ingin hidup tenang dan menetap di desa terpencil, hanya berdua dan suatu saat nanti tinggal bersama buah hati mereka. Bukan hanya alasan itu, Xavier juga tak enak hati dengan kedatangan Robert dan Sisilia akhir-akhir ini. "Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan kalian keluar istana!" seru Katherine kemudian. Xavier melebarkan mata, tampak terkejut dengan respons Katherine. "Tapi Putri, kami—""Aku bilang tidak, ya tidak–""Sayang, tenangkan dirimu dulu, hei duduklah." Frederick langsung menyela saat kondisi d

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    126. Perketat Keamanan

    "Fred." Katherine merasa ada yang tidak beres lantas mendorong pelan dada Frederick. Frederick pun merasakan hal yang sama. Sungguh aneh, malam-malam begini malah terdengar bunyi pecahan kaca. Katherine dan Frederick serempak melirik jendela, memastikan apa jendelanya yang rusak. Akan tetapi, setelah diamati, jendela kamar dalam keadaan aman. Kerutan di kening Katherine dan Frederick makin bertambah. Pasangan suami istri tersebut menyudahi kegiatan panasnya lalu beringsut dari kasur dan memakai pakaian dengan tergesa-gesa. Begitu pula dengan Xavier dan Grace menghentikan kegiatannya, memilih keluar hendak memeriksa apa yang telah terjadi. Keduanya tanpa sengaja berpapasan dengan Frederick dan Katherine di lantai satu. "Ada apa ini Pangeran?" tanya Xavier dengan kening mengerut kuat. "Entahlah, aku juga tidak tahu, aku pikir dari jendela kamar kalian?" Frederick pun bertanya. Jika bukan berasal dari kamarnya bisa jadi bunyi pecahan dari kamar Grace. Sebab kamar Grace tepat berada

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    125. Kami Tahu

    Katherine dan Frederick saling melirik satu sama lain, tengah menahan senyum sekaligus merasa bersalah atas perbuatan mereka tempo lalu. "Untuk apa meminta maaf Xavier?" Frederick memberi tanggapan terlebih dahulu, perasaan bersalah mulai memenuhi hatinya. Sebab demi egonya dia menjebak Xavier dengan obat perangsang kala itu. "Sudah seharusnya kami meminta maaf pada Pangeran dan Putri karena telah berbohong selama ini, aku juga minta maaf." Grace ikut menimpali. "Kalian tidak salah Grace, Xavier. Itu masalah kalian, dan setidaknya buah dari kebohongan kalian menghasilkan sebuah rasa, 'kan?" ujar Katherine, ikut berkomentar. Grace malah cengengesan. Merasa pasangan suami istri di hadapannya ini, terlampau baik. Hal yang wajar jika Katherine dan Frederick marah. Namun, reaksi keduanya di luar perkiraan. Xavier pun memiliki pikiran yang sama dengan Grace. Secara perlahan menatap kembali pasangan tersebut."Iy—a Putri, tapi terimalah permohonan maaf dari kami, hatiku rasanya mengganj

DMCA.com Protection Status