Share

Bab 49 Kekecewaan Besar

“Kamu tak bisa mengusirku begitu saja,” Bibir Annie gemetar. “Ini adalah rumah pemberian orang tuaku,” Suaranya pun juga turut bergetar, antara menahan kesedihan dan kemarahan.

Damian tidak menjawab. Dia menatap Annie dengan bola mata gemetar, tak menyangka kata-kata itu bisa terlontar kejam dari bibir Annie–padahal kesalahan ada padanya.

“Mbak Fiona!!” teriak Tasya, yang terdengar hingga Damian dan Annie menoleh ke arah Tasya–dari semi lantai dua.

“Mbak Fiona mau kemana?!” teriak Tasya, berlari menghadang jalan Gina yang hendak pergi. “Jangan tinggalin Tasya, Mbak!” raung gadis kecil itu.

Dengan segenap kekuatan, Gina berusaha tersenyum. Dia membungkuk, menyamakan tinggi dengan Tasya.

“Mbak Fiona harus pergi, Tasya. Mbak Fiona sudah waktunya pulang,”

“Nggak mau!” Tasya makin menangis. “Aku nggak mau Mbak Fiona pergi. Kalau Mbak Fiona pergi, Tasya sama siapa?”

Hati Gina serasa teriris. Saat melihat Tasya, dia selalu teri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status