Share

Bab 29 Tamu Tak Diundang

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2023-03-02 21:17:29

Rasanya Annie ingin mencabik seluruh tubuh Gina. Andai saja hukum tidak berjalan di dunia ini. Namun sebagai seorang pengacara handal, dia tidak bisa bertindak dalam keadaan marah. Dia harus memikirkan segalanya secara matang dan dengan kepala dingin.

“Jawab!” bentak Annie lirih. Sebisa mungkin menjaga suaranya agar tidak terdengar Tasya.

Gina menarik nafas. “Saya mencintai Pak Damian,” akunya, tak mau mengangkat kepala.

Annie mundur teratur mendengar jawaban klise itu. Dia menyunggingkan senyum seakan meremehkan.

“Kamu yakin hanya itu? Bukan karena harta?” tanya Annie. “Karena Damian bukan pria kaya, kamu harus tahu itu. Jika keinginanmu hanyalah agar kami bercerai dan kamu bisa mendapatkan uangnya, kamu salah besar. Dia sama sekali tidak punya apapun,”

Gina tak menyangka Annie akan bersikap sesantai ini saat dia melontarkan jawaban naif itu.

‘Apakah wanita ini memang diciptakan tanpa hati?’ batin Gina.

Gina menggeleng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 30 Kesepakatan Penuh Gairah

    (Lima jam sebelumnya)“Dokter, ada yang menitipkan ini untuk Dokter,” Perawat yang bertugas melayani pendaftaran pasien di tempat Steve membuka praktek, menyerahkan sebuket bunga mawar merah.Steve menerimanya dengan tatapan bingung. “Dari siapa?”“Ada surat kecil di sana, Dok,” jelas perawat itu.Steve mengeceknya–dan menemukan sebuah surat kecil lalu mengangguk setelah mempersilahkan perawatnya untuk pergi.Dengan senyum tersungging, Steve mencium wangi mawar itu.‘Pasti dari Annie,” Begitu batinnya.Dan setelah puas mengamati serta menimang buket mawar itu, Steve menarik surat yang ada di dalamnya. Ketika membaca surat itu, dia mengerutkan kening heran.“Siapa?” gumam Steve pada dirinya sendiri, karena surat itu hanya berisikan sebuah nomor ponsel tanpa ada nama pemiliknya.Tok, tok!Dan pintu ruangannya tiba-tiba diketuk. Steve buru-buru melempar buket mawar itu ke sembarang arah, dan memas

    Last Updated : 2023-03-03
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 31 Direndahkan

    “Steve? Ada apa?” seru Damian–sama sekali tidak menyangka akan kedatangan Steve.Steve tersenyum pongah, menunjukkan kharismanya kepada seluruh keluarga Annie yang sedang duduk di meja makan.Gina mundur ke belakang, kembali ke dapur dan menikmati pertunjukkan–yang telah dia rancang dari jauh. Dia mengulaskan senyum tipis yang tersembunyi, tanpa diketahui siapapun.Kerja bagus, EmDia mengirim pesan singkat kepada Emma–setelah berada sendirian di dapur. Sembari mengintip di balik dinding, dia bisa melihat muka pucat Annie yang sangat terkejut dengan kedatangan Steve.“Aku hanya ingin mampir, Dam. Kebetulan aku sedang berada di dekat sini,” ucap Steve asal.“Siapa, An?” tanya Irene, cukup tertegun dengan sikap penuh percaya dari Steve.Dengan gugup Annie berusaha menjawab. “D-dia … ““Saya Steve. Sahabat Damian–” Steve mengedarkan pandangan pada Annie. “Dan juga Annie,”‘Sialan, apa yang kamu lakukan dis

    Last Updated : 2023-03-03
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 32 Sean, Anakku

    “D-Damian … “ Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Gina sebagai respon atas ajakan Damian.Gina tahu, Damian sedang tidak baik-baik saja. Hingga tanpa sadar kata-kata itu tergelincir cepat dari mulutnya tanpa sempat berpikir.“Jika aku sudah berhasil menaikkan derajatku, apakah kamu bersedia hidup denganku?” tanya Damian dengan mata bergetar putus asa.Gina membeku. Mulutnya tertutup rapat, enggan untuk menjawab. Dia tidak tahu harus menjawab apa, karena sebenarnya ini semua adalah rencana yang dia susun. Yang tanpa dia sadari, justru menyakiti Damian lebih daripada Annie.Di lain sisi, tanpa mereka sadari, Annie kini mengawasi mereka dari balik pintu pembatas antara rumah dengan halaman belakang.Wanita itu diam, berusaha menyembunyikan sosoknya agar tidak ketahuan. Meskipun hatinya berdenyut sakit, dia telah berjanji untuk memaafkan Damian. Memaafkan perselingkuhannya dengan Fiona.“An, mana suamimu?” tegur Irene.Brak! Annie cepat-cepat menutup pintu, menghalangi apapun dari jangka

    Last Updated : 2023-03-03
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 33 Memberi Kesempatan

    “Fi, apa kamu punya anak?” ulang Damian sekali lagi.Wajah Gina pucat pasi saat Damian tanpa terduga menanyakan hal paling pribadi itu kepadanya. Bukan karena Gina ingin menutupi, namun ini bukanlah saat yang tepat. Dia ingin mengungkapkan semuanya, setelah tujuan awalnya untuk balas dendam selesai.“Kalau aku punya anak, aku tidak mungkin bekerja di tempatmu setiap hari, Damian,” aku Gina berusaha tenang.Damian melipat bibir. Dia berusaha mencari celah kejujuran di balik ucapan Gina.“Apa kamu yakin?”“Coba bayangkan, Damian. Kamu sendiri punya anak, jadi pasti tahu maksudku,” Gina mencondongkan posisi duduk menghadap Damian. “Andaikan aku punya anak, bukankah aku tidak sanggup untuk tinggal di rumahmu? Atau jika aku sanggup, bukankah aku akan membawa anakku?”“Jika kamu punya, tidak masalah bagiku, Fi. Aku mencintaimu dengan tulus,” Damian terus mencoba agar Gina bicara jujur padanya.Gina tersenyum getir. “Aku tidak

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 34 Bertekuk Lutut

    “Sepertinya kita harus pulang, Damian,” Gina bergegas berdiri saat melirik jam tangannya.Damian masih enggan, dan dia malah makin merenung di tempat duduknya.“Damian?” panggil Gina.Damian menoleh dengan senyum penuh arti. “Fi, kamu pasti tahu kalau aku sangat mencintaimu, kan? Aku ingin melakukan apapun agar kita bisa bersama,”Gina mengerjapkan mata. Tak paham dengan maksud dan arah pertanyaan Damian.“Jadi kuharap, tidak ada kebohongan diantara kita. Apapun itu,” lanjut Damian.Gina mengangguk. “Aku pasti akan selalu jujur padamu,” timpalnya.“Jika bohong–” Suaranya tercekat. “Aku tidak akan memaafkanmu,”Giliran Gina yang membisu. Dia ingin selalu jujur pada Damian, namun keadaan memaksanya untuk makin berbohong lagi dan lagi kepada pria itu. Pria paling tulus dan kesepian yang pernah dia kenal. Versi pria dari dirinya sendiri.***“Steve, berhenti–” Annie tak kuasa menahan tubuh Steve ya

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 35 Geram

    "Ada yang bisa saya bantu?" Resepsionis itu tersenyum ramah saat Ajeng mulai masuk menginjakkan kakinya ke dalam restoran Jepang mewah, Okuzono Dining.Ajeng melangkah mantap. "Saya ada janji bertemu dengan Nona,""Nona? Mari saya antar," Resepsionis itu mengisyaratkan salah satu pramusaji untuk mengarahkan Ajeng ke ruang khusus yang telah dipesan Emma–yang menyamar sebagai Nona untuk pertemuan mereka.Emma sudah duduk di dalam ruangan itu, dengan makanan pembuka yang tersaji mewah di meja panjang. Dia lalu mengangkat gelasnya, menyambut Ajeng."Selamat siang, Nona," sapa Ajeng ramah.Dia tentu harus memberikan kesan yang ramah untuk klien pentingnya ini."Silahkan duduk," Emma mempersilahkan Ajeng untuk duduk di depannya agar mereka bisa saling berhadapan."Maaf saya datang terlambat," sesal Ajeng, karena Emma yang justru datang lebih dulu.Emma menggeleng, mengulaskan senyum santai."Tidak masalah. Aku memang senang datang lebih awal dari waktu bertemu,"Kemudian dia mengangkat sebu

    Last Updated : 2023-03-05
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 36 Ancaman Steve

    “Annie telah membunuh anakku satu-satunya, Sean,” tandas Gina, lancar.Ajeng, yang kebetulan memiliki ingatan fotografis, tak perlu bertanya kembali mengenai nama yang baru saja disebut Gina.Sean, sudah tentu Sean Wijaya–seperti yang tertulis di surat warisan.“K-kenapa–” Ajeng bahkan tak sanggup untuk melanjutkan pertanyaannya. “Kenapa Annie tega melalukan itu, Nyonya Gina?” Tapi sebagai pengacara, dia harus mengetahui segala hal agar bisa membantu kliennya lebih maksimal.Gina terdiam. Dia bisu memandangi seluruh hidangan mewah di depannya.“Jika membunuh anak sekecil Sean memerlukan alasan, maka Annie tak ubahnya seorang iblis,” jawabnya.Ajeng menggigit bibir. “Tapi Annie memiliki anak. Kenapa dia tega … ““Annie akan melakukan apapun untuk kliennya,” sambar Emma, ikut tersulut emosi.“Aku hanya meminta perlindunganmu,” Gina mulai menyumpit salah satu hidangan. “Aku ingin surat warisan yang asli itu aman,”

    Last Updated : 2023-03-06
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 37 Serangan Annie

    “Akhirnya kamu datang juga,” Steve mengangkat tinggi-tinggi segelas anggur yang ada di tangannya, demi menyambut kedatangan Emma.Mereka memutuskan untuk bertemu di restoran mewah di dalam hotel berbintang lima–milik keluarga Duran.“Kenapa kamu beda dari kemarin? Kenapa wajahmu pucat?” tanya Steve keheranan.Saat pertama bertemu Steve, Emma tampil penuh percaya diri dengan tampilan seksi nan tajam. Namun kali ini, penampilannya lebih kasual dan minim riasan.“Terserah aku. Jika tidak suka, tidak masalah,” jawab Emma ketus.Steve tertawa. “Aku hanya bertanya, Nona. Bukan berarti aku tidak menyukaimu,”“Apa yang kamu inginkan?!” sentak Emma, tak senang dengan basa-basi basi dari Steve.“Tentu saja menagih janjimu. Kamu tahu, kan, tidak ada yang gratis di dunia ini?”‘Sial!’ Emma memekik dalam hati.Dia lupa akan janjinya pada Steve, saat mereka membuat kesepakatan dulu. Dia tidak menyadari jika hal itu seperti bom baginya. Steve benar-benar tidak melupakan perjanjian itu.Steve mengacun

    Last Updated : 2023-03-06

Latest chapter

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 160 Kebahagiaan Selamanya

    "Miss Gina?" Sari ternganga lebar, ketika dia membuka pintu depan dan sosok Gina sudah berdiri di sana dengan senyuman manis.Sari spontan memeluk Gina dan tangisnya pecah. "Ibu sangat merindukanmu, Gina! Kemana saja kamu setahun ini?"Gina balas memeluk Sari. Dia tidak bicara apapun, hanya tersenyum lega karena ternyata dia masih diterima cukup hangat di dalam keluarga Damian.Tasya muncul, dengan wajahnya yang kaget luar biasa. Tak menyangka Gina akan datang kembali ke rumahnya."Tasya, gimana kabarmu?" tegur Gina ramah.Tasya masih menganga, dengan mata mengerjap beberapa kali. "T-Tante Gina?" ucapnya terbata-bata. Gina berjalan mendekat. Lalu mendekap gadis yang kini tidak begitu kecil itu."Kamu sudah tambah besar, ya. Miss kangen sama Tasya," ucap Gina dalam dekapannya.Tidak ada reaksi yang keluar dari bibir Tasya. Tapi dia tidak menolak saat Gina memeluk erat tubuhnya. Yang dia lakukan hanya bergantian memandang Damian dan Sari, yang terus tersenyum haru."Tante Gina … " pang

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 159 Kesempatan Terakhir

    "Terima kasih sudah mengantarku, Dam," tukas Annie saat mobil Damian berhenti tepat di depan pintu masuk kantornya.Damian mengangguk. "Ibu sangat senang menjaga Sean, jadi kamu fokus saja pada kerjaanmu,"Annie tersipu senang. Seakan mereka berdua masih sebagai sepasang suami istri yang bahagia, apalagi dari perlakuan Damian padanya yang sangat sopan."Apakah kamu akan pulang telat hari ini?" tanya Annie. Tampak ragu untuk bicara, tapi dorongan di dalam dirinya kelewat kuat untuk bisa dicegah. "Maukah pulang bersama?" ajaknya.Damian hening beberapa detik. Untuk kemudian mengangguk. "Akan kuusahakan pulang cepat,"Annie berseru bahagia dalam hati. Sangat senang karena Damian menyambut baik segala usahanya untuk kembali dekat itu. Dia berusaha menampik kenyataan, bahwa Damian sedang tidak baik-baik saja.Dia tahu, Damian dan Gina batal menikah. Tapi Annie ingin menuruti egonya sendiri kali ini, karena dia tidak ingin kehilangan Damian untuk kedua kalinya.Sore harinya, Damian benar-be

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 158 Mimpi Buruk

    Hati Damian terasa amat nyeri, mendengar perkataan secara sepihak itu dari Gina. Bahkan ketika dia mencoba untuk menelan ludah, seperti ada yang mengganjal. Sesuatu yang sangat menyakitkan hingga membuat suaranya tercekat."Aku tidak ingin menjadi trauma untuk Tasya," lanjut Gina, sangat nekat meski suaranya sudah bergetar menahan tangis. "Dia adalah darah dagingmu. Sudah menjadi bagian dalam kehidupanmu. Mengabaikan pendapatnya dalam setiap keputusanmu, akan membuatnya trauma di masa depan,"Damian masih tidak menjawab. Hanya bola matanya yang terus bergetar. Kemudian pelan-pelan Gina melepaskan cincin berlian di jari manisnya, pemberian Damian. Dia serahkan kembali cincin itu, ke dalam genggaman tangan Damian yang terasa amat dingin."Aku menyayangimu, aku juga menyayangi Tasya. Tapi kebahagiaan kalian berdua bukanlah aku," isak Gina. "Aku tidak ingin menjadi mimpi buruk Tasya. Karena setiap kali melihatnya, selalu mengingatkanku akan Sean. Aku ingin menjadi kenangan manis untuknya

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 157 Mengejar Kebahagiaan

    Wijaya berulang kali mencuri pandang pada Gina yang duduk di samping kemudi mobilnya. Tampak wanita cantik itu terisak pelan, dengan kepala yang terus menghadap keluar jendela mobil.Wijaya ingin bertanya, tapi lidahnya kelu hingga menahan hasratnya untuk tidak mengeluarkan suara apapun. Dia tahu, Gina sedang terluka. Gina melihat dan mendengar dengan inderanya sendiri, bagaimana sang calon suami bercengkerama dengan si mantan istri."Gina? Sudah sampai," tukas Wijaya, ketika mobilnya berhenti di depan pintu masuk rumah Gina.Bahkan wanita itu juga tidak menyadari jika Wijaya sempat bertukar sapa dengan satpam rumahnya sebelum mobil itu masuk."Terimakasih, Jay," ucapnya pelan."Atas apa?""Karena mengantarku pulang," timpal Gina, dengan wajah lesu.Wijaya hanya diam, terus memandangi Gina dengan tatapan iba. Dia selalu memiliki titik lembut tersendiri di dalam hatinya, hanya untuk Gina.Lantas Gina–dengan gerakan lambat keluar dari dalam mobil Wijaya. Tanpa mengucapkan apapun lagi, w

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 156 Mempertahankan Hubungan

    Gina mengangguk. Lalu mereka berdua kembali kikuk berhadapan satu sama lain. Tak ada kata yang sanggup keluar dari bibir masing-masing, karena ada kesalahpahaman yang muncul di dalam otak Gina dan Damian. "Damian," panggil Rudi, yang baru saja tiba. Kemudian dia cukup terkejut melihat Gina, namun berusaha untuk hanya fokus pada Damian.Damian menyahut dengan senyuman. Sementara Rudi–beserta Irene, masih berdiri di depan Damian dengan ekspresi tegang. Tampak ada sesuatu yang mengganjal."Dam, maafkan Papa dan Mama," tukas Rudi tiba-tiba. Hingga membuat siapa saja yang ada di sana terkejut. "Papa dan Mama selama ini selalu bersikap tak adil padamu," lanjutnya.Bahkan Damian hingga tergagap karena tak menyangka akan mendapatkan ucapan maaf dari Rudi. "Papa … " Annie berkaca-kaca melihat sikap papanya. Dia tanpa sadar berjalan mendekati Damian dan Rudi. "Kenapa Pak Rudi … " Damian kehabisan kata-kata. Bahkan untuk sekedar tersenyum dan memandang Rudi pun dia tak sanggup. Semuanya sungg

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 155 Salah Paham

    “Jay?” panggil Gina.Wijaya hanya menautkan alis sebagai respon.“Bagaimana kamu tahu aku diculik disana?” tanya Gina.Wijaya lalu duduk lebih santai, menikmati perjalanan karena Emma pun juga mengemudi dengan kecepatan sedang.“Aku datang ke sekolah untuk mengajakmu pulang bersama. Tapi kamu malah naik mobil bersama seorang pria asing,” jelas Wijaya. “Kukira itu Damian, tapi aku hafal dengan mobilnya. Jadi aku bisa simpulkan bahwa itu bukan Damina,”“Lalu?” Gina sudah tidak sabar.“Aku membuntuti dari belakang. Saat sadar mobil itu masuk ke jalan yang sempit dan sepi, aku langsung menghubungi Emma,” lanjut Wijaya.“Tuan meminta saya menghubungi polisi. Jadi saya bersama polisi datang. Tapi kami tidak langsung menyergap, karena Tuan ingin mengatur strategi agar semuanya bisa tertangkap,” timpal Emma cukup detail. “Saya juga tidak menyangka, Steve yang menjadi dalang dibalik penculikan ini,” Dia menunduk, merasa menyesal juga bersalah. “Kenapa dia tiba-tiba menculik Nyonya?”Gina angka

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 154 Memikirkan Diri Sendiri

    Dengan cepat Steve membuka lakban yang menutup mulut Gina. Membuat Gina meringis merasakan rekatan kuat itu ditarik paksa dari kulitnya.“Kamu terlalu meremehkanku, Gina. Kamu pikir, selama ini aku hanya diam dan menontonmu terus melakukan hal-hal licik,” ujar Steve.Gina balas menatapnya dengan perasaan tenang. “Apa kamu sadar perbuatanmu ini hanya akan makin merugikanmu? Kamu lupa siapa aku?”Plak!Tiba-tiba Steve menampar pipi Gina sekerasnya. Ada kilatan murka di kedua matanya yang menyala.“Kamu kira, kamulah pusat dunia? Kamulah penguasa dunia ini?” bentak Steve. “Jangan lupakan statusmu yang hanya seorang janda, Gina Duran. Seberapa kaya dirimu, kamu hanyalah janda menyedihkan di mata semua orang,” olok Steve, lalu tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan.Gina tidak menanggapi. Selain karena tubuhnya masih terikat, dia juga tidak ingin menggunakan banyak tenaganya hanya untuk meladeni bualan Steve.Tiba-tiba Steve mencengkeram pipi Gina. “Aku akan menghancurkan hidupmu. Setidak

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 153 Bahaya Datang

    “Masuk!” seru Steve, ketika pintu ruang kerjanya diketuk.Brak!Annie mendobrak pintu cukup keras, dan masuk dengan langkah tegap ke dalam ruang kerja Steve.Steve yang saat itu sedang fokus pada lembar dokumen di depannya, hanya bisa terbelalak. Namun untungnya sang perawat buru-buru menutup pintu kembali, agar pasien tidak dapat melihat keributan itu.“An, ada apa?” tanya Steve heran. “Kamu sadar nggak, kamu sedang marah-marah di rumah sakit?”“Aku tidak peduli!” sentak Annie. Dia kemudian melempar dokumen-dokumen tentang Steve yang telah dikumpulkan Nina untuknya.“Sudah berapa kali kubilang padamu? Jangan coba-coba membodohiku!” maki Annie. “Kamu sengaja mendekatiku, mempertahankan Sean, karena kamu ingin menyelamatkan reputasi dan klinik pribadimu, kan?”Steve tidak mau membuka dokumen itu, karena sadar jika dia sudah tertangkap basah. Yang bisa dia lakukan kini adalah berusaha menenangkan Annie.“An, tenang dulu. Akan kujelaskan semuanya,” pinta Steve, berusaha meraih tubuh Anni

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 152 Dipaksa Berpisah

    “Silahkan Bu Gina,” Rudi mempersilahkan dengan sikapnya yang terus saja pongah.Gina menegakkan posisi duduknya. Dengan mata lebih tajam, dia melipat kedua tangan di atas meja demi saling berhadapan dengan lebih fokus pada Rudi Evan.“Apakah Anda tahu, bagaimana anak saya bisa meninggal?” tanya Gina.“Kenapa Anda … ““Jawab saja, Pak Rudi,” potong Gina. “Apakah Anda tahu, siapa yang menyebabkan anak saya meninggal?”Nafas Rudi tercekat. “J-jadi Anda mengancam saya?”Gina menggeleng. “Saya tidak pernah mengancam siapapun, selama orang itu tidak mengusik saya. Tapi mencampuri urusan pribadi saya, sudah menjadi hal yang tidak akan saya biarkan begitu saja,” terang Gina. “Sepertinya Anda harus tahu tentang itu,”“Jika Damian tahu Sean anak kandungnya, bukankah dia menyesal sudah berpisah dengan Annie?”“Siapa yang meminta mereka berpisah, Pak Rudi? Bukankah, anda sendiri?”Sekali lagi Rudi tercekat. Tidak m

DMCA.com Protection Status